Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Made Diah Lestari
"Pembangunan kesehatan di Indonesia membutuhkan perhatian yang sangat besar. Masih banyak hal- hal yang harus diperbaiki, seperti misalnya pelayanan kesehatan yang tidak merata, tren penduduk dengan usia tua, gaya hidup tidak sehat, lingkungan yang tidak memenuhi standar, dan meningkatnya penyakit-penyakit yang bersifat degeneratif. Untuk itu peran pelayanan kesehatan sangat diperlukan, seperti ketersediaan lembaga kesehatan dan pelaksana di bidang kesehatan. Salah satunya adalah peran seorang perawat.
Dalam sebuah lembaga kesehatan, perawat memegang peranan yang besar dalam gerak kegiatan rumah sakit untuk menolong pasien. Perannya seringkali menentukan dalam proses penyembuhan pasien karena perawat adalah pekerja kesehatan yang berfungsi memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam dan mempunyai kontak yang konstan dengan pasien. Selain itu, perawat merupakan jumlah tenaga yang dominan yaitu 50-60% dari seluruh tenaga yang ada di rumah sakit (Axles, Nurachman & Notoatmojo, 2002). Profesi perawat bertujuan untuk menolong orang lain dalam mencapai dan mempertahankan kondisi yang sehat, baik melalui pemberian nutrisi sehat, lingkungan aman, maupun memberikan perasaan yang nyaman secara psikologis.
Di lain sisi, berhadapan setiap hari dengan pasien sakit bukanlah suatu hal yang mudah. Pekerja pelayanan sosial- kesehatan, salah satunya perawat adalah profesi yang sangat rentan terhadap burnout. Hal ini dikarenakan para pekerjanya memiliki keterlibatan langsung dengan pasien (Cherniss dalam NingDyah, 1999). Dalam tugasnya memberikan pelayanan, perawat sering dihadapkan pada tuntutan untuk selalu memberikan yang terbaik, harus selalu sabar, tenang, dan memiliki pengertian yang baik, bahkan di saatsaat tertentu merata tidak berdaya lagi untuk menyembuhkan pasien terminal, mengontrol keadaan sehingga menimbulkan perasaan frustasi.
Beban kerja yang berlebihan juga seringkali menimbulkan tekanan, kelelahan fisik, mental, dan emosional pada perawat. Sumber burnout yang lain adalah konflik peran seperti memilih antara prinsip professional yang dipegang dengan kebijakan- kebijakan yang berlaku dalam institusi tempat perawat bekerja. Dengan kompleksnya tugas serta di sisi lain rentan terhadap burnout, maka seorang perawat dituntut untuk memiliki inner resources atau kualitas- kualitas dalam diri yang positif agar dapat berfungsi secara professional. Hal ini sejalan dengan pendekatan Positive Psychology yang mencoba untuk menemukan kekuatan tidak hanya kelemahan individu agar dapat mencapai hidup yang berarti dan tegar menghadapi stressor (Peterson & Seligman, 2004). Manuel D dan Rhoda Mayerson Foundation telah melakukan sebuah studi mengenai sifat- sifat positif dari individu. Mereka telah mengembangkan suatu alat ukur yang mampu melihat profil character strengths individu. Alat ukur tersebut diberi nama Values In Action Inventory of Strengths (VIA- IS)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Diah Lestari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Diah Lestari
"Radioterapi lapangan kecil mulai banyak digunakan pada radioterapi modern seperti Intensity modulated radiotherapy (IMRT), stereotactic radiosurgery (SRS), dan Volumetric modulated arc therapy (VMAT). Akurasi terhadap pengukuran profil berkas dan percentage depth dose (PDD) menjadi kompleks karena ketidakseimbangan elektron. Oleh karena itu, film Gafchromic EBT2 digunakan untuk dosimeter radioterapi lapangan kecil karena memiliki resolusi spasial yang tinggi. Analisa dosimetri pada film Gafchromic EBT2 sangat dipengaruhi oleh penggunaan resolusi spasial citra. Penggunaan resolusi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan noise yang cukup besar sebaliknya resolusi citra yang terlalu rendah tidak mampu menampilkan hasil analisa yang cukup akurat. Dengan demikian penggunaan resolusi citra yang optimum menjadi parameter penting dalam analisa dosimetri pada film Gafchromic EBT2. Resolusi citra yang optimum dapat ditentukan dengan melakukan uji respon terhadap variasi resolusi citra yakni : 50, 75, 100, 150, dan 240 dpi pada saat melakukan scanning film dengan Epson Perfection V700 menggunakan orientasi film landscape. Analisa dosimetri dilakukan menggunakan algoritma MATLAB dan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya menggunakan ImageJ, Monte Carlo dan PPC untuk melihat karakteristik dosimetri terhadap penggunaan resolusi. Secara keseluruhan hasil evaluasi menunjukkan kondisi optimum resolusi citra 150 dpi diperoleh pada TPR20,10 dengan S.D. 8.10 % dan dmax dengan S.D 4.78%. Hasil evaluasi profil berkas menunjukkan resolusi optimum untuk FWHM dan Penumbra dicapai pada resolusi 75 dpi dengan S.D. 7.0 2% dan 12.43%. Hasil evaluasi VACF menunjukkan resolusi optimum dicapai pada resolusi 50 dan 75 dpi. Hasil yang diperoleh dari masing-masing parameter dosimetri memiliki kecenderungan optimum pada resolusi citra75 dpi.

