Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djaelani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Kepemimpinan dan Pelatihan dengan Motivasi kerja pegawai didalam melaksanakan tugas-tugas pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor. Didasarkan pada pengalaman empiris dapat diindikasikan bahwa pegawai yang dimiliki Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor mempunyai motivasi kerja yang rendah. Hal ini disebabkan 1). sebagian pegawai mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sarjana dengan jurusan dan keterampilan yang berbeda, .sedangkan pemasyarakatan mempunyai jalur pendidikan khusus untuk mempersiapkan sumber daya manusianya yaitu AKIP ( Akademi Ilmu Pemasyarakatan ), sehingga kemampuan dan keterampilan dalam bidang pembinaan pemasyarakatan yang dimiliki pegawai sangat terbatas, 2). Pegawai yang ada sebagian berasal dari Departemen Penerangan dan Depertemen Sosial dengan Budaya kerja yang berbeda 3). kurang meratanya Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pemasyarakatan. 4) kurangnya tingkat kesejahteraan pegawai . Kenyataan lain yang dapat dilihat yaitu masih adanya gangguan keamanan dan ketertiban seperti terjadinya perkelahian antara sesama tahanan / narapidana yang bahkan dapat menyebabkan kematian, adanya tahanan 1 narapidana yang melarikan diri dari lembaga pada siang hari tanpa melakukan bobol genteng atau peralatan lain, adanya bekas narapidana yang berulang kali masuk lembaga, sedangkan rendahnya motivasi pegawai dapat dilihat dari tingkat kehadiran yaitu : tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, datang terlambat / tidak ikut apel pagi, datang absen pagi keluar kantor tanpa alasan yang jelas dan datang kembali waktu absen pulang serta datang pagi akan tetapi tidak menggunakan waktu sebagaimana mestinya. Dengan dasar latar belakang tersebut diatas dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian seperti : 1. Adakah hubungan antara Kepemimpinan dengan motivasi pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor. 2. Adakah hubungan antara Pelatihan dengan Motivasi Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor. 3. Adakah hubungan antara Kepemimpinan dan Pelatihan Secara bersama-sama dengan Motivasi Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor. Sebagai faktor motivasional seorang pimpinan mutlak perlu menyusun program yang sistematik untuk mengembangkan bawahan baik jalur formal maupun informal, karena pentingnya pengembangan sebagai bagian integral dari usaha memberikan motivasi, maka jalur formal harus ditempuh melalui program pendidikan dan pelatihan bagi pegawai. Dalam penelitian ini digunakan konsep atau teori kepemimpinan yang efektif dengan lima landasan manajerial yang kokoh dari Chapman yang dikutip Dale Timpe dalam Hasibuan, konsep Pelatihan menggunakan teori Arep dan Mangunegara, den konsep motivasi menggunakan teori dua faktor dari Herzberg. Untuk mencari jawab atas pertanyaan penelitian diatas, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Survey yaitu dengan teknik menyebarkan kuesioner. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan Teknik insidental sampling, sedangkan penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan Rumus Al-Rasyid. Dari 61 sampel yang ditetapkan untuk mewakili populasi sejumlah 155 orang, telah disebarkan sebanyak 66 eksemplar angket dan semuanya kembali. Dari data yang telah diuji validitas dan reiiabilitasnya maka dilakukan analisis korelasi Spearman Rank, Analisis korelasi Banda dan uji Signifikansi F hitung. dengan hasil : 1. Adanya hubungan yang positif, positif dan signifikan antara Kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor. 2. Adanya hubungan yang positif, kuat dan signifikan antara Pelatihan dengan Motivasi kerja pegawai Lembaga pemasyarakatan Klas II A Bogor. 3. Adanya hubungan yang positif, kuat dan signifikan antara Kepemimpinan dan Pelatihan secara bersama-sama dengan motivasi kerja pegawai Lembaga pemasyarakatan Klas IIA Bogor. Dari hasil penelitian, disarankan untuk dapat meningkatkan dan memperbaiki motivasi pegawai dengan cara memperbaiki kualitas kepemimpinan, Pelatihan dan motivasi terutama indikator-indikator yang masih menjadi masalah dengan Cara bersama-sama atau parsial.
This research is done with an objective of exploring the relation between leadership and training with work motivation of officers in doing their rehabilitation duties for the inmates at the Class 2A Correctional Institution of Bogor. According to empiric experience, it indicates that almost all of the officers have minimum work motivation. This caused by: 1) some of the officers have different education background, from the elementary school until university with different kind of specialization, and also there is a special education program, that is AKIP (Akademi Ilmu Pemasyarakatan/Academy of Sociology Science), so the ability on rehabilitation program for the officers is limited; 2) Some of the officers transferred from the Department of Information and Social Works, which have different job description; 3) The training and education about Socialization system is not spread enough; 4) Incomplete salary for officers. Another reality shows that there still have security obstruction, for