Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Boyke Dian Nugraha
Abstrak :
Salah satu hal penting yang dapat menghambat proses penyembuhan dan pemulihan penderita di rumah sakit adalah terjadinya infeksi nosokomial. Hal ini perlu ditanggulangi dalam bentuk langkah-langkah sistematis yang disusun dalam suatu program-program yang jelas. Program-program tersebut dapat terlaksana jika rumah sakit mempunyai suatu struktur organisasi penanggulangan infeksi nosokomial yang baik.
Rumah Sakit Ranker "Dharmais", sebagai pusat rujukan tertinggi bagi penyakit kanker di Indonesia serta merawat penderita kanker yang rentan terhadap infeksi nosokomial akibat pengobatannya, memerlukan suatu organisasi pengendalian infeksi nosokomial yang baik agar dapat menjaga mutu pelayanan rumah sakit serta menjadi contoh bagi rumah sakit lainnya. Dalam pengamatan penulis selama menjalani residensi di Rumah Sakit Kanker "Dharmais", penanggulangan infeksi nosokomial belum berjalan dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah agar didapat suatu model organisasi (yang dikembangkan) dalam penanggulangan infeksi nosokomial agar dapat mengantisipasi pengembangan rumah sakit serta pengobatan penyakit kanker dimasa datang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kegiatan penanggulangan infeksi nosokomial belum terkoordinir dengan baik, disebabkan struktur organisasi penanggulangan infeksi nosokomial yang tidak berjalan dan membutuhkan pengembangan.
Untuk itu diusulkan beberapa model organisasi pengembangan infeksi nosokomial yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja penanggulangan infeksi nosokomial sehingga lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.
One of the important thing that hampered treatment and recovery process in the hospital is nosocomial infection. It must be defended by systematic approach and clear programs. All the programs can be done, if the hospital have a good nosocomial infection control organizations.
"Dharmais" Cancer Hospital is the top referral hospital in Indonesia for cancer patients and nursing. Cancer patients are vulnerable to nosocomial infection because of the treatment; so that good nosocomial infection control is needed to keep the hospital quality assurance and as an example for other hospital. After carrying out observation during the time the writer was conducting "residensi", the nosocomial infection control program was not properly done.
The objective of this research is to develop model's of nosocomial infection control organization to anticipate future development of the. hospital and development of cancer treatment. Method of research used was descriptive-qualitative.
The research showed that the nosocomial infection control program was not doing well because of lack organization, so that the organization need to be developed. For that reasons, some models of nosocomial infection control organizations were proposed.
The writer hope, the developed of nosocomial infection Control Organization will increase performance, so that the hospital becomes more effective and efficient in reaching out its goals and targets.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dian Nugraha
Abstrak :
Perlindungan indikasi geografis diatur dalam Persetujuan TRIPs Pasal 22, 23, dan 24 yang mewajibkan negara-negara anggota untuk menyusun peraturan tentang indikasi geografis guna memberikan perlindungan hukum bagi produk-produk indikasi geografis dari praktek atau tindakan persaingan curang. Semenjak Indonesia meratifikasi Persetujuan TRIPs tersebut maka hal tersebut dituangkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 Tentang Merek dan kemudian diganti dengan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
Ketentuan Indikasi Geografis di Indonesia belum berlaku efektif karena adanya pemahaman yang keliru mengenai indikasi Geografis dan Indikasi Asal dalam Undang-undang Merek di Indonesia dengan Persetujuan TRIPs dan WIPO, sehingga mengakibatkan sistem yang digunakan dalam mengatur indikasi geografis sama dengan sistem merek baik dari segi pemahaman maupun pendaftaran serta pengumuman.
Kekeliruan pemahaman ini pula yang mengakibatkan sulitnya membuat Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksana undang-undang. Bahwa kebutuhan akan perlindungan indikasi geografis di Indonesia sangat mendesak mengingat Indonesia mempunyai potensi penghasil produk-produk indikasi geografis seperti kopi Toraja, Marquisan Medan dan Iainnya. Dan karena belum efektifnya pengaturan tentang Indikasi Geografis di Indonesia, maka permasalahan-permasalahan yang timbul yang berkaitan dengan indikasi geografis tidak dapat ditangani secara baik yaitu seperti kopi toraja didaftarkan sebagai merek di Amerika oleh Key Coffee dengan menggunakan logo rumah toraja. Kasus ini tidak dapat diselesaikan karena pengaturan indikasi geografis belum berlaku efektif.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16638
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Boyke Dian Nugraha
Jakarta : Bumi Aksara, 1994
610.696 BOY r (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Boyke Dian Nugraha
Jakarta: Bumi Aksara, 1995
613.951 BOY p
Buku Teks Universitas Indonesia Library