Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Maulina
Abstrak :
Pendidikan di perguruan tinggi dilakukan untuk menghasilkan generasi muda yang berkualitas. Salah satu faktor yang berkaitan dengan keberhasilan studi di perguruan tinggi adalah konsep diri mahasiswa. Untuk itu, alat ukur konsep diri mahasiswa, karena selama ini belum banyak dikembangkan alat ukur konsep diri yang ditujukan bagi mahasiswa. Alat ukur ini diharapkan dapat membantu proses bimbingan dan konseling yang dilakukan pada mahasiswa, terutama yang mengalami masalah-masalah akademis berkaitan dengan konsep diri. Pengembangan alat ukur baku konsep diri ini didasarkan pada konsep diri sebagai suatu konstruk yang multidimensional dan memiliki hirarki, yang terdiri dari dimensi konsep diri akademik, sosial, emosional, dan fisik. Pemilihan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Program S-1 Reguler yang duduk di semester 2 dan 4 sejumlah 254 orang. Responden penelitian ini berjumlah 254 orang. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa alat ukur ini akurat dan konsisten dalam mengukur konsep diri mahasiswa Uji validitas konstruk dengan analisis faktor menunjukkan alat ini mengukur apa yang ingin diukur yaitu konsep diri mahasiswa, karena hampir seluruh item berada pada faktor yang sesuai dengan teori pembuatan alat ukur. Uji validitas konstruk dengan cornfergerfr validafion dan korelasi antara dimensi menunjukkan alat ukur ini mengukur hal yang sama dengan alat ukur penyesuaian diri akademis yang memiliki kesamaan konstruk, dan terbukti sebagai alat ukur konsep diri yang multidimensional serta bersifat hirarki. Uji validitas kriteria menunjukkan dimensi konsep diri akademik berkorelasi signifikan dengan Indeks Prestasi Mahasiswa, sehingga dapat digunakan sebagai prediktor prestasi mahasiswa., hanya saja daya prediksinya tergolong rendah. Dari penelitian ini, disusun sebuah norma alat ukur konsep diri mahasiswa yang didasarkan pada standard scores dengan mean = 10 dan SD (standard deviation) = 3. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk menggunakan metode lain dalam pengujian validitas konstruk, memperpendek tes dengan mengurangi item, dan melanjutkan penelitian pada fakultas atau universitas lain agar dapat diperoleh alat ukur mahasiswa yang reliabel, valid, mampu membedakan mahasiswa yang memiliki konsep diri positif dan positif serta memiliki norma yang mewakili mahasiswa secara luas.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Maulina
Abstrak :
[ABSTRAK
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia dalam 5 tahun terakhir terutama melibatkan sepeda motor. Kecelakaan antara lain disebabkan oleh perilaku pengendara sepeda motor yang berisiko tinggi untuk menimbulkan kecelakaan. Disertasi ini mengintegrasikan antara perspektif kognitif dan kognisi sosial untuk menjelaskan pengaruh script mengendara berisiko, persepsi jarak, dan persepsi risiko terhadap keputusan pengendara untuk melakukan tiga jenis perilaku mengendara berisiko yang khas dilakukan di kota besar Indonesia, yaitu menyelip, menyiap, dan melawan arah, dalam situasi pro-risk dan anti-risk. Dua studi pertama (studi 1 dan studi 2) dilakukan untuk menggali situasi pro-risk (mendorong) dan anti-risk (menghambat) pengendara untuk menampilkan perilaku menyelip, menyiap dan melawan arah dan mengembangkan instrumen penelitian. Pada studi 3 dilakukan penelitian eksperimental dengan desain within subject terhadap 231 pengendara lakilaki berusia 20-35 tahun di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh tidak langsung dari script mengendara berisiko melalui persepsi risiko terhadap keputusan untuk menyelip dan menyiap dalam situasi pro-risk dan anti-risk. Untuk keputusan pengendara melawan arah pada situasi pro-risk dipengaruhi secara langsung oleh persepsi risiko dan script mengendara berisiko, sedangkan pada situasi anti-risk faktor yang berpengaruh hanya persepsi risiko. Dari hasil penelitian ini, sejumlah kegiatan pelatihan dan pemberian informasi diperlukan untuk membentuk script mengendara aman dan mengembangkan keterampilan mempersepsi risiko secara akurat.;
ABSTRACT
