Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djauhari
Jakarta: [publisher not identified], 1960
621.313 3 DJA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
H. Djauhari Thalib
Abstrak :
Pembangunan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, sehingga terwujud visi Indonesia Sehat tahun 2010. Guna mencapai visi tersebut dibutuhkan strategi yang tepat, diantaranya Paradigma Sehat, Profesionalisme, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan Desentralisasi. Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Lampung Utara dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta dilaksanakan secara berkesinambungan dan diperioritaskan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan daerah tertinggal yang berisiko tinggi terhadap kesehatan melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). JPKM merupakan upaya penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan secara paripurna. terstruktur, terjamin kesinambungan dan mutunya serta pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya. Program JPKM bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sampai ketaraf optimal, meningkatkan kemampuan hidup sehat dan produktivitas keria yang tinggi melalui penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan perorangan dan keluarga secara paripurna sesuai kebutuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan anggota JPKM di Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional, dimana data-data dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota JPKM yang terdaftar secara resmi di Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara periode tahun 1998 dan jumlah sampel penelitian adalah 200 orang dihitung dengan menggunakan proportional / stratified random sampling. Pada hasil penelitian ditemukan bahwa anggota JPKM yang masih melanjutkan keanggotaannya pada tahun 1998/1999 hanya 60% dari 200 orang peserta, sedangkan yang 40% tidak bersedia lagi untuk memperpanjang kontrak kepesertaannya. Sebanyak 43,5% responden mengatakan bahwa prosedur berobat ke Puskesmas sulit karena harus membawa surat pengantar dari Kepala Desa, Lurah atau Pengurus LKMD dan pada analisis bivariat terlihat variabel ini berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan JPKM. Demikian juga halnya dengan tarif premi yang harus dibayar anggota, dimana 75,5% mengatakan premi yang harus dibayar terasa mahal. Padahal dibandingkan dengan besarnya penghasilan responden pertahun jumlah premi ini terlihat kecil sekali, tetapi jika dibandingkan dengan tarif Puskesmas terlihat premi JPKM lebih mahal. Pada analisis bivariat variabel lain yang terlihat bermakna adalah pengetahuan anggota mengenai JPKM, sikap petugas Puskesmas dalam memberikan layanan kepada anggota JPKM dan sosialisasi peraturan mengenai program JPKM. Guna mempertahankan dan meningkatkan jumlah anggota JPKM, maka perlu lebih disempurnakan dan disesuaikan program yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat. ...... Analysis on Variables Related with Sustainability of Public Health Maintenance Guarantee Participates at Bukit Kemuning Sub district, North Lampung, Year 1998National Development's goal is to increase public health through all field of development. Health development is one of national development effort, which directed to create awareness, willingness, and abilities of healthy lives for everyone so that Indonesia Health Vision 2010 can be realized. In order to achieve that, good strategy, namely Health Paradigm, Professionalism, Public Health Maintenance Guarantee, and Decentralization are must. The policy of health development in North Lampung District performed in integrated ways, spread all over the places, evenly distributed and reachable by entire public and also sustainability performed. The priority of the goal is the poor, isolated people, which have high risk of health. The Public Health Maintenance Guarantee is a way to maintain health in structured, guaranteed sustainability, qualitative ways, and prepaid. Public Health Maintenance Guarantee program's goals are to improve the health of the public to an optimal level, to increase the ability to live healthy, and to increase the work productivity through proper health maintenance whether it is personally or family done. The goals of this research to obtain any variables that related to sustainability of Public Health Maintenance Guarantee participates in Bukit Kemuning Sub District, North Lampung. It is a descriptive research with cross sectional design where the data were gathered in same time. The population is all of the members of the Public Health Maintenance Guarantee Program in the Bukit Kemuning Sub District, North Lampung, year 1998. Samples are 200 people and counted with proportional / stratified random sampling. In results, members of the Public Health Maintenance Program whom continued their membership were 60% of those 200; the other 40% were not. 43.5% said that the procedures to the Puskesmas were complicated, because they had to bring a letter from the Head Village. In bivariat analysis, it was clear that this variables was related to the sustainability of Public Health Maintenance Guarantee participates. So was the insurance, which had to be paid by the members, 75.5% of them said it was too expensive. Although this insurance was very cheap comparing to the income of the members, but it was more expensive comparing to the Puskesmas' tariff. In another bivariat analysis, the knowledge on Public Health Maintenance Guarantee Program, the attitudes of the Puskesmas' attendants of giving services, and the socialization of the rules on public health maintenance are very meaningful. To maintain and increase the members of the Public Health Maintenance Guarantee program, the program should be improved and matched with the people's needs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Djauhari
