Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didi Rooscote
Abstrak :
Kondisi operasi serta masalah umum yang dihadapi pada material cetakan penempaan dan ekstrusi seperti keausan, korosi, oksidasi temperatur tinggi dan kelelahan fatik berakibat pada penurunan produktifitas akibat kegagalan dari alat kerja sehingga perlu adanya perbaikan maupun penggantian. Semprot logam nyala api oksi-asetilen dianggap sebagai cara yang efektif dalam menurunkan laju keausan permukaan material. Pada penelitian ini, baja perkakas H13 dilakukan pemanasan awal dengan variasi suhu 200°C, 300°C dan 400°C. Lalu material dilakukan dua proses pelapisan yang berbeda yaitu pelapisan WC dan pelapisan WC didahului dengan nikel bond coat. Karakterisasi permukaan baja difokuskan pada struktur mikro, distribusi kekerasan, keausan permukaan, tingkat porositas dan kekasaran lapisan. Hasil ditemukan bahwa pelapisan WC sebagai lapisan atas dengan metode semprot logam nyala api oksi-asetilen dapat meningkatkan kekerasan mikro permukaan baja H13 dari 500 HV hingga mencapai kekerasan 1717 HV. Selain itu nilai laju keausan menurun dari 0,455 mm3/min menjadi 0,070 mm3/min. Pelapisan nikel sebagai bond coat dapat menurunkan sensitivitas kerentanan terhadap pembentukan retak mikro pada daerah antar muka antara lapisan dengan substrat. Peningkatan suhu pemanasan awal pada substrat baja H13 dapat menurunkan tingkat persentase porositas pada lapisan semprot logam nyala api dan meningkatkan nilai kekasaran permukaan Ra pada hasil proses pelapisan. ......Operating conditions and problems that commonly occur in forging and extrusion mold material such as wear, corrosion, high temperature oxidation and thermal fatigue resulting in a decrease of productivity due to the failure, so it is necessary to repair or replacement. Oxy-acetylene thermal spray is considered as an effective way to reduce wear rate of the surface material. In this study, substrate was subjected to preheating variation of 200°C, 300°C and 400°C. Subsequently the material was conducted in 2 different coating processes: WC coating and WC+Ni coating where nickel as a bond coat. The characterization focused on the microstructure, hardness distribution, wear rate, porosity and roughness of the coating. It was found that WC coating as a top coat gives higher surface hardness from 500 HV up to 1717 HV. Moreover, the value of the wear rate decreased from 0.455 mm3/min into 0.070 mm3/min. Nickel as a bond coat reduce susceptibility to micro cracks formation in the area of the interface between the coating and substrate. Preheat on H13 steel substrate can reduce the percentage level of porosity in thermal spray coating and increase surface coating roughness (Ra)
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Rooscote
Abstrak :
ABSTRAK
Die soldering merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi dalam proses pengecoran cetak tekanan tinggi, akibat pelekatan aluminium cair dengan baja 8407 S dan Dievar sebagai material cetakan pengecoran tekanan tinggi sehingga produk cor sulit untuk dikeluarkan. Dalam rangka meminimalisir terjadinya fenomena ini dilakukan proses perlakuan permukaan mekanik dan pengerasan permukaan terhadap permukaan material cetakan. Pada penelitian ini material baja 8407 S dan baja Dievar dilakukan dua variabel perlakuan permukaan berbeda yaitu shot peening saja dan double shot peening dengan nitridisasi yang selanjutnya dilakukan proses pencelupan ke dalam paduan aluminium cair ADC12 sebagai simulasi proses pengecoran cetak tekanan tinggi dengan perbedaan waktu tahan yaitu 0.5, 5 dan 30 menit. Karakterisasi meliputi kekerasan permukaan, pengamatan struktur mikro, identifikasi elemen pada lapisan intermetalik yang terbentuk dan kehilangan berat dari material baja 8407 S dan baja Dievar. Hasil yang diperoleh bahwa baja 8407 S pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan kekerasan permukaan yang lebih tinggi, yaitu 1402 VHN dibandingkan dengan variabel shot peening saja yaitu 536 VHN. Demikian pula pada baja Dievar yang dilakukan proses double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan kekerasan permukaan yang lebih tinggi, yaitu 1402 VHN dibandingkan dengan variabel shot peening saja yaitu 503 VHN. Selain itu pada waktu pencelupan 30 menit, baja 8407 S pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan ketebalan rata-rata compact intermetallic layer yang lebih rendah yaitu 17,1 μm dibandingkan dengan variabel shot peening saja, yaitu 18 μm. Dan pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi tidak terbentuk broken intermetallic layer sedangkan dengan shot peening saja, yaitu terbentuk 91,66 μm. Demikian pula baja Dievar pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan ketebalan rata-rata compact intermetallic layer yang lebih rendah yaitu 22,2 μm dibandingkan dengan shot peening saja, yaitu 27,77 μm. Dan pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan broken intermetallic layer yang lebih rendah, yaitu 40,2 μm dibandingkan dengan shot peening saja, yaitu terbentuk 113 μm. Hal ini mengindikasikan dengan perlakuan double shot peening dengan nitridisasi dapat meminimalisir terjadinya die soldering
ABSTRACT
Die soldering is one of the problems that is frequently encountered in high pressure die casting process, due to molten aluminium stick on the surface of 8407 S steel and Dievar steel as a material of high pressure die casting so that the cast product remains there after the ejection. In order to minimize the occurrence of this phenomenon, mechanical surface treatment and surface hardening of the mold material has been done. In this study, the material 8407 S steel and Dievar steel treated by two different variables of surface treatment, i.e. double shot peening with nitriding and shot peening only process were dipped into molten aluminum alloy ADC12 as a simulation of die casting process and held for 0.5, 5 and 30 minute. Characterization includes surface hardness, microstructure observation, identification of elements on the intermetallic layer formed and weight loss of the material. The results of the research showed that 8407 S steel treated by double shot peening with nitriding has higher surface hardness, 1402 VHN than the shot peening only process, 536 VHN. Similarly with Dievar steel treated by double shot peening with nitriding has higher surface hardness, 1402 VHN than the shot peening only process, 503 VHN. In addition, on the immersion time for 30 minutes, 8407 S steel treated by double shot peening with nitriding produce lower average thickness of the compact intermetallic layer, 17.1 μm than the shot peening only process, 18 μm. Moreover, doule shot peening with nitriding does not form broken intermetallic layer compared with the shot peening only process formed broken intermetallic layer, 91.66 μm. Similarly with Dievar steel treated by double shot peening with nitriding produce lower average thickness of the compact intermetallic layer, 22.2 μm than the shot peening only process, 27.77 μm. Moreover, double shot peening with nitriding produce lower average thickness of the broken intermetallic layer, 40.2 μm than the shot peening only process, 113 μm. This indicates that material treated by double shot peening with nitriding could minimize the occurrence of die soldering
2015
S57797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library