Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedi
Abstrak :
Otoritas kontrol ruang udara atau FIR terkait keamanan dan keselamatan penerbangan sipil memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap berlaku penuh dan ekslusifnya suatu Negara atas kedaulatan ruang udaranya. Pada Rapat Terbatas Tingkat Menteri tanggal 8 September 2015, Presiden RI menginstrusikan kepada Menteri Perhubungan dan Panglima TNI untuk mengambil alih kontrol ruang udara sektor ABC di Kepuluan Riau dari FIR Singapura dalam tiga atau empat tahun kedepan. Dampak pendelegasian kontrol ruang udara ini adalah kerugian pada tiga gatra dari panca gatra ketahanan nasional yaitu ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan di kedaulatan udara Indonesia. Sejak tahun 2007 telah dilaksanakan audit kepatuhan keamanan dan keselamatan penerbangan oleh ICAO kepada Indonesia serta kesiapan-kesiapan dan rapat koordinasi antar kementerian dan Lembaga yang terlibat kebijakan FIR. Beberapa hal tersebut dijadikan acuan dalam penelitian ini untuk melihat sejauh mana penerapan strategi perencanaan dan analisis kebijakan dari kementerian dan lembaga terkait dengan metode penilitian kualitatif. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan sumber daya penerbangan Indonesia masih berada di bawah standar rata-rata dunia serta masih adanya ego sektoral dan perbedaan persepsi antar Kementerian dan Lembaga pada urgensi kebijakan ini. Sedangkan pada strategi perencanaan dan analisis kebijakan terlihat belum adanya pelaksanaan roadmap yang komprensif dalam mengimplementasikan Instruksi Presiden tersebut.
The airspace control authority or FIR of civil aviation security and safety has a significant role on the exclusiveness of a State especially on it airspace sovereignty. On September 8, 2015, the President of the Republic Indonesia instructed the Minister of Transport and the TNI Commander to take control of the ABC sector air space in Riau Islands from the Singapore FIR within three or four years. The impact of this delegation of airspace control is the loss of three aspects of the national security resilience such as economic, political, and defense of security in air sovereignty of Indonesia. From 2007 ICAO has conducted compliance audits on aspects of aviation safety and security in Indonesia, as well as coordination readiness and coordination meetings between Ministries and Agencies involved in this FIR policy. It`s to analyze how far the implementation of strategic planning and policy analysis. This research uses a qualitative research method. The result of this research shows that the ability of aviation resources in Indonesia is still below the world average standard as well as the existence of sectoral ego and the difference of perception. For planning strategy and policy analysis, there is no comprehensive roadmap to manifestation President`s instruction.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maswar Dedi
Abstrak :
Judul penelitian diatas diangkat sebagai bahan tesis adalah mengingat pariwisata sebagai sektor andalan, telah menunjukkan hasil yang menggembirakan di Kabupaten Pesisir Selatan khususnya di kawasan wisata Pantai Carocok Painan. Sebagai salah satu daerah yang mempunyai potensi untuk para wisatawan, Kabupaten Pesisir Selatan memiliki keindahan alam yang sangat menawan, terutama yang berhubungan dengan wisata bahari (laut). Hal ini dapat terlihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Pesisir Selatan, kususnya kawasan wisata Pantai Carocok Painan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Upaya yang dilakukan dalam pelestarian atraksi budaya antara lain adalah dengan menggelar festival seni daerah di Kawasan Wisata Pantai Carocok Painan. Sarana pendukung di objek wisata tersebut juga ditingkatkan. Yang menjadi menarik untuk diteliti adalah bagaimana partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam pelestarian atraksi budaya tersebut serta faktor-faktor apa saja yang berperan dalam mendorong partisipasi masyarakat di Pantai Carocok Painan ? Partisipasi yang diharapkan di masyarakat adalah partisipasi yang benar-benar muncul dari masyarakat atas kesadaran sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian yang menginginkan supaya partisipasi dari masyarakat tersebut bersifat aktif dan bukan bersifat pasif. Sesuai dengan teorinya bahwa partisipasi tersebut adalah merupakan keterlibatan mental dan emosional seseorang individu dalam situasi kelompok tertentu yang mendorongnya untuk mendukung tercapainya tujuan-tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab terhadapnya. Dengan demikian maka partisipasi masyarakat tersebut dapat di wujudkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dart pengawasan terhadap pelestarian atraksi budaya di Pantai Carocok Painan. Penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian yang bersifat explanatory research. