Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyoman Dian Kusumadewi
"Skripsi ini membahas terjemahan istilah bangunan-bangunan di pura dalam bahasa Jerman. Sumber data berasal dari buku panduan wisata Suzanne Charle& Buku ini dipilih sebagai somber data karena dalam buku ini pura dibahas secara sistematis, rinci dan jelas. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan dengan metode komparatif: Landasan teori yang digunakan adalah teori terjemahan Larson, dan teori Nida tentang komponen makna. Istilah-istlah pura dalam bahasa Jerman dianalisis komponennya dan dibandingkan dengan istilah-istilah pura dalam bahasa Bali.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disiampulkan bahwa terjemahan istiah pura dalam bahasa Jerman tidak seluruhnya memadai. Hal ini disebabkan karena dalam terjemahan , tenrtama makna emotif atau afektif dan makna asosiatif tidak selalu dapat dialihkan ke dalam bahasa sasaran. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa makna referensial sexing tidak diterjemahkan dengan tepat ke dalam bahasa sasaran (Jerman). Hal ini dapat dlhindarkan jika penerjemah menriliki pengetahuan yang baik tentang kebudayaan Bali, terutama tentang arsitektur Bali. Sebagai kesimpulan akhir dapat dikatakan bahwa penerjemahan yang berkaitan dengan istilah-isblah bidang budaya tidak dapat lepaskan dari konteks budaya bahasa sumber."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Kusumadewi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian MPASI furmula diperkaya zat besi terbadap kadar feritin serum, hemoglobin dan perkembangan kognitif bayi usia 6-8 bulan, Penelitian ini merupakan uji klinik, membandingkan 38 subyek yang mendapat konseling dan MPASI formula dangan 38 subyek yang mendapat MP AS! raeikan selarna 90 hari. Sebanyak 76 subyek yang berasal dari posyandu-posyandu di dua lokasi kelurahan Karnpong Melayu, kecamatan Jatinegara, dibagi menjadi dua yaitu kelompok perlakuan (P) dan kontrol (X) dengan alokasi aeak berdasarkan pembagian wilayah. Data subyek yang diambil meliputi usia, berat badan, penjang badan, lingkar kepala, asupen energi, protein, zat besi serta kadar feritin serum, hemoglobin, dan skor perkembangan kognitif. Pengukoran kadar feritin serum, hemoglobin dan skor perkembangan kognitif dilakakan sebelum dan sesudah perlakoan. Analisis data dilakakan dengan uji t berpasangan dan t tidak berpasangan serta uji non pararnetrik dangan batas kemaknaan 5%. Sebanyak 38 subyek peda kelompok P dan K telah mengikuti penelitian secara lengkap. Satu subyek pada masing-masing kelompok dikeluarkan karena salcit yang dapat mempengaruhi basil penelitian. Data awal menunjukkan keadaan yang sama antara kelompok P dan K. Penurunan kedar feritin serum, peningkatan kedar hemoglobin dan peningkatan skor perkembangan kognitif tidak bermakna secara statistik pada kedua kelompok (p>0,05). Penurunan kedar feritin serum pada kelornpok K lebih besar daripada kelompok P dan penurunannya bermakna secara statistik (p<0,05). Persentase asupan terbadap kebutuhan energi dan protein pada periode awal, tengah hingga akhir perlakaan dengan metoda food recall 1x24 jam dalam keadaan sebanding. Perubahan persenblse asupan terbadap kebu!uhan energi dan protein antara kelompok P dan K tidak bennakoa secara statistik. Persen1llse asupen terhOdap kebutuhan zat besi dengan FFQ semikuantitatif satu bulan peda kedua kelompok sebelum perlakaan tampak sebanding namun perubaban persentase asupan terbadap kebetuhan zat besi antara kedua kelompok benmakna seeara statistik. Kadar feritin serum, hemoglobin dan skor perkembangan kognitif sebelnm perlakuan peda kedua kelompok dalam keadaan sebanding. Penurunan kedar feritin serum, peningkatan kedar hemoglobin dan peningkatan skor perkembangan kognitif antara kelompok P dan K tidak bermakna secara statistik.