Abstrak :
Isi Ringkasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedies aegypti, ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanda penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda bintik merah di kulit akibat pendarahan kulit. Penyakit dimaksud sangat menular dan berbahaya serta persebarannya hampir merata di seluruh Indonesia. Di Kota Pontianak, penyakit tersebut masih diprogramkan pemberantasannya, mengingat setiap tahun kejadian penyakit demam berdarah dengue cenderung meningkat. Sebagai upaya bersama mencegah dan membatasi penyebaran penyakit DBD, telah diterbitkan Keputusan Menteri Kesehatan .Nomor 581/Menkes/SK/VII/1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah. Tujuan diterbitkannya keputusan ini adalah memberikan pedoman kepada masyarakat, petugas kesehatan, dan sektor-sektor terkait lainnya dalam upaya bersama pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang berbahaya tersebut. Walaupun upaya pengendalian penyakit DBD di Kota Pontianak telah dilaksanakan, namun kasus/kejadian penyakitnya cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini kemungkinan disebabkan kondisi lingkungan dan partisipasi masyarakat yang masih rendah. Untuk itu telah dllakukan suatu penelitian ilmlah yang menghubungkan kondisi lingkungan dan partisipasi masyarakat dengan pemberantasan demam berdarah. Tujuan umum penelitian ini adalah meningkaban taraf kesehatan masyarakat melalui ldentifikasi faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit DBD di Kota Pontianak. Desain penelitian yang digunakan adalah mode survei yang bersifat studi deskiptif cross sectional. Istilah cross sectional dihubungkan dengan waktu pengambilan sampel yang dilakukan pada satu saat tertentu, tidak diabaikan Intervensi atau perlawan pada populasi atau sampel saat dilakukan penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2003 di Kota Pontianak, Kalimantan Barat Data primer diambll dari responden yang terpilih dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner yang telah diuji coba terlebih dahulu kepada Kepala Keluarga di lokasi penelitian. Data sekunder sebagai data penunjang diperoleh dari Instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan, Badan Pusat Statistik,, Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan. Besarnya sampel yang digunakan adalah 399 KK yang tersebar di 3 Kelurahan (Sungai Bangkong, Sungai Lawi Luar, dan Sungai Lawi Dalam). Instrumen penelitian berupa kuesioner yang terbagi menjadi 4 bagian, yaitu: Kondisi Lingkungan (17 item), Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PSP) sebanyak 15 item, Partisipasi Masyarakat (10 item), dan Pengendalian Penyakit (10 item). Hasil penelitian diolah menggunakan perangkat lunak komputer, sebagai berikut: 1. Pengaruh umur, pendidikan, pendapatan dan PSP terhadap partisipasi masyarakat. Koefisien korelasi ganda R (multiple R) sebesar 0,755 menyatakan besarnya derajat hubungan antara variabel terikat (partisipasi masyarakat) dan variabel bebas (umur, pendidikan, pendapatan, dan PSP). Koefisien Determinasi (R Square = R2) sebesar 0,570 artinya 57,0% keragaman nilai partisipasi masyarakat ditentukan oleh besarnya nilai umur, pendidikan, pendapatan, dan PSP. Berdasarkan analisis ragam (nilai F) diperoteh hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah bersifat nyata. Dengan uji t diperoleh hasil bahwa koefisien regresi PSP mempunyai pengaruh yang besar/kuat terhadap partisipasi masyarakat, sedangkan koefisien regresi umur, pendidikan, dan pendapatan berpengaruh kecil/lemah terhadap variabel terikat partisipasi masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, sedangkan secara parsial maka variabel PSP yang berpengaruh nyata. 2. Hubungan Kondisi Lingkungan dan Partisipasi Masyarakat dengan Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Dengan menggunakan perhitungan Korelasi Produk Mornen Pearson, didapatkan bahwa korelasi antara kondisi lingkungan dan pengendalian penyakit DBD mempunyai R hitung= 0,088 (lebih kecil dari R label= 0,116) pada tingkat signifikansi 0,01. Ini berarti bahwa kondisi lingkungan berhubungan sangat lemah terhadap pengendalian penyakit DBD. Sedangkan hubungan antara partisipasi masyarakat dan pengendalian penyakit DBD mempunyai R hitung= 0,826 (lebih besar dari R label= 0,116) pada tingkat signifikansi 0,01. Ini berarti bahwa terdapat hubungan positif yang tinggi/kuat dan signifikan antara partisipasi masyarakat dengan pengendalian penyakit DBD. Berdasarkan uraian pendahuluan, hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
  1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit DBD di Kota Pontianak sudah cukup baik.
