Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhoho Ali Sastro
Abstrak :
Tesis ini bermula dari adanya fakta penurunan peran sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun. Hal ini juga sejalan dengan penemuan penggunaan input primer pada sektor pertanian. Di sisi lain, sekalipun jumlah input yang digunakan menurun, perkembangan teknologi, membuat produksi sektor pertanian tetap bertumbuh. Hal ini memunculkan pemikiran, andaikan input untuk pertanian tidak berkurang, tentunya output yang dihasilkan akan lebih tinggi. Tetapi pada saat bersamaan, akan mengurangi input untuk sektor yang lain dan kemudian akan mengurangi output dari sektor yang lain. Apakah penambahan output pertanian mampu mengkompensasi pengurangan tersebut? Apabila bisa dikompensasi maka, mempertahankan proporsi input primer, dengan kata lain mempertahankan proporsi input primer untuk pertanian, akan melahirkan keadaan yang lebih menguntungkan untuk menguji hal tersebut, digunakan model input-output supply side yang digagas oleh Ghosh (1958), sehingga variabel input primer menjadi variabel eksogen yang mungkin diubah. Untuk memudahkan analisa, maka dilakukan estimasi jumlah output dengan menggunakan matriks teknologi periode terakhir (tahun 2005), tetapi input primer yang digunakan direlokasi dengan menggunakan proporsi input primer tahun 1990, 1995, 2005. Hasil estimasi output perekonomian ini digunakan sebagai dasar untuk menyimpulkan kondisi manakah yang lebih menguntungkan. Kondisi ketika input primer dipertahankan, atau kondisi input primer sesungguhnya. Dari simulasi yang dilakukan diperoleh data yang menjelaskan mempertahankan proporsi input primer sesuai dengan periode tahun sebelumnya akan menghasilkan penambahan output untuk sektor pertanian. Penambahan output ini tidak mengurangi total output pada perekonomian. ......This thesis starts from the fact that agriculture's role in the Indonesia’s economy is declining every year. This phenomenon, on one side, is in line with the decreasing of primary input to the agriculture sector as well. On the other side, although the quantity of input used is declining, technology development makes the agriculture production is still growing. This condition raises a concem that if the input for agriculture is not decreasing, then of course, the output resulted will be much higher. At the same time, however, it will decrease the input from other sectors and will reduce the output from other sectors. Is the additional output from agriculture sector able to compensate such decline? Therefore, if it is compensated, sustaining the proportion of primary input will result in a more beneficial condition. In order to examine the above thesis, the Glicsh’s supply side input-output model (1958) will be used, so the variable of primary input will be a changeable variable of exogenous. To assuage the analysis, estimating the quantity of output using technology matrix of the last period (2005) is used. However, the used primary input is relocated by using the proportion of primary input of 1990, 1995, 2005. The estimated output will be used as the basis to conclude which condition is more beneficial. A condition whereby primary input is sustained or the real condition of primary input. From the conducted simulation, a data is obtained. Such data explains that sustaining primary input in accordance with the proportion of previous period will result in the addition proportion of primary input for agriculture. This addition does not decrease the total output ofthe economy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T34011
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhoho Ali Sastro
Abstrak :
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) adalah salah satu instrumen kontrol dalam sistem administrasi negara. Indonesia, sebagai salah satu negara yang menganut mazhab negara hukum rechstaat, menjadikan PTUN tak hanya sebagai lembaga kontrol terhadap pemerintah, tetapi juga sebagai lembaga yang mengkompensasi kedudukan rakyat dalam penyelesaian sengketa TUN. Dalam sengketa TUN rakyat akan berhadapan dengan penguasa (pemerintah). Salah satu bentuk kompensasi kedudukan yang diberikan oleh UU Peratun adalah prosedur penundaan pelaksanaan KTUN (pasal 67). Dalam skripsi ini pada dasarnya akan mencoba mengulas tiga hal. Yang pertama adalah bagaimana prosedur ini diterapkan. Apa saja aturan yang telah diciptakan sehingga prosedur ini dapat dilaksanakan dalam prakteknya. Selain soal penerapan prosedur ini, skripsi ini membahas juga mengenai latar belakang penyusunan aturan mengenai prosedur penundaan. Penerapan prosedur penundaan, terbatas pada apa yang telah dituangkan secara normatif. Pemahaman yang terbatas pada sesuatu yang tekstual semata akan membuat terjebak pada kebingungan dan lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya pengaturan itu. Oleh karenanya dalam skripsi ini juga dibahas mengenai latar belakang pengaturan prosedur penundaaan pelaksanaan KTUN. Bagian ketiga, dari skripsi ini akan memberikan analisa tentang penerapan prosedur penundaan pelaksanaan KTUN. Hal-hal apa yang perlu mendapatkan perhatian untuk masa-masa yang akan datang. Di bagian akhir, sebagai pemantap dan pembulat pemahaman, skripsi ini menyajikan beberapa contoh kasus untuk dijadikan bahan kajian. Ada tiga kasus yang akan dijadikan sebagai bahan kajian. Yang pertama adalah kasus Lawang Seketeng. Kemudian dilanjutkan dengan Kasus Skorsing Mahasiswa UI, serta yang terakhir adalah Kasus Penggusuran Kali Adem. Ketiga kasus ini sengaja dipilih karena karakteristiknya masing-masing.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S22263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library