Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diyan Pratiwi
"Notaris merupakan pejabat umum yang ditunjuk langsung oleh Undang-Undang untuk membuat akta otentik. Produk akta otentik yang dibuat notaris adalah produk intektual yang merupakan cerminan dari kapital intelektual si notaris. Oleh karena itu notaris mempunyai tanggung jawab untuk merahasiakannya karena akta yang dibuatnya merupakan arsip negara. Notaris tidak dapat dituntut pertanggung jawabnya baik pidana maupun perdata apabila notaris tersebut telah menjalankan tugasnya sesuai yang terdapat pada Undang-Undang karena tugas yaitu untuk mengkostantir kata-kata yang dikemukakan oleh penghadap/klien. Maka dari itu, apabila notaris dipanggil oleh penyidik untuk diperiksa dibuatlah aturan khusus harus melalui persetujuan dari Majelis Kehormatan Notaris sebagaimana terdapat dalam aturaan perlaksana dari UUJN 2/2014 yaitu Permenkumham 7/2016, hal ini berbeda dari KUHAP karena adanya asas lex specialis de rogat lex generalis . Penelitian ini berbentuk penelitian yuridis normatif. Data diolah dengan menggunakan metode kualitatif dengan mendiskripsikan data berupa data primer dan data sekunder untuk kemudian dilakukan penafsiran dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini, notaris merupakan pejabat umum yang ditugaskan membuat arsip negara yang mempunyai kewajiban untuk merahasiakannya, hal itu termasuk dalam tanggung jawab notaris dan notaris tidak dapat dituntut apabila telah menjalankan tugasnya sesuai dengan undang-undang. Terkadang, dalam aturan yang tercantum di KUHAP dengan UUJN 2/2014 dan aturan pelaksananya Permenkumham 7/2016 tentang Majelis Kehormatan Notaris terdapat kesinkronan dan ketidak sinronan. Apabila terdapat ketidaksinkronan asas lex specialis de rogat lex generalis untuk memecahkan permasalahannya.

Notaries are public officials who are appointed directly by the Act to make an authentic deed. Authentic deed products made by notaries is an intellectual product that is a reflection of the intellectual capital of the notary. Therefore, the notary has responsibility to keep it a secret because the act set up such a way as. Notaries can not be sued to take responsibility such as civil and criminal when the notary was carrying out his her duties as contained in the Act because the task is to write down words submitted by clients. Therefore, when a notary called by investigators for inverstigatoring, must be approved by the Council of Honour of Notaries, as contained in the implementing rules of the UUJN 2 2014 and 7 2016 Permenkumham, it is different from the Criminal Code lex de Rogat lex generalist . This research study use normative form. Data were analyzed using qualitative methods to describe the data in the form of primary data and secondary data for later interpretations and conclusions. The results of this study, a notary is a public official who was assigned to the state archives that have an obligation to keep it confidential, it is included in the responsibilities of a notary public and can not be claimed when carrying out their duties in accordance with law. Sometimes between Criminal Code Procedure, UUJN 2 2014 and implementing rules 7 2016 Permenkumham about notary Honor Assembelies , we found ssynchronizations and unssynchronizations. When there are unssynchronizations , then we use lex de Rogat lex generalist to solved the problem."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T46900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rattih Diyan Pratiwi
"Jumlah kasus HIV/AIDS yang meningkat di Provinsi DKI Jakarta menjadi posisi yang pertama dibandingkan daerah lain. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran kematian berdasarkan karakteristik individu dan faktor risiko pada ODHA di Provinsi DKI Jakarta tahun 2013-2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder Surveilans Penderita HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2014. Sampel berjumlah 1575 responden, merupakan pasien HIV/AIDS yang terlapor dari rumah sakit di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Hasil penelitian ini menemukan angka kematian terhadap kasus HIV/AIDS sebesar 11 kematian per 100 kasus, serta didapatkan proporsi kematian tertinggi pada kelompok umur 26-45 tahun, mereka yang bekerja, yang berdomisili di wilayah Jakarta Timur, dan perbandingan laki-laki terhadap perempuan adalah 3:1. Berdasarkan faktor risiko penularan yang tertinggi ialah melalui hubungan heteroseksual, kadar CD4 <200/µl, dan kematian yang disertai dengan infeksi oportunistik.
Berdasarkan karakteristik individu dan faktor risiko didapatkan adanya hubungan kelompok umur >45 tahun (PR=4,1; 95%CI:4,03-4,37), kelompok umur 26-45 tahun (PR=2,4; 95%CI:2,03-2,87), kelompok umur 12-25 tahun (PR=2,1; 95%CI:1,88-2,42), penggunaan narkotika suntik (PR=1,6; 95%CI: 1,12-2,23), jumlah CD4<200 (PR=4,1; 95%CI:1,62-10,22), infeksi oportunistik (PR=1,6; 95%CI:1,1-2,37) dengan kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS. Perlu dilakukan adanya program pencegahan dan penanggulangan serta diagnosis dini pada kelompok yang mulai berisiko.

The number of HIV / AIDS is increasing in Jakarta became the first position compared to other regions. This study aims to look at the overview of death based on individual characteristics and risk factors in people living with HIV in Jakarta year 2013-2014. This research is a quantitative research with cross sectional study design using secondary data Surveillance in Health Departement of DKI Jakarta Year 2013-2014. The sample totaled 1575 respondents.
This study found the death rate for HIV / AIDS cases by 11 deaths per 100 cases, the highest proportion of deaths in the age group 26-45 years, those who work, live in East Jakarta, and the ratio of men to women is 3: 1, through heterosexual transmission, CD4 count <200 / ml, and death are accompanied by opportunistic infections.
There are correlation between age > 45 years (PR = 4.1; 95% CI: 4.03-4.37), age 26-45 years (PR = 2.4; 95% CI : 2.03-2.87), age 12-25 years (PR = 2.1; 95% CI: 1.88- 2.42), IDU (PR=1,6; 95%CI: 1,12-2,23), CD4 <200/ml (PR = 4.1; 95% CI : 1.62-10.22), opportunistic infections (PR = 1.6; 95% CI: 1.1- 2.37) with deaths caused by HIV / AIDS. Needs to be done for prevention and control program, and early diagnosis on start-risk groups.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library