Small field radiotherapy were increasing used in modern radiotherapy especially in intensity modulated radiotherapy (IMRT), stereotactic radiosurgery (SRS), and volumetric modulated arc therapy (VMAT). Accurate beam profile and percentage depth dose (PDD) measurements of such as beams were complicated due to the electron disequilibrium. Hence the EBT2 (external beam therapy) Gafchromic film was used for dosimetry small field radiotherapy because of its high spatial resolution. Spatial resolution influence dosimetric analyze for EBT2. More perturbation cause by using high spatial resolution otherwise low image spatial resolution couldn?t determined accurately. Such as, small field radiotherapy required the optimum image resolution for important parameter in dosimetric analyze EBT2. Optimum image resolution could be determine with testing dosimetric characterization to resolution response by 50, 75, 100, 150, and 240 dpi with landscape film orientation during film scanning by Epson Perfection V700. Dosimetric analyze was done by MATLAB algorithm and compare to ImageJ, Monte Carlo and PPC from prior research to evaluate dosimetry characteristic to image resolution. The results show that optimum image resolution was 150 dpi with S.D. 8.10 % and 4.78% for TPR20,10 and dmax respectively. Beam profile evaluation for FWHM dan Penumbra attained for 75 dpi with S.D. 7.0 2% and 12.43%. VACF evaluation show that optimum image resolution rich at 50 and 75 dpi. The result for each dosimetry parameter attained to optimum image resolution at 75 dpi"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Lestari
"Transdermal drug delivery system (TDDS) adalah sistem penghantaran obat yang digunakan pada permukaan kulit dengan tujuan sistemik. Untuk itu, diperlukan suatu eksipien pembentuk matriks transdermal yang dapat menghantarkan obat masuk ke dalam kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan eksipien koproses xanthan gum dan amilosa tersambungsilang-6 (Ko-CLA6-XG) sebagai matriks sediaan transdermal, kemudian dilakukan uji penetrasi secara in vitro dan in vivo. Ko-CLA6-XG diformulasikan dalam bentuk hidrogel dengan model obat natrium diklofenak. Uji penetrasi in vitro dilakukan menggunakan sel difusi Franz yang kemudian dianalisis dengan spektrofotometer UV. Uji in vivo dilakukan dengan cara mengaplikasikan satu gram hidrogel dengan luas aplikasi 1,13 cm2 di atas kulit tikus bagian abdomen, kemudian sampel darah dikumpulkan melalui sinus orbitalis mata dan dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Hasil uji penetrasi in vitro menunjukkan jumlah kumulatif obat yang terpenetrasi ke dalam kulit hingga 12 jam sebanyak 1435 ± 180 µg cm-2 dengan fluks total sebesar 118,55 ± 23,01 µg cm-2 jam-1 (r=0,0994) dan waktu tunda selama 48,6 ± 15,6 menit. Profil pelepasan natrium diklofenak selama 12 jam pada uji in vivo mencapai konsentrasi puncak plasma sebesar 2236 ± 398 ng/ml pada 0,86 ± 0,21 jam dengan AUC sebesar 25273 ± 4133 ng ml-1 jam. Kedua hasil uji memberikan gambaran bahwa hidrogel mengandung natrium diklofenak dengan Ko-CLA6-XG sebagai matriks dapat dikembangkan untuk sediaan transdermal.

