Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dendy Sugono
Jakarta : Puspa Swara, 1999
499.221 DEN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dendy Sugono
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
499.221 5 DEN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dendy Sugono
"Dalam dunia linguistik telaah wacana baru mencapai perkembangan dalam menemukan bentuk dan arah sekitar awal tahun 1970-an walaupun sebetulnya bidang telaah ini telah dimulai sejak berabad-abad yang lalu dengan nama, antara lain, "seni berbicara", retorika. Bidang telaah ini mencapai kejayaannya pada Abad Pertengahan, tetapi pada abad-abad selanjutnya bidang telaah ini telah memudar dari perhatian orang, terutama pada awal abad XX. Pada awal abad itu orang memusatkan perhatiannya pada analisis kalimat atas unsur-unsur yang lebih kecil; kalimat dipandang sentral dan otonom sehingga analisis mereka terlepas dari konteks.
Dalam Bahasa Indonesia penelitian wacana merupakan hal yang baru karena telaah wacana baru mendapat perhatiaan orang setelah tahun 1980-an meskipun satu dasawarsa sebelum itu orang telah sadar akan konteks dalam analisis bahasa. Namun, pengertian konteks di situ mengacu pada kalimat atau pemakaian bahasa (pengaruh masuknya sosiolinguistik di Indonesia).Beberapa penulis telah membuka jalan bagi telaah wacana bahasa Indonesia. Dardjowidjojo (1986) menelaah benang pengikat dalam wacana, Poedjosoedarmo {1986) membicarakan konstruksi wacana, dan Kaswanti Purwo (1987) menelaah pelesapan konstituen dan susunan beruntun dalam menelusuri wacana bahasa Indonesia, serta Moeliono et al (1988) mengemukakan macam wacana dan alat pembentuk wacana: kohesi dan koherensi.
Telaah pelesapan subjek merupakan telaah kohesi (cohesion), telaah perpautan antarkalimat dalam wacana dan perpautan antarklausa dalam kalitnat. Kohesi itu sebagian dinyatakan melalui tata bahasa, disebut kohesi gramatikal, dan sebagian yang lain dinyatakan melalui kosa kata, disebut kohesi leksikal. Kohesi gramatikal meliputi pengacuan (reference), elipsis, dan penyulihan (substitution); sedangkan kohesi 'leksikal meliputi penyebutan ulang, sinonimi, dan kolokasi Konjungsi berada di garis batas antara kohesi gramatikal dan kohesi leksikal (Halliday dan Hassan,1979:6). Dengan pertautan lain, kohesi itu dapat diwujudkan melalui (a) pelesapan (deletion), (b) pemakaian pronomin a,(c) penyulihan, (d) penyebutan ulang, dan (e) pemakaian konjungsi."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
D334
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendy Sugono
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994
499.251 DEN v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dendy Sugono
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1985
499.275 DEN v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dendy Sugono
"This research aims at describing (1) the language use of border area societies (Insular Riau, West Kalimantan, East Kalimantan, North Sulawesi, and the Eastern Sunda Islands) in terms of local language (BD), Indonesian (BI), and foreign language (BA) in the domains of family, society, and occupation, (2) language activity of border area societies relating to news observation, language attention, and language constraints in mass media, (3) language attitude of border area societies towards BD, BI, and BA. The findings are as follows. First, within the family and society at large, BD is more frequently used than BI and BA. This shows that BD functions in non-formal situations. In the professional field, however, BI is more frequently used than BD. Second, people in border provinces widely observe mass media, whether printed or electronic. They also often pay attention to the language the mass media uses. Third, border societies have a positive attitude towards BD as is shown (agree/totally agree) by the answers to eight questions relating to BD. The language attitude of border societies towards BI is positive based on the answers (agree/totally agree) to seven questions concerning BI. This also means that BI is prestigious for border people, especially in formal communication. The language attitude of border societies towards BA is mixed. In as far as it is negative it implies a positive evaluation of BD and BI because people appreciate them as part of their local and national identities."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library