ABSTRACT
The aim of this study is to find the effect of iron fortified complimeni1Uy feeding formula on changes in serum feritin, hemoglobin level and cognitive development score in 6-ll month's old baby. The study was a clinical trial, consists of 38 subjects in the treatment group that had received counseling and iron fortified complimentary feeding formula (P) and 38 subjects in the control group (K) that had received counseling and home oomplimeni1Uy feeding fur 90 days. Seventy six subjects were admitted from two locations in kelurahan KampungMelayu. kecamatan Jatinegara who had fulfill the study criteria. They were divided into two groups using random allocation based on geographic location. Each group had some posyandu that participate the research. Data collected consist of age, weight, height, head circumference, energy, protein and iron intake, serum feritin. hemoglobin level and cognitive development score. Examinations of serum feritin, hemoglobin level and cognitive development score were examined before and after intervention. Statistical analysis was using independent t-test, non~ independent t-test and non parametric test. The level of significance was 5%. Each of38 subjects in both group bed completed the study. There was one drop out subject in each I' and K because they got ill. Early data showed equal condition between P and K group. There were statistically insignificant changes on senun feriti~ hemoglobin level and cognitive development score in two groups (p>O,O5). Serum feritin level had decrease higher in P than K and statistically significant (p"
2010
T32842
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Kusumadewi
"Remaja dengan kelebihan berat badan harus diintervensi agar tidak menjadi orang dewasa dengan obesitas. Berkembangnya patient-centered care sebagai upaya pemberdayaan diri dapat menjadi pendekatan terpilih. Dibutuhkan motivasi besar dalam menjalani proses perubahan perilaku. Coaching dilakukan untuk mendampingi klien (coachee) agar mampu mengoptimalkan potensi sehingga memiliki sikap positif, mental yang kuat, dan gaya hidup yang lebih baik. Belum ada penelitian yang mengidentifikasi keberhasilan patient-centered care berbasis pemberdayaan diri dengan metode coaching pada mahasiswa obesitas.
Penelitian dilakukan dengan mixed method dalam tiga tahap. Tahap 1 merupakan studi potong lintang untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap dampak obesitas bagi kesehatan. Kuesioner daring terdiri dari identitas, data antropometri, S-Weight, dan P-Weight. Tahap 2 dilakukan pengembangan model pelayanan dengan cara melaksanakan focus group discussion. Peserta diskusi adalah pakar di tingkat mikro, meso dan makro sistem layanan kesehatan. Tahap 3 menilai kemamputerapan dan efektivitas model layanan yang dikembangkan. Studi dilakukan pada dua kelompok mahasiswa obesitas (usia 18-24 tahun) yang dibagi dalam kelompok intervensi dan kontrol. Pada kedua kelompok diberlakukan model layanan yang sama yaitu pengukuran status antropometrik dan komposisi tubuh, pengisian kuesioner pada awal program, edukasi, dan kembali dilakukan pengukuran status antropometrik dan komposisi tubuh serta pengisian kuesioner pada akhir program. Pada kelompok intervensi ditambahkan uji coba coaching sebanyak 6 sesi setiap dua minggu. Pengukuran awal dan akhir berjarak 3 bulan.
Tahap 1 diperoleh 134 mahasiswa obesitas (respons rate 14.1%). Teridentifikasi responden berada pada tahap kontemplasi (35,8%) dan aksi (35,1%) terhadap perubahan perilaku dalam proses menurunkan berat badan. Kesiapan responden bersifat positif (76,9%) pada emosi, dan bersifat negatif pada konsekuensi, dukungan, dan aksi dalam menurunkan berat badan.