  2. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DBD dan akibat yang ditimbulkannya sudah cukup baik.
  3. Sikap masyarakat Kota Pontianak mengenai penyakit DBD dan upaya pengendaliannya sudah cukup baik.
  4. Perilaku masyarakat Kota Pontianak dalam upaya pengendalian penyakit DBD sudah cukup baik.
  5. Faktor umur, pendidikan, pendapatan, dan PSP secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat Namun demikian, secara parsial hanya PSP yang berpengaruh besar tehadap partisipasi masyarakat, sedangkan umur, pendidikan, dan pendapatan mempunyai pengaruh yang kecil pada partisipasi masyarakat.
  6. Kondisi lingkungan mempunyai hubungan yang sangat lemah dengan pengendalian penyakit, sedangkan partisipasi masyarakat mempunyai hubungan yang tinggi/kuat dengan upaya pengendalian penyaktt DBD.
Daftar Kepustakaan : 32 (1967-2003)
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a spreaded disease caused by dengue viruses and carried by Aeries aegypti mosquito. It's indicated by sudden fever between 2 to 7 days without any certain causes, weak, restless, solar plexus painful, marked by red dot on the skin, due to the skin bleeding. DHF is a very dangerous spreadable disease. It spreads throughout area of Indonesia. In Pontianak (West Kalimantan), DHF has been programmed in the eradication as the increase number year after year. The Minister of Health has issued a Decree Number 581/Menkes/SK/VII/1992 about Eradication of DHF. The aim of decree to give the guidance for public, health officer and other related sectors. Although the control effort had been executed in Pontianak, cases of this disease trends to increase in every year. It's probably caused by the bad environment conditions as well the lark of community participation. Therefore, a scientific research has been done to correlate the environment condition and community participation with the control of DHF. The general aim of this research to increase standard of public health through environment factors identification and factors influence the community participation in control of DHF in Pontianak. Research design use a descriptive cross sectional survey method. The term of cross sectional related to the interpretation of sample in certain time, without intervention or treatment on the population or sample in research. The research has been conducted on May until! June 2003 in Pontianak, West Kalimantan. Primary data taken from choosen respondents by interview with previously tried out questionaire to the head of household. Sustained secondary data taken from the related institution, for example Health Service,' Statistic Center Agency, District Office and Village Office. Sample scale is 399 head of household spread over 3 villages (Sungai Bangkong, Sungai Jawi Luar and Sungai Jawi Dalam). The research instrument is a questionaire divided by 4 parts. Environment Condition (17 items) 15 items of Behavior and Attitude Knowledge (PSP), Community Participation (10 items) and Control of DHF (10 items). The result of the research was processed by computer software as follows: 1. Influence of Age, Education, Income and PSP with the Community Participation Double correlation coefficient R (R Multiple) as 0,755 indicates the standard of correlation between dependent variables (Community Participation) and independent variable (Age, Education, Income and P5P). Coefficient of Determination (R Square= R2) as 57,0% variation of community participation value determined by the age value, education income and PSP. In the variances analysis (F value) obtained a significant correlation between dependent variable and independent variable. By t test obtained a result that the coefficient of regression PSP is significant at the 0,05 level; while age, education, income is not significant influenced the dependent variable. Therefore, ft can be concluded that simultaneously independent variable really influence dependent variable, while partially PSP variable is really influence. 2.The Relationship of The Environment Condition and Community Participation with The Control of DHF Using the calculation of Pearson Product Moment (PPM) correlation, obtained the relationship between environment condition and DHF control has R calculation= 0,088 (less than R table= 0,116) is significant at the 0,01 level. It means the environment condition has not significant correlation with the DHF control. While relationship between community participation and DHF control has R calculation= 0,826 (more than R table=0,116) is significant at the 0,01 level. It means there as positive and significant correlation between community participation and DHF control. From the previous explanation, result of the research and investigation, can be concluded:
  1. Proper level of the community participation on the effort of DHF in Pontianak.
  2. Proper level of community knowledge on the effort of DHF.
  3. Good attitude of Pontianak people on DHF and its control.
  4. Good habit of Pontianak people on the effort of DHF control.
  5. Age, education, income, and PSP influenced the community participation. However, only PSP partially influenced the community participation; while age, education, and income do not influence the community participation.
