Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audi Dian Fitria
"Notaris merupakan pejabat umum yang mempunyai kewenangan untuk membuat Akta autentik. Untuk dapat dikatakan sebagai akta autentik pembuatan Akta harus dibuat dihadapan Notaris sepanjang isinya dikehendaki oleh para pihak dan sesuai dengan tata cara dan/atau prosedur yang ditetapkan dalam UUJN. Namun dalam prakteknya terdapat akta Notaris selaku PPAT khususnya Akta Jual Beli yang dibuat oleh PPAT namun tidak didasarkan pada tata cara dan/atau prosedur yang berlaku, yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana tanggung jawab Notaris sebagai PPAT dalam pembuatan Akta Jual Beli yang dibuatnya terhadap para pihak serta apakah Notaris dalam kapasitasnya sebagai PPAT dapat dipersalahkan apabila dalam pelaksanaan Akta Jual Beli tersebut salah satu pihak tidak melakukan sesuai apa yang diperjanjikan. Penelitian ini adalah penelitian hukum Normatif yang bersifat eksplanatoris.
Hasil penelitian ini adalah Notaris yang menjalankan jabatannya selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) tidak dapat dilepaskan tanggung jawabnya sebagai Notaris dan harus mentaati dan mengikuti perilaku dan pelaksanaan Peraturan Jabatan Notaris yang diatur dalam UUJN. Notaris dalam kapasitasnya sebagai PPAT dapat dipersalahkan terkait dengan ketelitian dan kecermatan, karena apabila Notaris tidak membuat Akta sesuai dengan prosedur, maka akta tersebut dapat menjadi akta di bawah tangan.

A notary is a public official who has the authority to make an authentic Deed. To be described as an act of conscious creation should be made before the Notary Deed all the contents desired by the parties and in accordance with the Ordinance and/or procedures set out in UUJN. However, in practice there is a notary deed as a PPAT in particular deed of sale and purchase made by PPAT, but not based on ordinances and/or the applicable procedure, which became the principal issue is how the responsibility of the Notary as a PPAT in the making of the deed of sale and purchase he had made against the parties, as well as whether the notary in his capacity as a PPAT can be blamed when in the execution of the deed of sale and purchase one of the parties does not perform according to what exchanged. This research is a normative law that is explanatory.
Results of this research is the Notary who runs his post as Land Deed Officer (PPAT) can not be discharged his responsibilities as a Notary and must obey and follow the behavior and Notary Regulations stipulated in UUJN. Notary public in his capacity as a PPAT can be blamed and thoroughness associated with incredible detail, because if the notary public does not make the Act in accordance with the procedure, then the deed can be a certificate under his hand.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T44392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fitria
"Bencana kebakaran pasar menyebabkan fungsi ekonomi para pedagang hilang. Hal ini menyebabkan muncul permasalahan psikologis salah satunya ansietas. Psychological capital merupakan personal ability yang dimiliki individu yang diharapkan mampu menjadi sumber positif untuk pulih dari bencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan psychologycal capital hope, self efficacy, resilience, optimism dengan ansietas pada korban kebakaran pasar diwilayah Jakarta Pusat. Desain yang digunakan cross-sectional dengan metode nonprobability sampling. Responden berjumlah 174 orang. Analisa data menggunakan Independent T Test dan Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan psychological capital self efficacy optimism dengan ansietas pada korban kebakaran pasar diwilayah Jakarta Pusat. Hasil juga menunjukkan bahwa jumlah kios yang terbakar dalam jumlah banyak akan menaikkan ansietas korban sebesar 4,845 kali lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kios yang sedikit. Penelitian ini merekomendasikan psychological capital menjadi bagian pengkajian keperawatan bencana, sebagai dasar pemberian intervensi keperawatan bencana.

The market fire disaster caused economic functionality disappear. This causes the emergence of psychological problems one of them is anxiety. Psychological capital is a personal ability possessed by individuals who are expected to be a positive source to recover from disaster. The purpose of this research is to know the relation of psychological capital hope, self efficacy, resilience, optimism with anxiety to victim of fire of market in Central Jakarta region. The design used is cross sectional with nonprobability sampling method. Respondents numbered 174 people. Data analysis using Independent T Test and Chi Square.
Result of research indicate relationship of psychological capital self efficacy optimism with anxiety to victim of fire of market in area of Central Jakarta. The results also show that the number of booths burned in large quantities will increase the anxiety of victims by 4.845 times higher than the small number of booths. This study recommends psychological capital to be part of the assessment of disaster nursing, as the basic for providing disaster nursing interventions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fitria
"ABSTRAK
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) akan mengalami perubahan pada aspek emosi, perilaku, kemampuan berpikir serta kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain. ODGJ membutuhkan orang lain dalam membantu memenuhi kebutuhan yang disebut dengan caregiver. Proses pengobatan dan perawatan yang dilakukan membutuhkan waktu yang panjang, sehingga dapat menyebabkan munculnya caregiver strain. Munculnya caregiver strain dapat menyebabkan kegagalan dalam merawat klien dan juga muncul masalah psikologis pada caregiver. Caregiver strain menyebabkan psychological well-being caregiver menurun. Beberapa program yang ada seperti psikoedukasi keluarga (PEK) dan terapi suportif (TS) yang diberikan saat ini oleh pelayanan kesehatan dibuat sama rata, tanpa mempertimbangkan caregiver strain yang ada, sehingga belum jelas mengukur peningkatan psychological well-being pada caregiver. Karya ilmiah akhir spesialis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PEK dan TS terhadap caregiver strain dan psychological well-being. Pendekatan dalam karya ilmiah akhir ini menggunakan case studies dengan caregiver sebanyak lima orang dengan dilakukan pengukuran pre-post test. Instrumen yang digunakan adalah modified caregiver strain index (MCSI) dan psychological well-being scale (PWBS). Hasil menunjukkan terjadi penurunan caregiver strain dan peningkatan psychological well-being yang lebih optimal setelah diberikan tindakan keperawatan Ners, PEK dan TS. Pemberian Tindakan Keperawatan Ners ditambah dengan dengan PEK dan TS berdasarkan caregiverstrain dan pengukuran psychological well-being direkomendasikan sebagai salah satu paket terapi untuk koping caregiver.

ABSTRACT
People with mental disorders (PWMD) have many abilities changing aspects such as cognitive, emotion, behaviour and in relationships with others. PWMD needs other people to fulfill the needs called caregivers. The process of medication and care requires a long period, so it can cause strain for caregivers. The Caregiver strain can cause failure in caring for clients and also overcome psychological problems in caregivers. Caregivers strain cause reducing caregiver psychological well-being. Efforts to improve psychological well-being and reduce the strain of caregivers are needed. Family psychoeducation (FPE) and supportive therapy (ST) given today by health services are made equal to all caregiver, without considering the existing strain of caregivers, so it is not clear to measure the increase in psychological well-being of caregivers. Related to this final scientific work to study the effect of FPE and ST on caregiver strain and psychological well-being. The research approach used in this study was case series a case study with five caregivers with pre-post test measurement used are strain caregivers (MCSI) and psychological well-being scale (PWBS). The results showed a decrease in the caregiver strain and a more optimal psychological improvement after FPE and ST were given. Nursing care, psychoeducation therapy based on caregiver strain and supportive therapy were recommended as a therapy packages for coping caregivers to reduce caregiver strain and improve psychological well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library