In the past 5 years, the high rate of traffic accidents in Indonesia mostly involved motorcyclists, many of whom often perform risky riding behaviors. This dissertation is intended to integrate cognitive and social cognitive perspectives in explaining the influence of risky riding script, distance perception, and risk perception on riders’ decision to perform three typical risky riding behaviors on Indonesian urban roads, namely lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction at prorisk and anti-risk situations. Two preliminary studies were conducted to explore the pro-risk and anti-risk situations related to lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction, as well as to aid in the development of research instruments. A within-subjects experiment involving the manipulation of 2 traffic situations (pro-risk x anti-risk) and 3 types of risky riding behavior (lane splitting, dangerous overtaking, riding in opposite direction) was then conducted on 231 male riders aged 20-35 years in Jabodetabek area. The results show that risk perception has an indirect effect of risky riding script on riders’ decision to perform lane splitting and dangerous overtaking at pro-risk and anti-risk situations. On the other hand, the decision to perform riding in opposite direction at pro-risk situation was directly influenced by risk perception and risky riding script, but there was only a direct effect of risk perception at anti-risk situation. Based on the results, it can be inferred that further training and provision of information are necessary to help, In the past 5 years, the high rate of traffic accidents in Indonesia mostly involved motorcyclists, many of whom often perform risky riding behaviors. This dissertation is intended to integrate cognitive and social cognitive perspectives in explaining the influence of risky riding script, distance perception, and risk perception on riders’ decision to perform three typical risky riding behaviors on Indonesian urban roads, namely lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction at prorisk and anti-risk situations. Two preliminary studies were conducted to explore the pro-risk and anti-risk situations related to lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction, as well as to aid in the development of research instruments. A within-subjects experiment involving the manipulation of 2 traffic situations (pro-risk x anti-risk) and 3 types of risky riding behavior (lane splitting, dangerous overtaking, riding in opposite direction) was then conducted on 231 male riders aged 20-35 years in Jabodetabek area. The results show that risk perception has an indirect effect of risky riding script on riders’ decision to perform lane splitting and dangerous overtaking at pro-risk and anti-risk situations. On the other hand, the decision to perform riding in opposite direction at pro-risk situation was directly influenced by risk perception and risky riding script, but there was only a direct effect of risk perception at anti-risk situation. Based on the results, it can be inferred that further training and provision of information are necessary to help]
2014
D1992
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Maulina
Abstrak :
ABSTRAK
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya suku bangsa yang terdapat di Indonesia. Pada masa sekarang interaksi antar suku bangsa yang ada cukup besar, karena banyak suku bangsa yang hidup bersama dalam suatu daerah. Untuk itu dibutuhkan pengertian satu sama lain agar tidak teijadi konflik dalam pergaulan, misalnya dalam hubungan persahabatan maupun dalam perkawinan antar suku bangsa. Pemahaman ini penting karena tingkah laku individu dipengaruhi oleh kebudayaan dalam masyarakat. Walaupun telah teijadi interaksi yang lama antar kelompok budaya, namun perbedaan tiap budaya tetap ada. Oleh sebab itu penelitian ini mengambil dua suku bangsa di Indonesia untuk diteliti, yaitu Jawa dan Batak, yang dianggap cukup banyak masyarakat pendukungnya di Indonesia. Tingkah laku individu yang terutama ingin diteliti dalam kaitannya dengan budaya adalah kehidupan keluarga. Latar belakang budaya keluarga perlu diketahui oleh individu, karena pengalaman yang diperoleh individu dari keluarganya dapat mempengaruhi sikap individu ketika berinteraksi dalam masyarakat. Penanaman nilai-nilai budaya telah dilakukan sejak kecil pada individu, dan dapat dilihat paling jelas dari kehidupan keluarganya. Sebagai kesatuan sosial yang