  6. There is a close relationship between environment condition and community participation with the effort of controlling DHF in Pontianak.
Number of References: 32 (1967 - 2003)
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emyda Djauhari S.
Abstrak :
Resorpsi apikal akar pada perawatan ortodonti adalah suatu hal yang biasa terjadi, tapi hal ini secara klinis tidak bermakna. Resorpsi apikal akar tidak baik untuk fungsi dan retensi apabila resorpsi akar sudah mencapai setengah dari panjang akar. Keadaan seperti ini dapat berpengaruh terhadap kestabilan dari hasil akhir perawatan ortodonti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan, bahwa perawatan ortodonti dengan tehnik Begg tidak menyebabkan resorpsi pada apikal akar gigi molar satu bawah, yang dipakai sebagai penjangkar. Sampel penelitian diambil dari 23 kasus maloklusi kelas 1 dan kelas II. Data diolah dengan uji student t- test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, terjadinya pemendekan panjang akar gigi pada sebagian sampel, sebelum dan sesudah perawatan . Ini berarti terjadi resorpsi akar gigi, akan tetapi perbedaan panjang akar gigi tersebut secara statistik tidak berrnakna.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Djauhari
Abstrak :
Penyederhanaan jaringan telekomunikasi nasional adalah suatu upaya dalam mengelola jaringan secara efisiensi untuk memberikan pelayanan telekomunikasi nasional dimasa mendatang yang cenderung meningkat dan semakin beragam menuju pelayanan multimedia. Upaya penyederhanaan jaringan masa datang dilakukan dengan menerapkan konfigurasi jaringan nasional dengan hirarki lebih sederhana dan memperbesar kapasitas sentral-sentral penyambungan yang berorientasi pada penerapan jaringan pita lebar. Sental-sentral dengan kapasitas besar yang disusun secara lebih sederhana akan berpengaruh pada kemudahan pengoperasian di lapangan.
National Network Simplification is an efficiently network management effort in order to offer national telecommunication services according to development of services in the future. The future services would tend more varity which need more bandwidth facilities and to be run by broadband network. The future network simplification effort is guided by implementing new national network configuration so that one could find simple hierarchy as well as high switching capacity. By having several high capacity switching equipment and putting them in national network will keep management doing much better.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Djauhari
Abstrak :
ABSTRAK
lnfeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat selama seseorang berada di rumah sakit. Infeksi nosokomial tidak hanya menyerang yang dirawat tetapi juga penderita yang berobat dan setiap orang yang berada di rumah sakit. Dengan persyaratan pada waktu masuk rumah sakit penderita belum terinfeksi dan tidak berada dalam masa inkubasi penyakit tersebut.

Selain meyebabkan morbiditas dan mortalitas, infeksi nosokomial akan menambah beban tenaga dan biaya baik bagi rumah sakit maupun penderita dan keluarganya.

Ada empat macam infeksi nosokomial yang menonjol yaitu infeksi luka operasi (ILO), infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran napas (ISN) dan bakteriemia.

Dari keempat macam infeksi nosokomial itu, 42% adalah infeksi nosokomial saluran kemih (INSK) dengan angka infeksi 2,39 per 100 kunjungan dan 47 - 75 persen infeksi nosokomial saluran kemih terjadi akibat tindakan urologik terutama sekali kateterisasi kandung kemih.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya infeksi nosokomial saluran kemih pada penderita yang memakai kateter kandung kemih di unit rawat inap RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawan Djauhari
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi pada dekade 80an hingga pertengahan 90an membawa sejumlah dampak positip seperti tingkat pertumbuhan ekspor dan meningkatnya jurnlah investasi asing di Indonesia. Kondisi ini melahirkan kebutuhan terhadap suatu layanan pengantaran dokumen dan barang ke berbagai tempat di dunia; terutama dari kalangan eksportir dan perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan ini hadirlah sejumlah perusahaan yang dikenal sebagai penyedia jasa kurir internasional.

