Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deny Yudo Wahyudi
Abstrak :
Candi Panataran merupakan salah satu peninggalan kebudayaan materi dari masa Hindu-Buddha yang berada di daerah Blitar, Jawa Timur. Candi ini diketahui dibangun dari masa Majapahit berdasarkan temuan beberapa angka tahun yang berada pada berbagai komponen di kompleks percandian. Penemuan Prasasti Palah yang in situ dari jaman Kadiri menjadikan beberapa sarjana menghubungkan candi ini dengan bangunan suci Palah yang telah ada sejak masa Kediri. Berbagai komponen dalam percandian ini menyiratkan pada suatu sifat keagamaan tertentu yang menjadi dasar bagi percandian ini. Upaya rekonstruksi keagamaan dilakukan dengan pendekatan arkeologi sejarah yang didukung aleh sumber data artefaktual berupa komponen percandian dan data tekstual baik primer maupun sekunder. Metode fenomenologi agama dipandang sesuai untuk mengungkap makna berbagai fenomena keagamaan yang muncul di kompleks ini. Pengungkapan rekonstruksi keagamaan tidak terlepas dari penerapan lima unsur religi yang biasa digunakan untuk mengkaji masalah keagamaan. Tokoh utama yang dipuja merupakan kajian utama untuk dapat merekonstruksi sifat keagamaan candi Pengungkapan tokoh utama yang dipuja ini sebagai penjabaran dari konsep keyakinan yang dianut. Komponen lain yang dikaji adalah tentang ritual keagamaan yang terjadi di kompleks percandian ini dan terkait dengan tata upacara yang dilakukan. Terakhir adalah upaya merekonstruksi fungsi candi ini yang berkaitan dengan umat keagamaan, karana kegiatan umat pendukungnya akan menunjukkan sejauh mana fungsi bangunan suci ini masih terus dapat bertahan. Candi Panataran merupakan bangunan suci yang memiliki keunikan-keunikan dibandingkan dengan pola percandian yang sejaman dengannya. Keberadaan candi ini juga didukung oleh berbagai pemberitaan dalam sumber tekstual. Keunikan dan kekayaan data tersebut pada akhirnya dapat membantu untuk merekonstruksi berbagai unsur keagamaan yang berhubungan dengannya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Yudo Wahyudi
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang fenomena Ṡiwa-Buddha yang tumbuh dan berkembang pada masa Kerajaan Singhasari hingga Kerajaan Majapahit dalam rentang waktu dua abad (13-15 M). Munculnya fenomena Ṡiwa-Buddha telah menjadi perhatian para sarjana dan banyak pendapat tentang hal tersebut. Kajian-kajian tersebut banyak hanya berhenti pada tataran konsep namun masih sedikit yang mencoba menelusuri fenomena yang nyata dalam jejak kebudayaan materi. Berdasarkan hal tersebut kajian ini mencari dan menganalisis unsur-unsur Ṡiwa-Buddha yang terkandung dalam percandian, arca, prasasti dan naskah Jawa Kuno pada kurun masa tersebut. Selain itu, fenomena tersebut dicari dalam penerapan kehidupan agama dan politik. Kerangka berpikir yang digunakan adalah kajian Melford E, Spiro yang mengaji tentang sejarah religi. Dalam kajian ini dibangun atas empat hal yang diungkapkan Spiro, yaitu (1) penjelasan sejarah, (2) penjelasan struktural, (3) penjelasan kausal, dan (4) penjelasan fungsional. Hasil temuan kajian ini mendapati adanya proses transformasi Ṡiwa-Buddha dalam ajaran agama, yaitu munculnya yang terikat dan bebas. Terikat mengacu pada kaidah agama pembentuknya dan bebas mengacu pada interpretasi konsep hakekat oleh pemeluknya. Transformasi Ṡiwa-Buddha tersebut diekspresikan dalam berbagai bidang baik kebudayaan materi, sumber tekstual maupun implementasi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa Singhasari-Majapahit di abad ke-13-15 M. ......This study discusses the Siwa-Buddhist phenomenon that grew and developed during the Singhasari Kingdom to the Majapahit Kingdom in a span of two centuries (13-15 AD). The emergence of the Siwa-Buddha phenomenon has attracted the attention of scholars and many opinions about it. These studies only stop at the conceptual level, but few trace real phenomena in the traces of material culture. Based on this, this study seeks and analyzes the Siwa-Buddhist elements contained in temples, statues, inscriptions and Old Javanese manuscripts at that time. In addition, the phenomenon is sought in the application of religious and political life. The framework used is the study of Melford E, Spiro who studies the history of religion. In this study, Spiro builds on four things, namely (1) historical explanations, (2) structural explanations, (3) causal explanations, and (4) functional explanations. The findings of this study found that there was a process of iwa-Buddha transformation in religious teachings, namely the emergence of the bound and free. Bound refers to the rules of its formation and free refers to the interpretation of the concept of essence by its adherents. The Siwa-Buddha transformation was expressed in various fields, both material culture, textual sources and implementation of national and state life during the Singhasari-Majapahit period in the 13th-15th centuries AD.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library