Transdermal drug delivery system (TDDS) is the administration of therapeutic agents through the skin for systemic effect. Therefore, it requires an excipient for transdermal matrix-forming that can deliver drug across the skin. This present research was intended to develop the utilization of coprocessed excipient of xanthan gum and 6-cross-linked amylose (Co-CLA6-XG) as a matrix for transdermal and then evaluate the in vitro and in vivo penetration. Co-CLA6-XG was formulated as hydrogel with sodium diclofenac as a drug model. In vitro penetration study was evaluated using Franz diffusion cell analysed with spectrophotometre UV. The in vivo experiment was performed by applied one gram of hydrogel spread over 1,13 cm2 to the rat abdoment skin, then the blood samples were obtained from sinus orbitalis and analysed with high-performance liquid chromatography (HPLC). In vitro study records the cumulative drug permeated across the skin for 12 hours ranged 1435 ± 180 µg cm-2 and shows the transdermal flux 118,55 ± 23,01 µg cm-2 hours-1 (r = 0,994) with the lag time value ranged 48,6 ± 15,6 min. The release profile of sodium diclofenac for 12 hours in vivo reached a maximum peak of 2236 ± 398 ng/ml at 0,86 ± 0,21 hours with the AUC value was 25273 ± 4133 ng ml-1 hour. Thus diclofenaccontaining hydrogel using Co-CLA6-XG as a matrix could be developed as transdermal drug delivery."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Diah Lestari
"Latar belakang: Salah satu faktor virulensi C. albicans adalah pembentukan biofilm yang dapat meningkatkan resistensi terhadap agen antijamur. Temulawak merupakan tanaman obat khas Indonesia yang diketahui memiliki efek antijamur karena mengandung zat aktif xanthorrhizol.
Tujuan: Mengetahui potensi penggunaan ekstrak etanol temulawak dalam mengeradikasi biofilm C. albicans isolat klinis.
Metode: Pemaparan ekstrak etanol temulawak kepada biofilm C. albicans selama 1 jam pada berbagai fase pembentukan biofilm. MTT assay digunakan untuk mengukur persentase eradikasi biofilm.
Hasil: Ekstrak etanol temulawak memiliki nilai KHM dan KBM 15 terhadap C. albicans isolat klinis planktonik. Nilai Konsentrasi Eradikasi Biofilm Minimal KEBM50 ekstrak etanol temulawak terhadap biofilm C. albicans isolat klinis pada fase awal, fase menengah, dan fase maturasi adalah 25 , 15 , dan 15.
Kesimpulan: Ekstrak etanol temulawak mampu mengeradikasi biofilm C. albicans isolat klinis.

Background: An ability to form biofilm is one of the C. albicans rsquo s virulence factor that increase resistance towards antifungal agents. Java turmeric is an Indonesian medicinal plant which reported to have antifungal effects due to its active component, xanthorrhizol.
Objective: To measure in vitro potential use of Java turmeric ethanol extract in eradicating C. albicans clinical isolate biofilm.
Method: One hour exposure of Java turmeric ethanol extract to C. albicans biofilm formation phases. MTT assay is used to test the percentage of biofilm eradication.
Result: The Minimum Inhibitory Concentration MIC and Minimum Fungicidal Concentration MFC of Java turmeric ethanol extract towards planktonic C. albicans was 15. The Minimum Biofilm Eradication Concentration MBEC50 in the early phase was 25, intermediate phase 15 and maturation phase 15.
Conclusion: Java turmeric ethanol extract is effective in eradicating clinical isolate of C. albicans biofilm.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Diah Lestari
"Islamic branding adalah fenomena yang terjadi dalam dunia pemasaran di Indonesia dengan semakin maraknya merek yang menggunakan klaim halal pada produknya serta juga penggunaan simbol-simbol Islami dalam komunikasi pemasarannya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pembentukan ekuitas merek (brand equity) dalam Islamic brand dengan menggunakan merek kosmetik Wardah sebagai obyek penelitian.
Menciptakan loyalitas konsumen adalah merupakan tujuan utama dari seorang pengelola merek, dan merupakan inti dari konsep brand equity. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari variabel-variabel perceived quality, corporate brand image dan brand personality dari Islamic brand terhadap brand loyalty baik secara langsung maupun melalui variabel perantara brand attitude. Penelitian dilakukan pada 159 responden dengan menggunakan menggunakan metode kuantitatif analisa jalur.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perceived quality dapat memberikan pengaruh kepada brand loyalty baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui variabel brand attitude. Sementara brand personality tidak dapat memberikan pengaruh langsung pada brand loyalty melainkan hanya melalui brand attitude. Corporate brand image tidak secara signifikan dapat memberikan pengaruh baik pada brand loyalty maupun brand attitude.