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara yang mendalam terhadap informan yang betul-betul tahu dan menguasai akan permasalahan pariwisata dan pelestarian atraksi budaya. Wawancara dilakukan terhadap pejabat pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh pemuda di kawasan wisata Pantai Carocok Painan. Kesimpulan yang dapat diperoleh, bahwa didalam pelestarian atraksi budaya di Pantai Carocok Painan, peranan Pemerintah Daerah sangat dominan. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelestarian atraksi budaya di Pantai Carocok Painan berada dalam kondisi yang rendah. Ada 3 (tiga) faktor yang berperan dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam pelestarian atraksi budaya. yaitu faktor status sosial ekonomi, faktor sense of belonging (rasa memiliki) dan faktor kesempatan, namun pada hakekatnya dari ketiga faktor tersebut apabila dilihat dari kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa ketiga faktor itu sejalan. Hal ini disebabkan kegiatan pelestarian atraksi budaya, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan lebih banyak ditentukan dari atas (top down) dan masyarakat hanyalah sebagai penerima dari hasil-hasil pembangunan tersebut, dan tidak memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi. Pada hakekatnya masyarakat di kawasan Wisata Pantai Carocok Painan mau dan mampu untuk berpartisipasi dalam pelestarian atraksi budaya, dengan catatan adanya keterbukaan dan koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat setempat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Dedi
Abstrak :
Salah satu industri sabun mandi yang saat ini cukup memiliki daya lahan yang kuat terhadap krisis ekonomi adalah industri sabun mandi. Sabun mandi merupakan salah satu kebutuhan yang cukup vital dalam kehidupan manusia. Karena itu sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk, maka kebutuhan sabun mandi juga meningkat Walaupun demikian sebagai produk perawatan badan, perkembangan konsumsi sabun mandi masih dipengaruhi oleh daya beli dan konsumsi masyarakat. PT. Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. barang kebutuhan dasar yang memproduksi sabun, deterjen , kosmetika dan pangan. LUX sebagai salah satu andalan produk PT Unilever Indonesia merupakan merek yang sangat populer dan besar didampingi oleh Lifebuoy, Sweetmay dan Capitol. Datam hal persepsi konsumen terhadap sabun Lux PT. Unilever terus memutakhirkan mereknya terhadap bintang idola mereka. "Hasilnya suatu perubahan yang sangat konsisten, suatu hal yang sangat menarik karena merupakan kontradiksi bahwa merek sesungguhnya memerlukan Consistent Change". Orang dapat berubah dari waktu kewaktu namun merek tetap mempertahankan sesuatu yang konsisten, suatu basis karakter yang melakukan evoiusi namun tak berubah secara drastis. Unilever adalah perusahaan yang sangal percaya pada merek. Dengan menciptakan kultur, memberikan pelatihan dan pengalaman merek sabun, Unilever sangat populer. Komunikasi merek merupakan ha! yang sangat penting di Unilever, karena dengan itulah produk bisa menancap dalam benak persepsi konsumen. Dalam melakukan komunikasi pembentukan merek, tak kilah pentingnya pengelolaan media. iii melakukan komunikasi pembentukan merek, tak kalah pentmgnya pengelolaan media. "Unilever melakukan segala ha! yang penting dalam pemanfaatan media komunikasinya. Sabun lux dipersonifikasikan sebagai sabun bintang-bintang film, dan kemudian untuk lebih memudahkan komunikasinya, dipersepsikan sebagai sabun para bintang dan selehritis, ha! ini dikomunikasikan dari tahun ketahun. Iklan-iklan Lux memberiklan dampak yang kuat melalui bintang-bintang Lux yang dipilih sedemikian rupa melaiui bintang-bintang dan selebriti disuatu masa. Mulai dari Widyawati, Christine Hakim, Ida lasha hingga Nadia Hutagalung, Tamara Blezynsky dan Desi Ratnasari. Kunci keberhasilan Lux dalam menguasai pasar adalah tetap menjaga kualitas produk dengan tanpa mengecilkan peranan iklan. Ddan yang gencar terus dilakukan oleh sabun Lux dibarengi dengan inovasi produk yang tak pemah henti untuk menutup segala celah segment pasar. "Sabun kecantikan bintang-bintang film, merapakan iklan Lux, produk Unilever yang memberikan Kontribusi keuntungan cukup besar kepada perusahaan.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blacius Dedi
Abstrak :
ABSTRAK