Tahap 2 dilaksanakan dua tahap FGD terhadap 2 kelompok @ 10 orang. Teridentifikasi bahwa program penurunan berat badan harus diinisiasi dengan membangkitkan rasa kebutuhan untuk lebih sehat dengan berat badan yang ideal. Program harus bersifat personal. Diperlukan dukungan lingkungan seperti ketersediaan makanan sehat dan sarana untuk beraktivitas. Program harus merupakan program yang menimbulkan dukungan terhadap peserta, profesional, dan tersedia di layanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut disusun metode coaching yang sesuai dengan patient-centered care berbasis pemberdayaan diri bagi mahasiswa obesitas dalam program penurunan berat badan. Program terdiri dari 6 sesi coaching. Setiap tema dalam sesi coaching menggunakan langkah SMART dan diberi nama “From Fat to Fit with SMART Program”. Program dilaksanakan dalam waktu 3 bulan. Tema berturut-turut adalah healthy behavior habit, vision strategy, body self-image, timeline perspective/ state line exercise, happiness model, dan healthy behavior habit/ vision board. Kedua kelompok mendapatkan edukasi mengenai dampak obesitas bagi kesehatan, prinsip gizi seimbang, aktivitas fisik dan hidrasi yang sesuai bagi remaja dari para ahli yang terdiri dari spesialis penyakit dalam, spesialis gizi klinik, dan spesialis kedokteran olahraga yang dilakukan secara daring. Pengukuran antropometri, komposisi tubuh (menggunakan Bioelectric Impedance Analysis), pemantauan asupan makanan (menggunakan formulir food record), pemantauan aktivitas fisik (menggunakan bouchard activity record), pemberdayaan diri (menggunakan kuesioner subjective wellbeing dan skala kepuasan healthy behavior habit), dibandingkan antara dua kelompok menggunakan uji T berpasangan (jika distribusi data normal) dan uji Mann-Whitney (jika distribusi data tidak normal).
Tahap 3 diawali dengan penerapan program terhadap dua kelompok @ 30 mahasiswa obesitas. Peserta dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan coaching dari health coach yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya dari coach bersertifikat Internasional. Seorang health coach mendampingi 4 mahasiswa obesitas. Health coach berjumlah 8 orang yang terdiri dari dokter spesialis kedokteran keluarga layanan primer, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis kedokteran olahraga, dokter pengelola program studi fakultas, dan coach yang berpengalaman dengan pendekatan coaching di tempat kerjanya. Sesi coaching dibagi menjadi enam pertemuan setiap dua minggu secara daring melalui media zoom meeting dengan bantuan host dari tim peneliti. Namun, meningkatnya kondisi PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) pada tahap ini, mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program adalah 23 mahasiswa kelompok intervensi dan 18 mahasiswa kelompok kontrol.
Nilai perubahan pada kelompok intervensi secara signifikan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol pada komponen total lemak tubuh [-0.9 (-12,9, 0,70) vs 0,0 (-6,9, 3,50), p=0,02) dan healthy behavior habit [13.5 ± 11,85 vs 7,5 ± 8,08, p=0,04]. Nilai perubahan skala kepuasan healthy behavior habit secara signifikan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol pada aspek hobby/passion [2(-4,6) vs 1(-2,2), p=0,02], movement exercise [2,3 ± 2,11 vs 1,2 ±1,93, p=0,03], sleep rest [2(-6,5) vs 1(-3,2), p=0,01], dan spiritual [1(0,6) vs 0( -1,3), p=0,00].

Adolescents with excess weight should be intervened so as not to become adults with obesity. The development of patient-centred services as an effort to empower oneself could be the approach of choice. It takes great motivation in undergoing the process of behaviour change. Coaching is carried out to assist the client (coachee) to optimize their potential so that they had a positive attitude, strong mentality, and a healthier lifestyle. There has been no research that has identified the success of patient-centred care based on self-empowerment with coaching methods for obese students.
Mixed method research were in three stages. Phase 1 was a cross-sectional study to identify students' perceptions of the impact of obesity on health. The online questionnaire consisted of identity, anthropometric data, S-Weight, and P-Weight. Phase 2 was developing a service model by conducting focus group discussions. Discussion participants were experts at the micro, meso, and macro levels of the health care system. Phase 3 assessed the applicability and effectiveness of the developed service model. The study was conducted on two groups of obese college students (aged 18-24 years) in the intervention group and the control group. Both groups were subjected to the same service model, namely an initial physical examination, a questionnaire at the beginning of the service, and education about how to lose weight. A final physical examination and questionnaire were carried out at the end of the program. However, the intervention group was given a coaching method. Initial and final examinations were 3 months apart.
Phase 1 obtained 134 obese students (response rate of 14.1%). Respondents identified as being in the contemplation stage (35.8%) and action (35.1%) on behaviour change in the process of losing weight. Respondents' readiness was positive (76.9%) on emotions about losing weight and was negative in terms of consequences, support, and action in losing weight.
