Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Divo Ario Noercahyo
"Penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan metode Video Belt Transect (VBT) dan Line Intercept Transect (LIT) dalam survei terumbu karang di Desa Gondol, Bali. Perbandingan persen tutupan karang di dapatkan dari metode LIT dan VBT pada dua stasiun dengan dua kedalaman berbeda (3 dan 7 m). Sebanyak 90 frame video didapatkan dengan mengekstrak data video VBT per transek. Persen tutupan karang dari tiap frame video kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Coral Point Count with Excel Extension (CPCe). Hasil analisis dari metode VBT lalu dibandingkan dengan hasil dari metode LIT yang digunakan sebagai standar. Hasil uji T berpasang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata (P > 0.05) antara hasil tutupan karang metode VBT dan LIT. Selama pengambilan data di lapangan, metode LIT membutuhkan waktu lebih lambat dibandingkan metode VBT. Pengolahan data di laboratorium, metode LIT membutuhkan waktu lebih cepat dibandingkan metode VBT. Keuntungan lain dari penggunaan metode VBT terletak pada jangkauan area survei yang lebih luas dan tersedianya rekaman data permanen yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa metode VBT dapat dipergunakan sebagai metode alternatif untuk memantau ekosistem terumbu karang.

This study evaluated the use of Video Belt Transects (VBT) and Line Intercept Transects (LIT) methods for surveying coral reefs in Gondol, Bali. Comparisons were made between coral coverage datasets obtained by the LIT and VBT on two nearby coral sites with different depth, 3 m and 7 m. Ninety regularly spaced frames were then taken from the videotape in each transect. Coral coverage (%) from video frames was then examined using Coral Point Count with Excel Extension (CPCe) software. The results from VBT were compared with the results from LIT as a standard. Pairwise T-tests revealed that there was no significant difference (P > 0.05) between the VBT and LIT coral coverage results. In the field, LIT was slower and VBT was faster; however, in the laboratory LIT was faster and VBT was slower. Other advantages of the VBT method lie in its wider survey areas and permanent records for subsequent studies. This implied that the VBT and LIT survey methods can be used interchangeably for monitoring coral reef ecosystem.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Divo Ario Noercahyo
"Perkembangan industri pariwisata membawa tantangan baru di Taman Nasional Bunaken (TNB). Pada tahun 2016, di resmikannya rute penerbangan langsung di beberapa kota di China dari dan menuju Manado, menyebabkan peningkatan jumlah wisatawan asal Tiongkok, situasi tersebut dapat membahayakan ekosistem terumbu karang di Pulau Bunaken. Kebijakan baru untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan tersebut dapat menimbulkan indikasi pariwisata massal yang merusak. Penelitian ini melakukan studi awal pengukuran keberlanjutan Pulau Bunaken sebagai destinasi pariwisata. Sebagai kajian untuk masa mendatang dan meninjau kembali keberhasilan manajemen pengelolaan TNB. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode penilaian cepat untuk pariwisata di Pulau Bunaken (RAPBunaken). Analisis RAPBunaken menggunakan 24 atribut dengan tujuan mengukur keberlanjutan berdasarkan empat indeks: ekologis (72,83), ekonomi (55,19), sosial (50,23), dan kelembagaan (45,53). Indeks kumulatif keberlanjutan ekosistem terumbu karang rata-rata adalah 55,94, hasil tersebut menunjukan keberlanjutan dalam status sedang. Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi awal untuk pengelolaan Taman Nasional Bunaken di masa depan

The development of the tourism industry brings a new challenge in Bunaken National Park. In 2016, new direct flight routes were established from and to Manado, spike an increase in the number of tourists from China, create an unusual situation that could jeopardize the coral reefs ecosystem in Bunaken Island. Encounter new policy to increase tourist volume could lead to destructive mass tourism. This research presented a preliminary measurement of sustainability in Bunaken Islands as a tourist destination, future challenge, and revisiting successful story management of this National Park. The data obtained were analyzed using the rapid appraisal technique for Bunaken Island tourism (RAPBunaken). The RAPBunaken analysis used 24 attributes to measure destination sustainability, based on four indices: ecological (72,83), economic (55,19), social (50,23), and institutional (45,53). The average cumulative index of coral reef ecosystem sustainability was 55,94, within a threshold denoting sustainability in medium status. The findings of this study can use as a recommendation for future management of Bunaken National Park"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library