terkecil dalam masyarakat, keluarga merupakan media yang paling tepat dan efektif dalam menanamkan nilai-nilai kebudayaan pada individu. Keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan pembentukan kepribadian individu, dan bagaimana keluarga mempengaruhi tingkah laku individu akan ditentukan oleh latar belakang budaya dimana keluarga menjadi bagian. Penelitian ini mengambil empat aspek kehidupan keluarga untuk diteliti, yaitu peran-peran dalam keluarga, nilai-nilai keluarga, family bonds, dan self construal. Peran dalam keluarga berkaitan dengan posisi atau kedudukan individu dalam keluarga. Nilai keluarga merupakan sesuatu yang dianggap bemilai oleh keluarga. Family bonds merefleksikan kekuatan dan bentuk ketergantungan individu terhadap keluarga. Sedangkan self-construal menggambarkan bagaimana individu memandang dirinya dan hubungannya dengan orang lain. Keempat aspek keluarga tersebut diambil dengan dugaan akan menghasilkan perbedaan dalam suku bangsa yang diteliti, yaitu Jawa dan Batak. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan peran dalam keluarga, nilai keluarga, family bonds, dan selfconsirual antara individu dengan latar belakang budaya Jawa dan individu dengan latar belakang budaya Batak. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dan metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa, terdiri dari 115 orang yang mewakili suku bangsa Jawa dan 128 orang yang mewakili suku bangsa Batak. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik incidental sampling. Alat pengumpul data adalah empat buah kuesioner yang masing-masing mengukur peran dalam keluarga, nilai keluarga, family bonds, dan self-construal. Peran dalam keluarga yang diteliti mencakup peran ayah, ibu, kakek, nenek, dan paman/bibi. Family bonds dilihat berdasarkan ikatan emosional subyek terhadap anggota keluarga inti dan anggota keluarga luas. Sedangkan pengukuran self-construal terdiri dari pengukuran terhadap independent self-construal dan interdependent self-construal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada peran dalam keluarga, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam peran ayah dan peran nenek antara subyek dengan latar belakang budaya Jawa dan Batak. Perbedaan yang signifikan terdapat pada peran ibu dalam pengasuhan anak, peran paman/bibi dalam menjaga hubungan dan meneruskan nilai-nilai, serta peran paman/bibi dalam pengasuhan anak. Pada nilai keluarga tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara subyek dengan latar belakang budaya Jawa dan Batak. Pada ikatan emosional terhadap anggota keluarga inti dan anggota keluarga luas juga tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara subyek dengan latar belakang budaya Jawa dan Batak. Sedangkan pada self-construal perbedaan yang signifikan hanya terdapat pada independent self-construal. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan umum bahwa banyak hasil penelitian ini yang berlawanan dengan dugaan semua. Walaupun terdapat perbedaan, namun perbedaan tersebut tidak sebesar yang diperkirakan secara teoritis. Dari hasil tersebut diduga bahwa mungkin bagi masyarakat Indonesia hal-hal yang berkaitan dengan keluarga tidak jauh berbeda antara satu budaya dan budaya lain. Keluarga masih dianggap penting bagi sctiap individu, sehingga variasi yang terdapat dalam kehidupan keluarga di budayabudaya Indonesia tidak terldu banyak. Secara umum falrtor-faktor yang mungkin merupakan penyebab tidak ditemi^annya banyak perbedaan dalam penelitian ini antara lain lokasi penelitian yang sama-sama merupakan kota kecil, subyek penelitian yang termasuk spesifik, serta tingkat pendidikan orangtua subyek yang tergolong tinggi. Dari hasil tersebut penulis mengajukan beberapa saran yang berguna bagi penelitian selanjutnya. Saran yang diajukan antara lain melakukan penelitian tidak hanya di kota kecil tapi juga di kota besar, kemudian melakukan penelitian pada budaya-budaya lain untuk memastikan apakah memang tidak terdapat variasi yang banyak dalam kehidupan keluarga di Indonesia. Selain itu penulis juga menyarankan untuk memperluas tingkat pendidikan subyek sehingga mungkin dapat diperoleh perbedaan yang lebih banyak dalam membandingkan kehidupan keluarga di dua budaya.
2002
S2829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library