Phase 2 was carried out in 2 stages of FGD with 2 groups of 10 people. It was identified that a weight loss program should be initiated by generating a sense of the need to be healthier with ideal body weight. Programs should be personal. Environmental support was needed such as the availability of healthy food and facilities for activities. The intervention program should be a program that creates support for participants, professional, and available in health services. Based on this, a coaching method was developed following patient-centred care based on self-empowerment for students with obesity in weight loss programs. The program consisted of 6 coaching sessions. Each session used SMART steps. Each coaching session was themed sequentially and was named “From Fat to Fit with SMART Program”. The program was implemented within 3 months. The successive themes of the coaching session were healthy behaviour habits, vision strategy, body self-image, timeline perspective/ state line exercise, happiness model, and healthy behaviour habit/ vision board. Both groups received online education about obesity, balanced diet, physical activity and hydration from experts consisting of internal medicine specialists, clinical nutrition specialists, and sports medicine specialists. Anthropometric measurements, body composition (using Bioelectric Impedance Analysis), monitoring food intake (using a food record form), monitoring physical activity (using a bouchard activity record), self-empowerment (using a subjective wellbeing questionnaire and healthy behaviour habits satisfaction scale) were compared between the two groups using paired T-test (if the data distribution was normal) and the Mann-Whitney test (if the data distribution was not normal).
Phase 3 began with the application of the program to two groups of 30 obese students. Participants were divided into an intervention group and a control group. The intervention group received coaching from a health coach who had received previous training from an internationally certified coach. A health coach accompanied 4 obese students. There were 8 health coaches consisting of family medicine and primary care specialists, internal medicine specialists, sports medicine specialists, faculty study program manager doctors, and coaches who were experienced with coaching approach in the workplace. The coaching session was divided into six meetings every two weeks online via a zoom meeting with the help of a host from the research team. However, the increasing conditions of pandemic restrictions on community activities at this stage, students who completed the program were 23 students in the intervention group and 18 students in the control group. The value of change in the intervention group was significantly greater than the control group in the component of total body fat [-0.9 (-12.9, 0.70) vs 0.0 (-6.9, 3.50), p=0.02 ) and healthy behaviour habit [13.5 ± 11.85 vs. 7.5 ± 8.08, p=0.04].
The value of the change in the healthy behaviour habit satisfaction scale was significantly greater than the control group in the hobby/passion aspect [2(-4.6) vs 1(-2.2), p=0.02], move exercise [2,3 ± 2.11 vs 1.2 ±1.93, p=0.03], sleep rest [2(-6.5) vs 1(-3.2), p=0.01], and spiritual [1( 0.6) vs 0( -1.3), p=0.00]. This method has been proven to be able to be applied and is effective in reducing total body fat and significantly increasing healthy behaviour habits. This coaching method, which is following self-empowerment-based patient-centred care, has been proven to be able to be applied in the university's primary health services. However, support is needed from supportive university policies so that students participating in the program could follow it completely until all the expected output indicators are achieved properly
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Kusumadewi
"Remaja dengan kelebihan berat badan harus diintervensi agar tidak menjadi orang dewasa dengan obesitas. Berkembangnya patient-centered care sebagai upaya pemberdayaan diri dapat menjadi pendekatan terpilih. Dibutuhkan motivasi besar dalam menjalani proses perubahan perilaku. Coaching dilakukan untuk mendampingi klien (coachee) agar mampu mengoptimalkan potensi sehingga memiliki sikap positif, mental yang kuat, dan gaya hidup yang lebih baik. Belum ada penelitian yang mengidentifikasi keberhasilan patient-centered care berbasis pemberdayaan diri dengan metode coaching pada mahasiswa obesitas.
Penelitian dilakukan dengan mixed method dalam tiga tahap. Tahap 1 merupakan studi potong lintang untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap dampak obesitas bagi kesehatan. Kuesioner daring terdiri dari identitas, data antropometri, S-Weight, dan P-Weight. Tahap 2 dilakukan pengembangan model pelayanan dengan cara melaksanakan focus group discussion. Peserta diskusi adalah pakar di tingkat mikro, meso dan makro sistem layanan kesehatan. Tahap 3 menilai kemamputerapan dan efektivitas model layanan yang dikembangkan. Studi dilakukan pada dua kelompok mahasiswa obesitas (usia 18-24 tahun) yang dibagi dalam kelompok intervensi dan kontrol. Pada kedua kelompok diberlakukan model layanan yang sama yaitu pengukuran status antropometrik dan komposisi tubuh, pengisian kuesioner pada awal program, edukasi, dan kembali dilakukan pengukuran status antropometrik dan komposisi tubuh serta pengisian kuesioner pada akhir program. Pada kelompok intervensi ditambahkan uji coba coaching sebanyak 6 sesi setiap dua minggu. Pengukuran awal dan akhir berjarak 3 bulan.