Citra perawat dimata sebagaian besar masyarakat Indonesia saat ini masih rendah, keadaan ini juga disebabkan oleh nilai-nilai profesionalisme perawat yang belum terinternalisasi dan diaplikasikan dalam kegiatan pelayanan keperawatan, termasuk perilaku caring sebagai inti keperawatan, sehingga perlu dilakukan studi penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perilaku caring perawat pelaksana di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Partisipan dalam penelitian ini adalah 6 perawat pelalcsana dari 6 ruangan rawat inap prima I Rumah Sakit Immanuel Bandung. Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory, pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara mendalam. Data yang diperoleh dianalitis secara kualitatif dengan melakukan analisis tematik. Hasil penelitian menemukan fenomena baru dalam perilaku caring perawat pelaksana di rumah sakit immanuel Bandung Indonesia, ada tujuh tema yaitu : 1) sikap peduli terhadap pemenuhan kebutuhan klien , 2) Bertanggungjawab memenuhi kebutuhan klien, 3) ramah dalam melayani, 4) sikap tenang dan sabar dalam melayani klien, 5) selalu siap sedia memenuhi kebutuhan klien 6)memberikan motivasi kepada klien, 7) sikap empati dengan klien dan keluarganya. Disamping itu penelitian ini juga menemukan tiga tema perilaku yang tidak caring yaitu : 1). Komunikasi yang dilakukan tidak terapeutik, 2) sikap kurang tulus dalam melayani klien yang membutuhkan, 3) Kurang terampil.Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya membudayakan perilaku caring dengan melakukan continung,supervisi dan pengarahan yang intensif.
2007
T22850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blacius Dedi
Abstrak :
Komunikasi yang dilakukan para perawat belum dilakukan secara optimal sesuai standar yang benar. Banyak keluhan pasien terhadap komunikasi yang belum sesuai dengan budaya masyarakat. Hasil study phenomenologi menunjukkan, bahwa selama perawat melakukan intervensi, 1) klien tidak pernah mengetahui nama perawat yang merawatnya, 2) klien tidak pernah mendapat penjelasan tentang prosedur intervensi, 3) klien tidak pernah ditanya kesediaan waktu untuk pengkajian dan intervensi. Kompetensi komunikasi perawat masih rendah. Prosedur komunikasi belum dilakukan sesuai prosedur standar. Klien dan keluarga merasa tidak puas dengan komunikasi perawat dalam pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian untuk menghasilkan Pola komunikasi perawat pelaksana dalam pelayanan keperawatan yang mencirikan perawat profesional yang sesuai dengan sosial budaya Priangan-Jawa Barat – Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah action research dengan pendekatan studi etnografi. Partisipan perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung berjumlah 31 orang Partisipan di ambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan selama satu tahun, dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan dan wawancara mendalam kepada subyek yang terkait dengan partisipan. Temuan penelitian; Perawat harus mengetahui kondisi klien dan mempersiapkan penampilan, perawat peduli terhadap kliennya, komunikasi mulai dilakukan secara efektif, Perawat berperilaku ramah, menampilkan karakteristik budaya Priangan, pengkajian sosial budaya klien lebih lengkap. Rekomendasi yang disampaikan hendaknya memperbaiki rumusan kurikulum, dengan mengadaptasi dan mengadopsi karakteristik budaya Priangan atau budaya setempat sesuai tempat institusi itu berada. Melakukan penelitian studi etnografi dengan latar belakang budaya klien pada etnik yang lainnya yang ada di Indonesia. Pelatihan komunikasi yang berbasis budaya Priangan bagi seluruh perawat pelaksana, agar komunikasi dalam pelayanan keperawatan dapat berkualitas dan memuaskan klien, keluarga, rekan kerja dan tim kesehatan lain. Menegakan kembali kompetensi budaya dan kompetensi komunikasi dalam ranah kompetensi perawat. ......According to the standards. Several patient complaints against communication that has not been in accordance with their culture. Phenomenology study result showed that nurses during intervention: 1) patients never know the name of the nurse who take care for them; 2) patients has never received an explanation about the procedure; 4) patient never asked for time consent for assessment and intervention. Nurse communication competency still considered low. Communication procedures have not been carried out according to standard procedures. Client and family are not satisfied with the communication of nurses during nursing care. The purpose of research to produce nurse practitioner communication patterns in nursing care that characterize professional nursing in accordance with the sociocultural Priangan