Membesarnya pasar potensial membuat semakin banyak pihak yang tertarik untuk terjun ke industri jasa kurir internasional. Kondisi ini tidak terlepas dari anggapan sebagian orang bahwa dengan modal yang relatif kecil maka seseorang sudah dapat memulai suatu usaha jasa kurir yang melayani wilayah tertentu. Kemudian apabila hendak melakukan pengiriman internasional, maka mereka cukup bekerjasama dengan sejumlah perusahaan kargo; baik di dalam maupun di luar negeri. karena itu menjamurlah perusahaan jasa kurir di Indonesia; Asperindo mencatat ada lebih dari 700 buah perusahaan yang terdaftar, dengan layanan yang bervariasi mulai dan dalam kota hingga internasional.

Beberapa perusahaan jasa kurir asing yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di bidang ini ternyata juga tertarik dengan pasar Indonesia. Apabila pada pertengahan tabun 70an hanya ada DHL, maka pada dekade 80an muncul nama nama seperti TNT, Federal Express (FedEx), United Parcel Service (UPS), dan Airborne Express. Berbeda dengan perusahaan jasa kurir lokal, para pemain asing ini datang dengan sumberdaya dan kapabilitas yang sangat besar. Mulai dari segi armada untuk kegiatan operasional, fasilitas pendukung di berbagai negara, teknologí informasi yang canggih, hingga sumberdaya keuangan. Karena itu tidaklah mengherankan apabila persaingan diantara mereka berlangsung sangat ketat; terlebih mengingat kemampuan yang dimiliki nyaris setara.

Sehubungan dengan kondisi persaingan yang terjadi, maka penelitian dilakukan terhadap PT flirotika Semesta selaku pemegarig lisensi DHL di Indonesia. Tujuannya agar dapat mengetahul dan menganalisa Iangkah-Iangkah yang telah dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasarnya saat ini. Diharapkan hasil analisa dapat menjadi bahan untuk memberi masukan berharga dalam penyusunan strategi pemasaran DHL di Indonesia.

Metode penelitian dilakukan secara Exploratory yaitu penelitan tidak terstruktur, informal, dan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sifat umum dari suatu masalah. Data yang dikumpulkan berupa data-data sekunder; baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan, serta wawancara dengan sejumlah orang yang dlanggap mengetahui tentang masalah ini.

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa pasar jasa kurir di masa mendatang dapat terus berkembanig. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekspor, nilai investasi asing, serta munculnya transaksi perdagangan elektronlk melalui Internet. Daya tarik industri ini didukung pula oleh analisa ¡ndustni dengan Porter ?s competitive forces yang menunjukkan tingginya potensi keuntungan pada industri jasa kurir intemasional; karena kekuatan yang tinggi hanyalah persaingan antar pemain yang ada.

Segmentasi bagi produk DHL dibedakan antara untuk pasar konsumsi dan pasar industri. Pada pasar konsumsi digunakan segmentasi demografis dan berdasarkan rnanfaat yang diberikan. Sedangkan untuk pasar industri dilakukan dengan segmentasi makro dan mikro. Kendala terbesar yang dihadapi dalam penelitian ini ialah sulitnya memperoleh data untuk melakukan segmentasi di pasar industri, karena data yang ada sangat terbatas atau sulit diperoleh. Pemilihan pasar sasaran (targeting); baik di pasar konsumsi maupun industri, didasarkan pada kemampuan daya beli dan kebutuhannya. Pertimbangan ini penting mengingat bahwa positioning yang ditawarkan perusahaan ialah secara fungsional, jadi menawarkan kecepatan, keamanan, dan ketepatan waktu.

Temuan menunjukkan bahwa persaingan antar pemain teradi pada tingkat augmented product berupa manfaat atan fitur tambahan bagi pelanggan. Misalnya berbagai kemudahan dalam proses pengiriman dan pelacakan lewat Internet. Faktor harga tampaknya bukan merupakan faktor penentu persaingan. Dari segi distribusi menunjukkan perlunya dibuat outlet ban di sejumlah daerah potensial. Sedangkan dari segi promosi tampaknya ada masaiah berupa rendahnya awareness di pasar konsumsi. Kondisi ini mengharuskan DHL untuk melakukan berbagai upaya promosi secara lebih efektif dan efisien.