Islamic branding is a phenomenon that occurs in the world of marketing in Indonesia with the increasingly widespread brands that use halal claims on their products as well as the use of Islamic symbols in their marketing communications. This research was conducted to analyze the formation of brand equity in Islamic brand by using Wardah cosmetic brand as research object. Creating brand loyalty is the main objective of a marketer and is at the core of the brand equity concept.
The purpose of this research is to analyse the effect of perceived quality, corporate brand image and brand personality of Islamic brand towards brand loyalty either directly or through the mediation of brand attitude. The research was conducted on 159 respondents by using quantitative method of path analysis.
The result of this study indicates that perceived quality variables gives effect to brand loyalty either directly or indirectly through variable brand attitude. Meanwhile brand personality does not give a direct impact on brand loyalty but only through mediation of brand attitude. Corporate brand image does not significantly effect to both brand loyalty and brand attitude.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Diah Lestari
"ABSTRAK
Pendahuluan: Remaja yang menjalani kehidupan di lembaga pembinaan akan mengalami banyak perubahan yang disebabkan oleh stressor sehingga menimbulkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stressor, persepsi pola asuh, dan strategi koping terhadap stres remaja di lembaga pembinaan khusus anak pria. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 64 remaja di lembaga pembinaan yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Hasil: Stressor aspek biologis ialah perubahan nafsu makan, penyakit menular di lembaga pembinaan, dan perubahan kesehatan fisik. Stressor aspek psikologis ialah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, perubahan motivasi, dan perubahan kemampuan belajar. Stressor aspek sosial ialah berpisah dari keluarga, suasana lingkungan lembaga pembinaan, kegiatan rutin di lembaga pembinaan, serta perilaku dan sikap teman di lembaga pembinaan. Remaja di lembaga pembinaan merasakan stres katagori moderate. Remaja di lembaga pembinaan menggunakan problem focused coping dan emotion focused coping. Remaja di lembaga pembinaan mendapatkan perlakuan dari orang tua dengan jenis pengasuhan neglectful/uninvolved. Stressor sosial, strategi koping problem focused coping, dan persepsi pola asuh neglectful/uninvolved memiliki hubungan yang bermakna dengan stres. Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi penelitian berikutnya berupa penelitian keperawatan intervensi berupa managemen stres pada remaja di lembaga pembinan. Bermanfaat bagi orang tua dalam meningkatkan serta memperbaiki pola pengasuhan kepada remaja.

ABSTRACT
Introduction Adolescents who live in prison will change many experiences caused by stressor that can cause stress. This study aims to determine the relationship between stressors, parenting style, and coping strategies toward stress adolescents inmates in prisons. Methods The design of this study was descriptive correlational with cross sectional approach. This study was involved 64 adolescents inmates selected by purposive sampling. Result Biological stressor are the spread of infectious diseases in the prison and changing in physical health. Psychological stressor are an unpleasant past experiences, changing in motivation, and learning ability. Social stressor are seperated from family, environment, routine activity, and behavior rsquo s friends inmates.. Adolescents inmates moderate stres. Coping strategies used by adolescents inmates is problem focused coping and emotion focused coping. Parenting style with neglectful uninvolved in adolescents inmates. Social stressor, coping strategies, and parenting style have a meaningful relationship with stress. Recommendation This research is expected to provide benefit for subsequent research of nursing intervention of stress management at adolescents inmates. This study to provide benefit for parents in improving parenting patterns. "
2017
S67695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Diah Lestari
"ABSTRAK
Kanker rektum merupakan salah satu masalah keganasan yang lebih banyak terjadi pada masyarakat perkotaan. Penatalaksanaan kanker rektum salah satunya yang dapat dilakukan dengan pembedahan abdominoperineal resection. Penelitian menyatakan bahwa pasien yang akan menjalani pembedahan memiliki risiko tinggi mengalami kecemasan. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami kecemasan saat pre operasi adalah teknik relaksasi, yaitu terapi musik. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan terapi musik pada pasien kanker rektum yang mengalami kecemasan dalam menjalani pembedahan abdominiperineal resection. Penulisan ini menggunakan pendekatan studi kasus klinik. Intervensi yang dilakukan selama 3 hari pada pasien menunjukkan bahwa terapi musik efektif dalam menurunkan kecemasan pasien. Hal tersebut terlihat dari respons pasien menjadi lebih tenang dan rileks. Rekomendasi dari studi kasus ini dalam meningkatkan keefektifan terapi musik untuk menurunkan kecemasan pasien pre operasi abdominoperineal resection adalah dengan pemberian edukasi dari tenaga kesehatan dan support sistem.