example fight between inmates that can cause death, inmates run away from prison without open the ceiling in the afternoon, recidivist that come back again to the jail. Minimum work motivation can be shown from the level of absence officer not come to the office without any permission, officers come too late, go home before the time, and also come to the office but not using the work time properly. Base on these realities, it can be formulated some problems in the research, such as 1. Is there any relationship between leadership with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor? 2. Is there any relationship between training with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor? 3. Is there any relationship between leadership and training together with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor? As the motivational factor, a leader should draw a systematical program to develop the employee from formal or informal lines. But it's better if a leader takes the formal line by education and training. In this analysis, we use Chapman's Effective Leadership Concept with 5 managerial bases, taken from Dale Timpe by Hasibuan, Training Concept using Mangunegara and Arep's theory, and Motivation Concept using two factor theory of Herzberg. To have the answers from the questions, we collect the data using survey method that is by spread questioners. The technique to collect the data is using Incidental Technique sampling, and to decide the number of samples, we using Al-Rasyid's formula. From 61 samples which represent the population of 155 employees, it has been distributed 66 sheets of questioners, and all of them are back. From the data that the validity and the reliability already tested, we make analysis Spearman Rank correlation, double correlation analysis, and F Significant test. And the results are: 1. There is a positive and significant relationship between leadership with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor. 2. There is positive, strong, and significant relationship between training with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor. 3. There is positive, strong, and significant relationship between leadership and training together with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor. From this analysis, we suggest to improve and correct the officers' motivation by improving the quality leadership, training and motivation, especially on the indicators that still become dilemma, done together or partial.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djaelani
Abstrak :
PT. X merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bisnis pengemasan lunak dan menghadapi tantangan untuk memelihara daya saingnya dan meningkatkan produktifitasnya dalam sebuah sistem pemanufakturan job order. Tingginya tingkat ketidakpastian, keragaman dan kedatangan dalam permintaan terhadap jenis, jumlah, dan waktu tunggu produk-produk yang dipesan merupakan tantangan terberat yang dihadapi PT. X dalam melakukan kegiatan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan. Pada tahun 1993 telah dilakukan penelitian di PT. X untuk merumuskan penerapan sistem MRP dan dievaluasi oleh penelitian berikutnya pada tahun 2000 yang memperhitungkan faktor scrap, stok pengaman, dan alokasi material yang tidak diperhitungkan pada penelitian sebelumnya. Namun kedua hasil penelitian tersebut belum dapat diterapkan, karena kendala utama perencanaan produksi dan persediaan dari pemanufakturan job-order yang dialami PT. X belum terjawab. Kendala tersebut adalah pada frekuensi dan variasi permintaan yang tinggi, serta tidak efektifnya penentuan proyeksi kebutuhan yang akan datang sebagai masukan penting dari sebuah sistem MRP. Pada perencanaan dan pengendalian tingkat persediaan, tingginya variasi jenis dan komposisi bahan baku mengharuskan dilakukannya analisis ABC untuk efisiensi pengelolaan bahan baku sehingga pengelolaan dengan sistem tertentu dapat lebih dikonsentrasikan pada bahan-bahan baku yang menyumbang tingkat pengeluaran terbesar pertahun. Sedangkan tingginya ketidak pastian dalam tingkat permintaan terhadap bahan-bahan baku itu menuntut adanya penentuan tingkat minimum persediaan bahan-bahan baku dengan pengeluaran besar tersebut, sehingga permintaan terhadap bahan-bahan baku itu akan selalu dapat terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan aspek biaya persediaan yang ekonomis. Dengan demikian, pada penelilian ini dilakukan analisis ABC, analisis biaya persediaan, analisis tingkat persediaan dan analisis service level dalam menentukan tingkat persediaan minimum untuk bahan-bahan baku dengan tingkat pengeluaran yang tinggi dalam satu tahun.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S49634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Djaelani
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini berjudul Kaitan Budaya Perusahaan, Iklim Organisasi, Kepemimpinan, Rancangan Pekerjaan, dengan Keluaran Perilaku di PT. INTI (Persero). Rumusan masalah yang diajukan adalah: a. Sejauhmana Budaya Perusahaan dan Iklim Organisasi mempengaruhi Kepemimpinan ?, b. Sejauhmana Kepemimpinan mempengaruhi Rancangan Pekerjaan ?, dan c. Sejauhmana Rancangan Pekerjaan mempengaruhi KeIuaran Perilaku /Behavioral Outcomes ?