Tahap 1 diperoleh 134 mahasiswa obesitas (respons rate 14.1%). Teridentifikasi responden berada pada tahap kontemplasi (35,8%) dan aksi (35,1%) terhadap perubahan perilaku dalam proses menurunkan berat badan. Kesiapan responden bersifat positif (76,9%) pada emosi, dan bersifat negatif pada konsekuensi, dukungan, dan aksi dalam menurunkan berat badan.
Tahap 2 dilaksanakan dua tahap FGD terhadap 2 kelompok @ 10 orang. Teridentifikasi bahwa program penurunan berat badan harus diinisiasi dengan membangkitkan rasa kebutuhan untuk lebih sehat dengan berat badan yang ideal. Program harus bersifat personal. Diperlukan dukungan lingkungan seperti ketersediaan makanan sehat dan sarana untuk beraktivitas. Program harus merupakan program yang menimbulkan dukungan terhadap peserta, profesional, dan tersedia di layanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut disusun metode coaching yang sesuai dengan patient-centered care berbasis pemberdayaan diri bagi mahasiswa obesitas dalam program penurunan berat badan. Program terdiri dari 6 sesi coaching. Setiap tema dalam sesi coaching menggunakan langkah SMART dan diberi nama “From Fat to Fit with SMART Program”. Program dilaksanakan dalam waktu 3 bulan. Tema berturut-turut adalah healthy behavior habit, vision strategy, body self-image, timeline perspective/ state line exercise, happiness model, dan healthy behavior habit/ vision board. Kedua kelompok mendapatkan edukasi mengenai dampak obesitas bagi kesehatan, prinsip gizi seimbang, aktivitas fisik dan hidrasi yang sesuai bagi remaja dari para ahli yang terdiri dari spesialis penyakit dalam, spesialis gizi klinik, dan spesialis kedokteran olahraga yang dilakukan secara daring. Pengukuran antropometri, komposisi tubuh (menggunakan Bioelectric Impedance Analysis), pemantauan asupan makanan (menggunakan formulir food record), pemantauan aktivitas fisik (menggunakan bouchard activity record), pemberdayaan diri (menggunakan kuesioner subjective wellbeing dan skala kepuasan healthy behavior habit), dibandingkan antara dua kelompok menggunakan uji T berpasangan (jika distribusi data normal) dan uji Mann-Whitney (jika distribusi data tidak normal).
Tahap 3 diawali dengan penerapan program terhadap dua kelompok @ 30 mahasiswa obesitas. Peserta dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan coaching dari health coach yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya dari coach bersertifikat Internasional. Seorang health coach mendampingi 4 mahasiswa obesitas. Health coach berjumlah 8 orang yang terdiri dari dokter spesialis kedokteran keluarga layanan primer, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis kedokteran olahraga, dokter pengelola program studi fakultas, dan coach yang berpengalaman dengan pendekatan coaching di tempat kerjanya. Sesi coaching dibagi menjadi enam pertemuan setiap dua minggu secara daring melalui media zoom meeting dengan bantuan host dari tim peneliti. Namun, meningkatnya kondisi PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) pada tahap ini, mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program adalah 23 mahasiswa kelompok intervensi dan 18 mahasiswa kelompok kontrol.
Nilai perubahan pada kelompok intervensi secara signifikan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol pada komponen total lemak tubuh [-0.9 (-12,9, 0,70) vs 0,0 (-6,9, 3,50), p=0,02) dan healthy behavior habit [13.5 ± 11,85 vs 7,5 ± 8,08, p=0,04]. Nilai perubahan skala kepuasan healthy behavior habit secara signifikan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol pada aspek hobby/passion [2(-4,6) vs 1(-2,2), p=0,02], movement exercise [2,3 ± 2,11 vs 1,2 ±1,93, p=0,03], sleep rest [2(-6,5) vs 1(-3,2), p=0,01], dan spiritual [1(0,6) vs 0( -1,3), p=0,00].