ABSTRACT
Rectal cancer is one of the most common malignant problems in urban community. One of the surgery choices is abdominoperineal resection. Recent research stated that, patients who will to be surgery have high risk of anxiety preoperative. One of the alternative interventions is techniques relaxation, namely music therapy. The aim of this paper was analyze the nursing care of applying music therapy in rectal cancer patients who have an anxiety before preoperative abdominoperineal resection. This paper used a clinical study approach. The result of this study showed that music therapy during 3 days intervention were tranquility and relax patient. This study recommended that to imrpove music therapy in reducing patient rsquo;s anxiety are education from health care professional and support system from family."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Diah Lestari
"Ketidakaktifan fisik diidentifikasi sebagai faktor risiko utama urutan keempat sebagai penyebab dan bertanggung jawab atas 6% kematian global, sedangkan kegemukan dan obesitas bertanggung jawab atas 5% kematian global. Data PT X tahun 2018 menunjukkan 64% pekerja mengalami masalah obesitas dan kelebihan berat badan. Perusahaan menyediakan berbagai macam fasilitas aktivitas fisik seperti arena fitness, sepakbola, tennis, yoga, renang, aerobik dan lain-lain, sebagai upaya peningkatan kesehatan pekerja. Hasil observasi langsung, tidak banyak pekerja yang memanfaatkan fasilitas tersebut, misalnya yoga hanya diikuti oleh 10 orang dari total 1296 karyawan. Sehingga perlu dilakukan promosi kesehatan di tempat kerja dan evaluasi hasilnya dalam peningkatan pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi promosi kesehatan dengan tatap muka selama 15 menit.
Desain penelitian adalah controlled randomized experiment study pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kedua kelompok mendapatkan informasi terkait aktivitas fisik melalui poster dan wallpaper komputer, untuk kelompok intervensi diberikan training berupa tatap muka selama 15 menit yang terdiri dari pemberian lembar informasi dan interaksi antara trainee dan trainer.
Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji independent paired t-test dengan siginifikansi 0,05. Hasil analisis mendapatkan p value perubahan atau delta keempat variabel lebih kecil dari 0,05 (p value 0,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh promosi kesehatan di tempat kerja terhadap pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik yang signifikan sebelum dan sesudah promosi kesehatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut dikarenakan kelompok intervensi menerima informasi yang bersifat diberikan, disampaikan secara berkelompok dengan media visual dan adanya interaksi dengan trainer, sedangkan kelompok kontrol hanya berdasarkan keinginan dan kebutuhan dari masing-masing individu.

Physical inactivity was identified as the fourth main risk factor as a cause and was responsible for 6% of global deaths, while obesity and obesity were responsible for 5% of global deaths. In PT X, 2018 data shows 64% of workers are obesity and overweight. The company provides various physical activity facilities such as fitness, soccer, tennis, yoga, swimming pool, aerobic, etc. as an effort to improve workers' health. Direct observation found, small amount of workers that use these facilities, for example yoga only attended by 10 people out of 1296 employees. So it necessary to do health promotion at the workplace and evaluation of its influence in increasing knowledge, interest, attention and physical activity of workers. This study aims to determine the differences of changes in knowledge, interest, attention and physical activity in the intervention group and the control group before and after a health promotion face-to-face for 15 minutes.
The study design was a controlled randomized experiment study with two samples (intervention and control). Both groups received information related to physical activity through computer wallpapers and posters, intervention group received 15 minutes face toface training that consisted of giving information sheets and interactions between trainees and trainer.
The results were analyzed using independent paired t-test with significance level 0.05. The results is p value of changes or delta for four variables smaller than 0.05 (p value 0,000) so it can be concluded that there are significant changes in knowledge, interest, attention and physical activity before and after health promotion at the intervention group and the control group. The difference is intervention group receives information that is given, delivered in groups with visual media and interaction with trainers, while the control group is only based on the desires and needs of each individual.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>