West Java - Indonesia. The design research is action research with ethnographic study approach. Using purposive sampling, the participants were chosen for approximately 31 nurse practitioner who are working in the inpatient at Immanuel Hospital Bandung Participants. Data collection was carried out for one year, with in-depth interviews, participant observation, field notes and interview subjects related to the participants. The findings of the study: Nurses should know the condition of the client and prepare appearances; Nurses care for clients; Communication should be done effectively; Nurses behave friendly, show Priangan cultural characteristics: Comprehensive sociocultural assessment. The recommendations should improve formulation of the curriculum by adapting and adopting cultural characteristics Priangan or culturally appropriate where the institution is located. Conducting research using ethnographic study with others cultural background or ethnicity in Indonesia. Communication training based on Priangan culture for all nurse practitioner; thus, communication in nursing care will be qualified and satisfied client, family, co-workers, and other health professionals. Re-establish cultural competence and communication competence in the realm of competence of nurses.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blacius Dedi
Abstrak :
Komunikasi yang dilakukan para perawat belum dilakukan secara optimal sesuai standar yang benar. Banyak keluhan pasien terhadap komunikasi yang belum sesuai dengan budaya masyarakat. Hasil study phenomenologi menunjukkan, bahwa selama perawat melakukan intervensi, 1) klien tidak pernah mengetahui nama perawat yang merawatnya, 2) klien tidak pernah mendapat penjelasan tentang prosedur intervensi, 3) klien tidak pernah ditanya kesediaan waktu untuk pengkajian dan intervensi. Kompetensi komunikasi perawat masih rendah. Prosedur komunikasi belum dilakukan sesuai prosedur standar. Klien dan keluarga merasa tidak puas dengan komunikasi perawat dalam pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian untuk menghasilkan Pola komunikasi perawat pelaksana dalam pelayanan keperawatan yang mencirikan perawat profesional yang sesuai dengan sosial budaya Priangan-Jawa Barat - Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah action research dengan pendekatan studi etnografi. Partisipan perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung berjumlah 31 orang Partisipan di ambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan selama satu tahun, dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan dan wawancara mendalam kepada subyek yang terkait dengan partisipan. Temuan penelitian: Perawat harus mengetahui kondisi klien dan mempersiapkan penampilan, perawat peduli terhadap kliennya, komunikasi mulai dilakukan secara efektif, Perawat berperilaku ramah, menampilkan karakteristik budaya Priangan, pengkajian sosial budaya klien lebih lengkap. Rekomendasi yang disampaikan hendaknya memperbaiki rumusan kurikulum, dengan mengadaptasi dan mengadopsi karakteristik budaya Priangan atau budaya setempat sesuai tempat institusi itu berada. Melakukan penelitian studi etnografi dengan latar belakang budaya klien pada etnik yang lainnya yang ada di Indonesia. Pelatihan komunikasi yang berbasis budaya Priangan bagi seluruh perawat pelaksana, agar komunikasi dalam pelayanan keperawatan dapat berkualitas dan memuaskan klien, keluarga, rekan kerja dan tim kesehatan lain. Menegakan kembali kompetensi budaya dan kompetensi komunikasi dalam ranah kompetensi perawat. ......Communication that applied by the nurses have not performed optimally according to the standards. Several patient complaints against communication that has not been in accordance with their culture. Phenomenology study result showed that nurses during intervention: 1) patients never know the name of the nurse who take care for them; 2) patients has never received an explanation about the procedure; 4) patient never asked for time consent for assessment and intervention. Nurse communication competency still considered low. Communication procedures have not been carried out according to standard procedures. Client and family are not satisfied with the communication of nurses during nursing care. The purpose of research to produce nurse practitioner communication patterns in nursing care that characterize professional nursing in accordance with the sociocultural Priangan West Java - Indonesia. The design research is action research with ethnographic study approach. Using purposive sampling, the participants were chosen for approximately 31 nurse practitioner who are