Adolescents with excess weight should be intervened so as not to become adults with obesity. The development of patient-centred services as an effort to empower oneself could be the approach of choice. It takes great motivation in undergoing the process of behaviour change. Coaching is carried out to assist the client (coachee) to optimize their potential so that they had a positive attitude, strong mentality, and a healthier lifestyle. There has been no research that has identified the success of patient-centred care based on self-empowerment with coaching methods for obese students.
Mixed method research were in three stages. Phase 1 was a cross-sectional study to identify students' perceptions of the impact of obesity on health. The online questionnaire consisted of identity, anthropometric data, S-Weight, and P-Weight. Phase 2 was developing a service model by conducting focus group discussions. Discussion participants were experts at the micro, meso, and macro levels of the health care system. Phase 3 assessed the applicability and effectiveness of the developed service model. The study was conducted on two groups of obese college students (aged 18-24 years) in the intervention group and the control group. Both groups were subjected to the same service model, namely an initial physical examination, a questionnaire at the beginning of the service, and education about how to lose weight. A final physical examination and questionnaire were carried out at the end of the program. However, the intervention group was given a coaching method. Initial and final examinations were 3 months apart.
Phase 1 obtained 134 obese students (response rate of 14.1%). Respondents identified as being in the contemplation stage (35.8%) and action (35.1%) on behaviour change in the process of losing weight. Respondents' readiness was positive (76.9%) on emotions about losing weight and was negative in terms of consequences, support, and action in losing weight.
Phase 2 was carried out in 2 stages of FGD with 2 groups of 10 people. It was identified that a weight loss program should be initiated by generating a sense of the need to be healthier with ideal body weight. Programs should be personal. Environmental support was needed such as the availability of healthy food and facilities for activities. The intervention program should be a program that creates support for participants, professional, and available in health services. Based on this, a coaching method was developed following patient-centred care based on self-empowerment for students with obesity in weight loss programs. The program consisted of 6 coaching sessions. Each session used SMART steps. Each coaching session was themed sequentially and was named “From Fat to Fit with SMART Program”. The program was implemented within 3 months. The successive themes of the coaching session were healthy behaviour habits, vision strategy, body self-image, timeline perspective/ state line exercise, happiness model, and healthy behaviour habit/ vision board. Both groups received online education about obesity, balanced diet, physical activity and hydration from experts consisting of internal medicine specialists, clinical nutrition specialists, and sports medicine specialists. Anthropometric measurements, body composition (using Bioelectric Impedance Analysis), monitoring food intake (using a food record form), monitoring physical activity (using a bouchard activity record), self-empowerment (using a subjective wellbeing questionnaire and healthy behaviour habits satisfaction scale) were compared between the two groups using paired T-test (if the data distribution was normal) and the Mann-Whitney test (if the data distribution was not normal).
Phase 3 began with the application of the program to two groups of 30 obese students. Participants were divided into an intervention group and a control group. The intervention group received coaching from a health coach who had received previous training from an internationally certified coach. A health coach accompanied 4 obese students. There were 8 health coaches consisting of family medicine and primary care specialists, internal medicine specialists, sports medicine specialists, faculty study program manager doctors, and coaches who were experienced with coaching approach in the workplace. The coaching session was divided into six meetings every two weeks online via a zoom meeting with the help of a host from the research team. However, the increasing conditions of pandemic restrictions on community activities at this stage, students who completed the program were 23 students in the intervention group and 18 students in the control group. The value of change in the intervention group was significantly greater than the control group in the component of total body fat [-0.9 (-12.9, 0.70) vs 0.0 (-6.9, 3.50), p=0.02 ) and healthy behaviour habit [13.5 ± 11.85 vs. 7.5 ± 8.08, p=0.04].
The value of the change in the healthy behaviour habit satisfaction scale was significantly greater than the control group in the hobby/passion aspect [2(-4.6) vs 1(-2.2), p=0.02], move exercise [2,3 ± 2.11 vs 1.2 ±1.93, p=0.03], sleep rest [2(-6.5) vs 1(-3.2), p=0.01], and spiritual [1( 0.6) vs 0( -1.3), p=0.00]. This method has been proven to be able to be applied and is effective in reducing total body fat and significantly increasing healthy behaviour habits. This coaching method, which is following self-empowerment-based patient-centred care, has been proven to be able to be applied in the university's primary health services. However, support is needed from supportive university policies so that students participating in the program could follow it completely until all the expected output indicators are achieved properly
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library