Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Dyah A
Abstrak :
ABSTRAK
Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk menghayati peristiwa atau kejadian di dalam hidupnya. Ada banyak emosi yang dapat dirasakan oleh manusia, dan salah satunya adalah emosi cinta. Cinta dinilai sebagai salah satu hal esensial dalam kehidupan manusia (Strong & DeVault, 1989). Cinta merupakan dasar bagi terbentuknya bermacam-macam hubungan interpersonal.

Ada banyak bentuk cinta. Dalam kebudayaan Yunani dikenal empat bentuk cinta, yaitu: storge, agape, philia dan eros. Tetapi penelitian ini hanya akan memusatkan perhatian pada salah satu bentuk cinta, yaitu eros. Eros seringkali disebut juga sebagai cinta romantik (romantic love) (Rathus, 1993).

Fromm (dalam Peele,1988) mengemukakan bahwa cinta merupakan sesuatu yang unik, sehingga penghayatan cinta bagi setiap individu dalam suatu hubungan akan bersifat unik pula. Brehm (1992) mensinyalir perbedaan tersebut mungkin berkaitan dengan tiga faktor, yaitu: perbedaan jenis kelamin, perbedaan lamanya hubungan yang terjalin dan perbedaan kepribadian individu yang terlibat. Di antara ketiganya, perbedaan jenis kelamin merupakan faktor yang paling berpengaruh.

Hubungan pacaran merupakan salah satu bentuk hubungan intim antara pria dan wanila yang didasari oleh rasa cinta yang kuat atau eros. Pada hubungan tersebut masing - masing pihak akan memperlihatkan penghayatan cinta yang berbeda. Salah satu penyebabnya adalah adanya perbedaan jenis kelamin di antara kedua individu tersebut.

Oleh karena itu penelitian ini hendak melihat adakah perbedaan cinta antara pria dan wanila dalam hubungan pacaran. Untuk menjawab permasalahan tersebut dpilihlah teori Segitiga Cinta dari Stemberg (1988). Teori ini menyatakan bahwa cinta mengandung tiga komponen, yaitu intimacy passion dan commitment. Ketiga komponen ini merupakan pembentuk (building block) cinta dan masing-masing komponen memiliki sifat serta peran yang berbeda. Maka pemasalahan penelitian ini adalah adakah perbedaan komponen- komponen cinta antara pria dan wanita dalam hubungan pacaran?

Dari hasil perhitungan t-test ternyata tidak ditemukan perbedaan antara pria dan wanita untuk ketiga komponen tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh dua hal, yaitu: karena pengaruh budaya sebagaimana yang disinyalir oleh Brehm (1992) atau implikasi dan teknik pengambilan sampel, dimana subyek dalam penelitian ini adalah pasangan pria dan wanita yang sedang berpacaran.

Jika dilihat dari harga rata-rata (mean) untuk setiap komponen, kelompok subyek wanita memberikan penilaian yang Iebih tinggi untuk komponen intimacy dibandingkan dua komponen lainnya. Artinya wanita komponen intimacy yang paling tepat menggambarkan diri serta pasangannya dalam hubungan pacaran Sementara komponen commitment dinilai Iebih sesuai/tepat bagi kelompok subyek pria dibandingkan kedua komponen Iainnya.

Dari penelitian ini juga terlihat bahwa hubungan pacaran pada dewasa muda didasari oleh consumate love, yaitu jenis cinta yang merupakan kombinasi antara ketiga komponen cinta, yaitu; komponen intimacy, passion dan commitment (Stemberg, 1988).
1999
S2597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library