Dari rumusan masalah ini, dibuat hipotesis sebagai berikut :

a. Model 1. Ho : β1 =0 ; Ho : β1 # 0

b. Model 2. Ho : β43 =0 ; Ho : β43 # 0

c. Model 3. Ho : β54 =0 ; Ho : β54 # 0

Dari hasil analisa dengan menggunakan Path Analysis pada taraf 5 % dapat diketahui bahwa : a. Pengaruh langsung Budaya Perusahaan dan Iklim Organisasi lebih besar daripada pengaruh tidak langsungnya, b. Kepemimpinan mempengaruhi secara nyata Rancangan Pekerjaan, dan c. Rancangan Pekerjaan merupakan salah satu variabel yang paling besar mempengaruhi variabel terikatnya ( Keluaran Perilaku).

Jika dalam suatu organisasi terdapat masalah yang disebabkan oleh kurang baiknya dalam perancangan pekerjaan maka sudah dapat dipastikan bahwa organisasi tersebut berjalan tidak efisien.

Kegagalan dalam perancangan pekerjaan akan menyebabkan kegagalan dalam integrasi sasaran, ketidakberfungsian kelompok-kelompok kerja dan dan pada akhirnya adalah ketidakpuasan pegawai.

Untuk merancang suatu pekerjaan yang memadai tidak hanya diperlukan kemampuan konseptual dari para unsur pimpinan yang ada tetapi juga diperlukan seperangkat kebijakan yang dapat memberikan iklim yang kondusif yang dilandasi nilai-nilai bersama yang ada dalam perusahaan dan dilaksanakan secara konsisten.

Nilai wibawa seseorang ditentukan oleh kemampuan argumentasinya, karena itu penempatan seseorang pada posisi pimpinan salah satunya harus memperhatikan kemampuan ini, sehingga mampu mempengaruhi bawahannya maupun orang lain, mampu menjelaskan metoda-metoda baru yang lebih baik untuk dilaksanakan, mampu menyelesaikan persoalan-persoalan antar departemen dengan efektif.

Dalam membuat rancangan pekerjaan harus mengkaitkan dengan kebijakan imbalan dan karir secara jelas, sehingga rancangan pekerjaaan dapat berfungsi sebagai salah satu sumber motivasi pegawai untuk bekerja lebih giat.
1995
T1297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Djaelani
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Husni Djaelani
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joyce S.H. Djaelani
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S2437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arry Djaelani
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S22197
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Fabian Djaelani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perilaku campuran aspal dengan penambahan geopolimer menggunakan alkali natrium silikat. Tiga tipe dilakukan dalam pencampuran dengan aspal, yaitu Tipe I dengan geopolimer sebanyak 10% dari aspal, Tipe II dengan geopolimer sebanyak 20% dari aspal dan Tipe III dengan Geopolimer sebanyak 30% dari aspal. Mekanisme pencampuran dilakukan dengan pencampuran natrium silikat dan natrium hidroksida terlebih dahulu sebelum dicampur dengan abu terbang dan air, setelah itu dicampur dengan aspal yang telah dipanaskan hingga suhu 110-120°C. Didapatkan persentase stabilitas yang semakin menurun seiring dengan bertambahnya Geopolimer.
Research was conducted to analyze the behavior of asphalt mixtures with the addition of alkali geopolymer using natrium silicate. Three types of mixing conducted, Type I with geopolimer as much as 10% of asphalt, Type II with geopolymer as much as 20% of asphalt, and Type III with geopolymer with as many as 30% of the asphalt. The mechanism of mixing is done by mixing natrium silicate and natrium hidroxide before mixed with fly ash and water, then mixed with the asphalt that has been heated to a temperature of 110-120°C. Decreased stability percentage obtained in line with the increase in geopolymer.
2009
S50463
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library