Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Siti Nurhayati Anastasia Diliani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan (observasi), dengan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Kompetensi komunikasi guru taman kanak-kanak dalam memotivasi pengungkapan diri murid merupakan objek atau kasus yang diteliti dalam tulisan ini. Analisis data dilakukan pada makna yang terdapat dalam gaya bahasa dan gaya mengajar guru terhadap murid. Hasil penelitian menunjukkan, proses atau strategi komunikasi yang dilakukan para guru berbeda-beda, dan pada akhirnya menunjukkan adanya perbedaan prilaku pada murid terhadap guru. Hal ini disebabkan oleh kompetensi guru yang berlainan dalam hal penggunaan strategi komunikasi serta latar belakang sekolah serta murid yang ada. Dua ke empat guru yang diteliti, dapat disimpulkan sebagai berikut : Pada tingkat gaya bahasa (komumkasi verbal), guru pada umumnya menggunakan bahasa yang menampilkan adanya percakapan baik itu tujuannya untuk membuka pelajaran maupun dalam situasi babas. Gaya bahasa yang dipilih merupakan pilihan kata yang terasa akrab terdengar oleh anak-anak sehingga dengan gaya bahasa seperti ini guru dapat membuat murid memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru ketika memberi tugas. Guru lebih dominan menggunakan kalimat pertanyaan dan pemyataan. Pada tingkat gaya mengajar (komunikasi non verbal), guru menggunakan gestures, bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerak mats, sentuhan dan paralangua vokalisasi. Dengan penggunaan komunikasi non verbal yang berbeda, menjadikan prilaku pada masing-masing murid yang diajar berbeda. Dan hasil penelitian ini direkomendasikan untuk mengadakan penelitian lanjutan tentang kompetensi komunikasi pengajar ditingkat/jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir atau tingkat Universitas, dilihat dari hasil prestasi belajar yang diperoleh para siswa.
Kindergarten teacher's communication competency - Teacher's communication strategy for motivating students self disclosure. Using qualitative descriptive case study method does this research. The object of this research is Kindergarten Teacher's Communication Competency for motivating students self disclosure. The teacher's language (vocabulary and structure) and teaching (non verbal communication) style for the student was the subject of analysis. The result of this research shows that in the process of communication strategy, each teachers using different styles, and showing a different student's behavior to their teacher. It was influenced by its school condition and differences of teacher's competency to apply the communication strategy. From all the language format and teaching style of four teachers, it can be concluded as follow: On the level language style, the teachers using a conversation language (informal) with question and statement sentences dominated. Words and sentences that teachers used familiar with the student so the children can perceive the meaning and the aim of what teachers said, well. On the level teaching style, teacher's gestures, facial expression, eye behavior, touch and paralanguage was a non-verbal communication that children used. With different capability on each teacher of non-verbal communication, it makes the behavior of the student also different. The result of this research, it is recommended to do the continuation of the research about teacher communication competency, by using different category or level of education, such as elementary school, Junior High School, Senior High School or University, based on student grade.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Siti Nurhayati Anastasia Diliani
Abstrak :
This study introduces Public Leader Organization Scale (POLS) as the tool to identify the effectiveness of leadership in a public organization. To show the reliability and validity of this tool, a case study of subjective evaluation is addressed to three former and one active government leaders. The implication of the study is twofold: first that it shows POLS as an appropriate tool to be used in identifying public leaders' performance. This study finds that leader's consistency, listening communication skills, managing resources skill and exchange tactics become the strongest behaviors associated to government performance. Second, among these behaviors, leaders' personal integrity (consistency) is considered to contribute more to the region's performance rather than the leader's skills or the leader's influence. In essence, we believe that the current study findings will enrich the existing theory of leadership particularly in public organization issues.

Penelitian ini memperkenalkan Skala Pengukuran Pemimpin Organisasi Publik atau Public Leader Organization Scale (POLS) sebagai suatu instrument untuk mengidentifikasi efektivitas kepemimpinan suatu organisasi publik. Untuk menunjukkan reliabilitas dan validitas instrument tersebut, sebuah studi kasus yang bersifat subjektif dilakukan terhadap tiga mantan kepala daerah dan satu orang kepala daerah yang masih aktif. Implikasi dari studi ini ada dua, yaitu pertama, bahwa POLS dapat menjadi instrument yang tepat untuk digunakan dalam mengidentifikasi kinerja pemimpin publik dimana dalam studi ini ditemukan bahwa konsistensi, kemampuan komunikasi mendengar, keahlian mengatur sumber daya dan kemampuan negosiasi merupakan prilaku terkuat yang dikaitkan dengan kinerja pemerintah. Kedua, studi ini juga menemukan bahwa diantara prilaku-prilaku tersebut, integritas pemimpin (konsistensi) menunjukkan pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja daerah daripada keahlian yang dimilikinya atau kemampuan persuasifnya. Pada intinya, temuan pada studi ini diharapkan akan menambah kasanah teori kepemimpinan yang ada khususnya terkait dengan organisasi publik.
National Cheng Chi University, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library