working in the inpatient at Immanuel Hospital Bandung Participants. Data collection was carried out for one year, with in-depth interviews, participant observation, field notes and interview subjects related to the participants. The findings of the study: Nurses should know the condition of the client and prepare appearances; Nurses care for clients; Communication should be done effectively; Nurses behave friendly, show Priangan cultural characteristics: Comprehensive sociocultural assessment. The recommendations should improve formulation of the curriculum by adapting and adopting cultural characteristics Priangan or culturally appropriate where the institution is located. Conducting research using ethnographic study with others cultural background or ethnicity in Indonesia. Communication training based on Priangan culture for all nurse practitioner; thus, communication in nursing care will be qualified and satisfied client, family, coworkers, and other health professionals. Re-establish cul
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
D1515
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hona Dedi
Abstrak :
ABSTRAK


Penelitian distribusi temporal Chlorophyta telah dilakukan di Danau Lido, Cigombong, Sukabumi, Jawa Barat pada bulan April--Mei 1994. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui berbagai genus, kepadatan, frekuensi kehadiran, dan pola distribusi temporal Chlorophyta di Danau Lido. Pengambilan sampel dilakukan secara horizontal sepanjang 5 m dengan interval waktu 6 jam, yaitu pukul 06.00, 12.00, 18.00, dan 24.00, masing-masing dilakukan pada lokasi arah Utara, Selatan, Barat, dan Timur yang saling tegak lurus satu sama lainnya. Selain itu diukur pula berbagai parameter lingkungan. Dari hasil penelitian diperoleh 5 genus Chlorophyta, yaitu genus dari ordo Volvocales, 1 genus dari ordo Chlorellales, dan 1 genus dan ordo Zygnematales. Kepadatan Chlorophyta tertinggi terdapat pada pukul 06.00 dan terendah pada pukul 24.00. Frekuensi kehadiran Chlorophyta tertinggi terdapat pada pukul 06.00 dan terendah pada pukul 24.00. Distribusi Chlorophyta di Danau Lido menunjukan pola acak dan merumpun.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Sofian Dedi S.
Abstrak :
Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia yang memiliki potensi wisata dan nilai ekonomi yang sangat tinggi. Keindahan alam yang dimiliki Danau Toba menjadikannya salah satu objek wisata alam di Kabupaten Toba Samosir yang sangat digemari dan sering dikunjungi oleh wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola nilai permintaan wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai permintaan tersebut. Penilaian wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir dilakukan dengan pendekatan metode biaya perjalanan, yang prinsipnya menggunakan biaya perjalanan untuk menghitung nilai dari mamfaat rekreasi atau wisata yang diperoleh. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai permintaan wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir bervariasi. Semakin tinggi biaya perjalanan yang rela dikeluarkan oleh wisatawan dan semakin tinggi jumlah penduduk daerah asal sebagai penikmat jasa wisata, maka semakin tinggi nilai permintaan wisatanya. Nilai permintaan wisata dari kabupaten/kota dalam Pulau Sumatera didominasi oleh kelas rendah atau < Rp. 720.000.000, sedangkan dari Kabupaten/kota Luar Pulau Sumatera didominasi kelas sangat tinggi atau > Rp. 2.160.000.000. ......Lake Toba is the largest lake in Indonesia which has tourism potential and very high economic value. Natural beauty of Lake Toba makes it become one of the very popular natural attractions and frequently visited in the district of Toba Samosir. This study aimed to determine the pattern of demand for the natural attractions of Lake Toba Toba Samosir and factors that affect the value of the demand. Assessment of natural attractions of Lake Toba Toba Samosir is done by travel cost method approach, which principally using the travel costs to calculate the of recreation value obtained. The method of analysis used in this study is spatial analysis. The results indicate that the demand for natural attractions of Lake Toba Toba Samosir is vary. The higher the travel costs incurred by travelers who are willing and the higher the population of the area of origin of tourism services connoisseur, the higher the value of tourism demand. Value of tourism demand from the district / city in the island of Sumatra is dominated by low-grade or Rp. 2.16 billion.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42998
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library