Kelemahan utama dari penelitian ini ialah tidak diperolehnya persepsi konsumen mengenai kualitas jasa atan pelayanan yang diberikan DHL Indonesia. selain itu data-data dan perusahaan pesaing juga sangat terbatas. Kedua hal ini masih diperparah lagi oleh kenyataan bahwa banyak pelanggan perusahaan yang meminta petayanan khusus. Akibatnya informasi menjadi sangat tidak lengkap, sehingga tidak dapat dibuat suatu peta persepsi pelanggan (perceptual map) mengenai posisi persaingan perusahaan jasa kurir intemasional ataupun suatu tabel perbandingan antar perusahaan yang bermakna.
2001
T1561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Djauhari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensi PNS Badan Kepegawaian Negara RI dalam membayarkan zakat profesinya pada BAZNAS. Theory of Planned Behavior yang dimodifikasi dengan tambahan variabel Literasi Zakat PUSKAS BAZNAS menjadi dasar landasan teori penelitian ini. Metode penelitian berupa kualitatif survey dan menggunakan SEM-PLS (Structural Equation Modelling-Partial Least Square) sebagai alat analisisnya. Sampel berupa 119 orang PNS BKN yang bertugas di BKN RI Pusat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan zakat tidak berpengaruh secara langsung terhadap intensi membayar zakat ASN, namun secara bersama-sama dengan variabel lainnya, yaitu Attitude Towards Behaviour, Subjective Norms dan Perceived Behavioral Control mempengaruhi intensi membayar zakat PNS BKN. Variabel Attitude Towards Behaviour dan Perceived Behavioral Control mempengaruhi intensi membayar zakat PNS BKN sedangkan variabel Subjective Norms tidak berpengaruh terhadap intensi membayar zakat PNS BKN ......This study studies the factors that influence the intention of the Civil Servants of Badan Kepegawaian Negara RI in paying their zakat profession at BAZNAS. The Theory of Planned Behavior which is modified with the addition of Zakat Literacy by PUSKAS BAZNAS’s variable, form the basis of this research theory. The research method using qualitative survey and SEM-PLS (Structural Equation Modeling-Partial Least Square) as an analysis tool. The sample consisted of 119 BKN civil servants who were assigned at BKN RI Pusat. Results indicated that zakat knowledge had no direct effect on BKN civil servants’s intention to pay zakat, but jointly with other variables, Attitude towards behaviour, Subjective norms dan Perceived Behavioral control, had significant effects on BKN civil servants’s intention to pay zakat. Attitude towards behaviour and Perceived Behavioral control had significant effects on ASN intention to pay zakat. Subjective norms had no significant effects on BKN civil servants’s intention to pay zakat.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Djauhari
Abstrak :
Dalam teknologi informasi saat ini multimedia merupakan salah satu aspek yang sangat digemari. Salah satu teknologi baru yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan manusia adalah multimedia melalui jaringan internet atau yang lebih dikenal dengan nama Multimedia Over Internet Protocol (MoIP). Agar komunikasi dapat dilakukan maka diperlukan sebuah gatekeeper yang berfungsi sebagai central point untuk semua call dan memberikan layanan kontrol call ke endpoint-endpoint. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis, pengumpulan data, dan perancangan. Perancangan program manajemen user dibuat untuk melakukan fungsi - fungsi manajemen pada user seperti misalnya registrasi, mengganti nomor telepon, unregister user, dan sebagainya. Kualitas gambar pada endpoint mempengaruhi besarnya bandwidth dan delay yang terjadi saat endpoint saling berkomunikasi. ......One of new technology which can fulfill community need is multimedia by internet system or it's more famous with multimedia over internet Protocol (MoIP). In order community can communicate are needed gatekeeper which function for central point to all call and give control call service end point to end point. Method of research use analyst data collection and design. Design of user management program have been for do function of user like registration, change number of phone, and register user, etc. The qualities of picture on MoIP can influent large of bandwidth and result of value when end point communicate each other.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Djauhari
Abstrak :
