Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dekvita Ara
"Moringa oleifera L. (Moringaceae) mengandung fenolat dan flavonoid sebagai konstituen utama, ekstrak daun telah dilaporkan menunjukkan aktivitas antioksidan. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari senyawa ini, membutuhkan proses ekstraksi yang sesuai. Microwave Assisted Extraction (MAE) merupakan salah satu cara ekstraksi yang memberikan hasil ekstraksi lebih tinggi dan cepat dengan penggunaan pelarut yang sedikit dan melindungi bahan-bahan yang termolabil. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum MAE meliputi tingkat kekuatanmicrowave, waktu ekstraksi, jenis pelarut yang digunakan dan perbandingan serbuk-pelarut, ekstrak diujiaktivitas antioksidannya.
Ekstrak yang diperoleh dari microwave dengan kondisi optimum kemudian dipilih untuk dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dan kemudian diuji kandungan total fenol dan flavonoid. Kondisi optimum untuk MAE dari hasil optimasi adalah tingkat kekuatanmicrowave P100%, waktu ekstraksi selama 3 menit, pelarut etanol 96%, dan perbandingan serbuk-pelarut 1:10.
Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak kondisi optimum pada Microwave Assisted extraction memiliki aktivitas sebagai antioksidan dengan IC505.29 mg/ml. Kandungan total fenolik ekstrak kondisi optimum adalah 20.08 g asam galat equivalents/100 g ekstrak. Kandungan total flavonoid ekstrak kondisi optimum adalah 6.4172 g kuersetin equivalents/100 g ekstrak.

Moringa oleifera L. (Moringaceae) contain phenolics and flavonoids as major constituents, the leaf extract has been reported to exhibit antioxidant activity. To obtain the maximum yields of these compounds, requires an appropriate extraction.Microwave Assisted Extraction(MAE) is one high and fast extraction performance ability with less solvent consumption and protection offered to thermolabile constituents.This study was intended to determine the optimum conditions of MAE include levels of microwave power, extraction time, type of solvent used and power-solvents ratio, the extract was evaluated antioxidant activity.
Extracts obtained at the optimum conditions of microwavethen selected for antioxidant activity with DPPH method and then tested the content of total phenolic and flavonoid.The optimum conditions for MAE of optimization results is the level of P100% microwave power, extraction time for 3 minutes, 96% ethanol solvent, and powder-solvents ratio 1:10.
The result of antioxidant activity test showed that extract optimum conditions on Microwave-Assisted Extraction have activity as antioxidant with IC505.29 μg/ml. Total phenolic content of optimum conditions extract was 20.08 g gallic acid equivalents/100 g extract. Total flavonoid content of optimum conditions extract was 6.4172 g quercetin equivalents/100 g extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dekvita Ara
"Apotek merupakan suatu tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, tempat dilakukannya praktek kefarmasian, dan tempat penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Untuk mengetahui dan memahami fungsi apoteker dalam menjalankan kefarmasian di Apotek, maka Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia mengadakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 42 peride 02 Januari - 14 Februari 2014. Berdasarkan pengamatan selama praktek kerja di apotek, fungsi Apoteker meliputi fungsi profesional yaitu memberikan pelayanan kefarmasian yang baik bagi pasien. Apoteker sebagai retailer berfungsi dalam peningkatan penjualan barang-barang apotek dengan mengatur lay-out apotek. Apoteker sebagai manager berfungsi dalam mengkoordinasi, mengatur dan memantau keseluruhan kegiatan operasional dari apotek. Analisa Resep menjadi tugas khusus yang diberikan dalam praktek kerja profesi apoteker ini.

Pharmacy is place for Pharmacists who have taken an occupation oath to make a professional dedication. It is also place for pharmaceutical professional practice and pharmacy goods distribution to society. Therefore, the Professional of Apothecary Program, Faculty of Pharmacy University of Indonesia held a Professional Field Work of Apothecary at Kimia farma Pharmacy No. 42 on Sultan Hassanudin Street No. 1 in January 2 th - Februari 14 th 2014. Based on an observation, Pharmacists professional functions include functions that provide good pharmacy services for patients. Pharmacists as retailers function in an increase in the sale of goods by regulating pharmacy pharmacy lay-out. Pharmacists serve as manager in coordinating, regulating and monitoring the overall operations of the pharmacy. The special assignment which given during this fieldwork is Analyze recipe.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dekvita Ara
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan bertujuan untuk memahami tugas dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dan juga memahami tugas pokok dan fungsi dari masing-masing subdirektorat yang terdapat dalam Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Untuk lebih memahami peran dan fungsi apoteker di pemerintahan, maka Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Bina Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan mengadakan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker Periode 17 Maret - 28 Maret 2014. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peran Apoteker di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan adalah sebagai pembuat kebijakan, penyusun norma, standar, prosedur teknis, dan kriteria (NSPK), dan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang obat publik dan perbekalan kesehatan. Perencanaan penyediaan obat publik Di direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan, merupakan tugas khusus pada praktek kerja ini.

Pharmacists Professional Practice in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Kementerian Kesehatan aims to understand the duties and functions of Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Kementerian Kesehatan and also to understand the duties and functions of each subdirectorate in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Therefore, Faculty of Pharmacy University of Indonesia in corporate with Directorate of Publik Medicine and Health Supples Directorate General of Pharmaceutical and Medical Device Service Ministry of Health of the Republic of Indonesia in Maret 17 th – Maret 28 th 2014. Based on observation, The pharmacist's role in the Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Kementerian Kesehatan is a policy maker, composer norms, standards, technical procedures, and criteria (NSPK), and providing technical guidance and evaluation in the fields of medicine and public health supplies. In planning the provision of public drug directorate building public drug and medical supplies is special assignment report which given in this Professional Field Work of Apothecary."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dekvita Ara
"Apoteker merupakan salah satu dari tenaga kesehatan yang berperan dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit. Untuk mengetahui
dan memahami peran apoteker serta kendala dalam menjalankan kefarmasian di
Rumah sakit, maka Program Profesi Apoteker Universitas Indonesia bekerja sama
dengan Rumah Sakit Marinir Cilandak menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi
sApoteker periode 1 April – 30 Mei 2014. Berdasarkan pengamatan selama
praktek kerja di Rumah Sakit, peran apoteker diantaranya memberikan pelayanan
kefarmasian dalam bentuk Pelayanan Informasi Obat kepada pasien serta
mengatur manajemen inventori perbekalan farmasi. Selain itu, apoteker juga
berperan dalam Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit. Kendala yang
dihadapi dalam menjalankan pelayanan kefarmasian yaitu Pelayanan farmasi
klinik belum berjalan secara optimal karena keterbatasan Sumber Daya Manusia
di bidang farmasi, khususnya profesi apoteker, belum diterapkannya sistem
distribusi obat rawat inap secara dosis unit, belum optimalnya peran Panitia
Farmasi dan Terapi dalam menetapkan dan mengawasi kebijakan penggunaan
obat di lingkungan Rumah sakit. Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Pada
Pasien Dispepsia Syndrom Melalui Penelusuran Rekam Medis Pada Tanggal 10
Mei – 14 Mei 2014 Di Ruang Flamboyan Bawah Rumah Sakit Marinir Cilandak,
merupakan tugas khusus yang diberikan pada Praktek Kerja Profesi Apoteker ini."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library