Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Yunita
Abstrak :
Mikroalga Spirulina platensis merupakan salah satu sumber pangan berpotensi yang sangat potensial untuk kita kembangkan. Selain karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, mikroalga ini mudah didapat dan dikembangkan, dan dengan kandungan proteinnya yang tertinggi dibandingkan dengan mikroalga lainnya yakni 24,350 kg dry weight/ha/year. Mikroalga Spirulina platensis selain berpotensi untuk menghasilkan biomassa seperti protein, vitamin, karbohidrat, dan nutrisi lain untuk bahan makanan kesehatan juga mampu melakukan proses fotosintesis. Pada proses ini, mikroalga Spirulina platensis memanfaatkan energi cahaya menjadi energi ATP untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa karbon (fiksasi CO2), maka faktor cahaya menjadi sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi biomassa Spirulina platensis. Hasil penelitian yang telah ada mengenai kultivasi mikroalga Spirulina platensis dalam fotobioreaktor tunggal menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya terhadap laju produksi biomassa. Mengacu pada hasil-hasil penelitian tersebut, maka pada penelitian kali ini dilakukan dalam fotobioreaktor tunggal yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan produksi biomassa Spirulina platensis melalui optimasi pencahayaan dengan metode alterasi. Pada prinsipnya, metode alterasi adalah perubahan intensitas pencahayaan untuk laju pertumbuhan maksimum (I _max,opt) secara simultan sesuai dengan penambahan sel (N)/biomassa (X) selama masa kultivasi. Pada fotobioreaktor tersebut Spirulina platensis akan dikultivasi dalam medium air laut dengan penambahan SOT sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C dan tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu Phillip Halogen 20W/12V/50Hz serta dialiri udara yang mengandung CO2 sebesar 3% sebagai carbon source-nya. Sebelum melakukan tahap alterasi dilakukan penelitian awal untuk mencari I _max,opt dari beberapa inokulum, yang akan digunakan sebagai acuan perubahan intensitas cahaya pada alterasi pencahayaan dan sebagai intensitas cahaya yang akan dicahayakan secara kontinu sebagai pembanding alterasi pencahayaan. dari beberapa inokulum, yang akan digunakan sebagai acuan perubahan intensitas cahaya pada alterasi pencahayaan dan sebagai intensitas cahaya yang akan dicahayakan secara kontinu sebagai pembanding alterasi pencahayaan. Perlakuan alterasi pencahayaan pada kultivasi Spirulina platensis berhasil meningkatkan produksi biomassa sampai 12 % dibandingkan dengan pencahayaan kontinu pada I _max,opt-nya dengan jumlah inokulum yang sama, dengan hasil akhir produksi biomassa (?X) sebesar 0.085 g/dm_, energi pembentukan biomassa (Ex) sebesar (70.11 J/g) dan masa kultivasi yang lebih singkat (96 jam). Kemudian pada perlakuan alterasi juga didapatkan aktifitas sel yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencahayaan kontinu pada I _max,opt-nya dengan inokulum yang sama. Hal ini ditunjukkan dengan konsentrasi bikarbonat ([HCO3-]) lebih tinggi 12% (87.18 mmol). Model kinetika penyerapan substrat yang paling mendekati dengan pertumbuhan mikroalga Spirulina platensis adalah model persamaan Haldane.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Yunita
Abstrak :
ABSTRAK
Jakarta sebagai Ibu kota Indonesia memiliki banyak seni pertunjukan tradisional. Salah satunya adalah Tari Zafin Betawi. Keunikan tarian ini adalah percampuran kebudayaan Arab Hadhrami dengan kebudayaan Betawi. Dalam bahasa Arab, Zafin berarti menari atau gerakan kaki. Tari Zafin pertama kali dibawa oleh para pedagang Arab yang berasal dari Hadrahmaut atau yang biasa disebut dengan kaum hadhrami, kemudian baru pada perkembangan selanjutnya melibatkan pula orang-orang Betawi terutama yang tertarik pada tarian ini. Secara umum, tari Zafin Betawi tergolong ke dalam Zafin _Arab_ bukan Zafin Melayu. Sebutan Zafin Betawi muncul dikarenakan tarian ini berkembang di Jakarta dan di kalangan orang Betawi. Saat ini tari Zafin Betawi sudah semakin banyak mengalami perkembangan di berbagai unsur pendukungnya. Perkembangan yang terjadi ternyata juga menyebabkan terjadinya pergeseran fungsi dari tarian ini, dari tari sosial/pergaulan menjadi tari pertunjukan.
Abstract
Jakarta as the capital of Indonesia has many traditional performing arts. One of them is Zafin Betawi Dance. The uniqueness from this dance it_s an acculturation between Arab hadhrami_s culture and Betawi_s culture. In Arabic, Zafin means dance or leg movement. Zafin was introduced originally by Arab merchants who came from Hadhramaut or called with hadhrami groups then also involves the Betawi people especially those interested in this dance. Generally, Zafin Betawi dance belong to the _Arabic Zafin_ and isn_t Zafin Malays dance. It_s called Zafin Betawi dance because this dance develops in Jakarta and other Betawi groups. Currently, Zafin Betawi dance was getting great progress in various supporting the elements. The development was also causing a shift function of this dance, from the social dance to the performing dance.
2010
S13115
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library