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang yang prevalensinya akan meningkat sebagai akibat dari transisi epidemiologi yang sedang berlangsung. Transisi epidemiologi berpenganth terhadap pola penyebab kematian. Permasalahan kesehatan akan bergeser dari masalah-masalah organobiologis menjadi masalah yang berbasis perilaku. Melihat adanya kecenderungan prevalensi DM di berbagai daerah, terutama di kota-kota besar akibat peningkatan kemakmuran, perubahan gaya hidup dan bertambahnya usia harapan hidup maka, dapat dipahami bila dimasa yang akan datang akan berkembang menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia. Merujuk pada hasil survei atau penelitian di bidang penyakit tidak menular angka prevalensi diabetes melitus mengalami peningkatan yang cukup bemakna, hasil SICRT tahtm 2003 menunjukkan angka sebesar 14,7 % di perkotaan dan 7,2 % pedesaaan, yang berarti DM merupakan masalah kesehatan yang cukup serius di masa rnendatang. Diabetesi yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai tentang standar diet yang tepat sena mengaplikasikannya dalam diet sehari-hari maka berat badan dan kadar glukosa darahnya dapat dikendalikan dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi yang mendalam tentang pengetahuan, persepsi, sikap, miotivasi diabetesi tipe 2 dalarn melaksanakan terapi dietnya dan peranan, dukungan dari keluarga serta tenaga kesehatan di RSUD Sekanvangi tahun 2007. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik FGD dan wawancara mendalam. Informan seluruhnya berjumlah 61 orang, terdiri dari 53 informan diabetesi , 4 orang informan keluarga diabetesi dan 4 orang informan petugas kesehatan. Hasil penelitian rnenunjukkan, pengetahuan informan tentang penyebab DM, gejala DM., pen.gobatan DM, tujuan diet DM, pengertian gula darah, nilai normal gula darah, dan cara mengendalikan gula darah sudah cukup baik. Hal ini disebabkan intbrman penderita sudah cukup mendapatkan intbrmasi dari berbagai surnber baik raisalnya tenaga kesehatan, majalah kesehatan, tv dan teman yang sudah mempunyai pengalaman. Informan dengan kadar glukosa darah tidak terkendali tidak merasakan ancaman apapun apabila mereka tidak melaksanakan diet. Informan dengan kadar glukosa darah terkendali merasakan akan ada ancaman apabila mereka tidak melaksanakan diet, hal ini dikarenakan komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut tidak cepat dirasakan oleh penderita. Beberapa hal yang dapat disarankan untuk penanganan diabetes tipe 2 di RSUD Sekarwangi diantaranya, pernbentukan tim edukator 1DM, tim asuhan gizi, penyuluhan terpadu, klinik diabetes terpadu, kerjasama dengan dinas kesehatan dalarn hal ini puskesmas dan melakukan kunjungan rumah. ......Diabetes mellitus is chronic disease that prevalence always increases as consequence from epidemiology transition and health transition in progress. Epidemiology transition will affect death came pattern. Health issues will shift from oranobiology issues into behavior basis problems. Perceive DM prevalence trend in various country, especially in big cities as consequence of prosperity improvement, lifestyle change and increasing lifespan, so that perceivable if in future period will developed as one of the main disease cause and death in Indonesia. SKRT in 2003 has found rural 14,7 % and urban 7,2 % that means DM is seriously problem. DM patient that has knowledge, attitude and adequate ability toward exact diet standard and implementing it everyday subsequently weight and blood glucose level could controlled properly so that could prevent further complication. Research objective is recognize significant information toward knowledge, perception, attitude and motivation of DM type 2 patient in performing diet therapy and role, support from family and health force at RSUD Sekarwangi year 2007. This research using qualitative method with Discussion Group focuses technique and significant interview. Total informants are 61 people; consist of 53 patient informants, 4 patient family informants and 4 health officer informants. Research result shows that knowledge of patient informant toward DM causes, DM symptoms, DM medications, DM diet purposes, blood sugar interpretation, blood sugar normal value and controlling blood sugar is quite good. It because of patient informant has obtained enough information from various sources such as health officer, health magazine, TV and experienced friends. Informant with uncontrolled blood sugar level does not feel any threat if they are implementing the diet. Informant with controlled blood sugar level does feel threat if they are not implementing the diet. It caused by complication that appear from the disease not felt by patients. Several things that suggested for DM type 2 patient treatments at RSUD Sekarwangi concerning education team, nutritional team, DM clinics, give first-rate service besides in hospital and conduct house visit.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>