Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Decky Joesiana Indrani
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan. Hidroksiapatit sintesis dan hidroksiapatit (HA) yang diproleh secara komersial menunjukkan derajad kristalinitas tinggi. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan degradasi scaffold alginat/HA adalah menggunakan HA amorf dan dalam struktur komposit biopolimer/HA. Alginat yang diperoleh dari alga coklat Sargassum di perairan Banten belum dimanfaatkan untuk kegunaan rekayasa jaringan. Selain itu, pengamatan pertumbuhan sel pada scaffold selalu dilakukan pada scaffold yang materialnya diperoleh secara komerisal. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh scaffold dari komposit hidroksiapatit kalsinasi rendah dengan alginat (S.duplicatum dan S.crassifolium) yang dapat digunakan sebagai kerangkat pertumbuhan sel. Material dan Metode. Scaffold dipreparasi dari HA yang diperoleh secara sintesis dengan alginat yang ekstraksi dari alga S.duplicatum atau S.crassifolium. Karakterisasi dilakukan terhadap serbuk HA dengan kalsinasi suhu 400°-900°C , serbuk alginat dan scaffold alginat S.duplicatum/HA atau S.crassifolium/HA. Pemilihan dengan kemampuan degradasi tinggi selain berdasarkan berdasarkan derajat kristalinitas, ukuran kristalit dan luas mukaHA, juga berdasarkan uji degradasi dan uji mekanik dari scaffold. Selanjutnya, terhadap scaffold alginat S.duplicatum dan S.crassifolium/HA dilakukan kultur sel. Pertumbuhan sel diukur dari aktifitas ALP dan perlekatan sel pada scaffold. Hasil. Serbuk hidroksiapatit dengan kalsinasi suhu 400°C, 750°C atau 900°C telah diidentifikasi sebagai fasa hidroksiapatit karbonasi yang sesuai dengan tulang. Identifikasi terhadap alginat S.duplicatum atau S.crassifolium memperlihatkan terbentuknya alginat yang mengandung gugus yang sesuai dengan protein. Hidroksiapatit kalsinasi suhu 400°C menunjukkan degradasi terbesar. Namun, mempertimbangkan kekuatan mekanik, telah dipilih scaffold alginat S.duplicatum/HA750°C dan S.crassifolium/ HA750°C untuk dilakukan kultur sel punca mesenkimal. Pengamatan setelah lima minggu pada masingmasing scaffold diketahui bahwa sel punca mesenkim telah berdiferensiasi ke ostoeblas dan memperlihatkan perlekatan osteoblas pada masing-masing scaffold. Pembahasan. Pertumbuhan sel punca mesenkimal pada scaffold komposit alginat S.duplicatum/HA750°C dan S.crassifolium/ HA750°C dapat dijelaskan karena adanya degradasi dari material scaffold selama scaffold berada di dalam medium kultur. Degradasi memungkinkan terlepasnya ion-ion yang terkandung di dalam material scaffold dan masuk ke dalam sel serta mempengaruhi pertumbuhan sel punca mesenkimal.
ABSTRACT
Introduction. Synthesized and commercially available hydroxyapatites have shown high degree of crystallinity which were difficult to degrade. Efforts to incrrease the degradation have used amorphous hydroxyapatite and alginate/hydroxyapatite structure. As an addition, the abundant of Sargassum algae in Banten shore have not been applied for tissue engineering purposes. The use of mesenchymal stem cell have showed more proliferation in scaffold than that of osteoblasts. Aim. The aims of the present study, therefore, were to provide alginat / hydroxyapatites of low calcination temperatures compsite scaffolds available for mesenchymal stem cell growth. Materials and Methods. Alginate/hydroxyapatite composite scaffolds were developed using S.duplicatum or S.crassifolium with amorphous hydroxyapatites. Characterizations were conducted for S.duplicatum or S.crassifolium alginates, hydroxyapatites as well as alginate/hydroxyapatite composite scaffolds. Alginat/ hydroxyapatite composite showing high degradation and high compressive strength were considered for cell culture in the scaffolds. Results. Results showed that extractions of S.duplicatum and S.crassifolium algae were identified as alginates presenting the components similar to proteins. Synthesized hydroxyapatites calcinated at 400°C, 750°C or 900°C was identified as carbonated hydroxyapatite that simulate the human hard tissues. Hydroxyapatite of 400°C showed higher degradation. However, alginate S.duplicatum/hydroxyapatite of 750°C and S.crassifolium/ hydroxyapatite of 750°C composites scaffolds were chosen as scaffolds for the cell culture to secure the compression strength. Incubation of mesenchymal stem cells on both scaffolds for five weeks have showed differentiation of mesenchymal stem cells into osteoblasts and cell attachment in each scaffolds. Discussion. The growth of osteoblast in alginate S.duplicatum/hydroxyapatite of 750°C and S.crassifolium/ hydroxyapatite of 750°C composites scaffolds may have been due to the degradation each scaffolds that would transfer ions from the scaffolds to mesenchymal stem cells.
Depok: 2012
D1315
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Decky Joesiana Indrani
Abstrak :
The aim of this study was to analyze the influence of toothpastes with or without green tea extract on the enamel hardness. Human teeth were used as specimens and surface enamel demineralization by soaking in 1% citric acid. Teeth that have been demineralized were applied with a toothpaste containing green tea extract with concentrations of up to 15% on the surface of the enamel teeth and then proceed with surface hardness measurement using Knoop system. The results showed that soaking the teeth (enamel) in a demineralized solution has significantly decreased the hardness of tooth enamel. Applications of toothpaste without (0%) and with green tea extract 5% or 10% or 15% on the demineralized enamel surface have increased the enamel hardness significantly. However, no significant differences were seen between the demineralized enamel and enamel applied with toothpaste containing green tea 5% or 10% or 15%. It was concluded that the application of toothpaste containing 5% green tea extract was able to increase the hardness of demineralized enamel.

Kekerasan Enamel Terdemineralisasi Melalui Penggunaan Pasta Gigi Mengandung Ekstrak Teh Hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pasta gigi tanpa atau dengan ekstrak teh hijau pada kekerasan enamel yang didemineralisasi. Gigi manusia digunakan sebagai spesimen dan permukaan enamel yang demineralisasi dengan merendamnya di dalam asam sitrat 1%. Gigi yang telah didemineralisasi diaplikasi dengan pasta gigi yang mengandung ekstrak teh hijau dengan konsentrasi sampai 15% di permukaan enamel gigi dan dilanjutkan dengan pengukuran kekerasan permukaan menggunakan sistem Knoop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman gigi di dalam larutan demineralisasi telah secara signifikan menurunkan kekerasan enamel gigi. Selanjutnya, aplikasi pasta gigi tanpa (0%) dan dengan ekstrak teh hijau 5% atau 10% ataupun 15% di permukaan enamel menghasilkan kekerasan enamel meningkat berbeda bermakna dari kekerasan enamel yang didemineralisasi saja. Namun, tidak terlihat perbedaan bermakna antara kekerasan enamel yang didemineralisasi dan enamel yang diaplikasi dengan pasta gigi mengandung teh hijau 5% atau 10% ataupun 15%. Disimpulkan bahwa aplikasi pasta gigi mengandung ekstrak teh hijau 5% telah dapat meningkatkan kekerasan enamel yang didemineralisasi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library