Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debora
"Latar belakang. Refluks gastroesofagus (RGE) dengan gejala klinis regurgitasi
merupakan manifestasi gastrointestinal yang sering dijumpai pada bayi. Penelitian
menunjukkan bahwa prevalens regurgitasi menurun setelah usia 6 bulan sedangkan gejala
klinis penyakit refluks gastroesofagus (PRGE) didapatkan pada anak di atas 1 tahun yang
memiliki riwayat regurgitasi sering pada usia di atas 6 bulan. Infant gastroesophageal
reflux questionnaire (I-GERQ) merupakan sarana diagnosis PRGE yang tidak invasif dan
memiliki nilai prediktif positif yang baik.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens PRGE, karakteristik bayi
yang mengalami regurgitasi, skor I-GERQ dan gejala yang berkaitan dengan PRGE,
faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan gejala regurgitasi yang menetap hingga akhir
pemantauan, dampak regurgitasi terhadap peningkatan berat badan dan pola makan
Metode. Penelitian longitudinal prospektif pada subjek dengan regurgitasi minimal
1x/hari setidak-tidaknya 4x/minggu. Kriteria eksklusi adalah bayi atopi, mengi berulang,
dicurigai alergi susu sapi, kelainan neurologis, terdiagnosis tuberkulosis, riwayat operasi
saluran cerna sebelumnya, pernah mencapat terapi antogonis reseptor H2 atau
penghambat pompa proton. Subjek sesuai PRGE jika skor I-GERQ >7, dan dirujuk ke
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pemantauan dilakukan setiap bulan pada subjek
dengan I-GERQ ≤ 7, dengan menilai skor I-GERQ dan pengukuran antropometris.
Hasil. Sebanyak 131 dari 352 subjek yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek sebagian
besar berusia 6 bulan (51,1%), status antropometris sesuai (85,5%), dan mendapat asupan
dengan median frekuensi 14 (5-15) x/hari. Median skor I-GERQ saat awal pemantauan
adalah 4 (3-7). Sebanyak 81,9% subjek mencapai skor I-GERQ nol saat akhir
pemantauan. PRGE didapatkan pada 1 subjek saat pemantauan pertama dengan gejala
berat badan sulit naik, regurgitasi 3-5x/hari, volume regurgitasi >15 mL. Variabel
pemberian ASI eksklusif, paparan rokok, keluarga dengan alergi, keluarga dengan RGE,
dan terapi non-farmakologis tidak berkaitan dengan gejala regurgitasi yang menetap
hingga akhir pemantauan. Gejala regurgitasi hingga akhir pemantauan didapatkan pada
13,7% subjek yang mengikuti saran terapi non-farmakologis dibandingkan dengan 86,4%
yang tidak mendapat dan tidak mengikuti edukasi (p = 0,14). Perbedaan rerata z-score
berat badan berdasarkan usia pada subjek yang masih mengalami gejala regurgitasi
hingga akhir pemantauan adalah -0,006 ± 0,357 (IK 95% -0,164; 0,152), p = 0,939.
Kesulitan makan didapatkan pada 19 subjek dan 17 diantaranya tidak lagi mengalami
regurgitasi saat akhir pemantauan.
Simpulan. Insidens PRGE adalah 0,7%. Sebagian besar subjek mencapai skor I-GERQ
saat akhir pemantauan. Terapi non-farmakologis walaupun tidak bermakna secara
statistik dengan gejala regurgitasi yang menetap hingga akhir pemantauan namun
didapatkan perbedaan proporsi. Gangguan peningkatan berat badan dan kesulitan makan
tidak berhubungan dengan gejala regurgitasi yang menetap hingga akhir pemantauan.
Kata kunci: bayi, refluks gastroesofagus, penyakit refluks gastroeosfagus, infant
gastroesophageal reflux questionnaire

Background. Regurgitation as symptom of gastroesophageal reflux (GER) is a common
gastrointestinal manifestation in infant. Publications showed that regurgitation will
decrease after 6 month old; whereas symptoms of gastroesophageal reflux disease
(GERD) is more prevalent in children with history of frequent regurgitation after 6 month
old. Infant gastroesophageal reflux questionnaire (I-GERQ) is a non-invasive diagnostic
tool for GERD with high positive predictive value.
Aim. To investigate the incidence of GERD, characteristics of infants with regurgitation,
I-GERQ score and manifestation of GERD, risk factors that related with regurgitation
symptom that persists at the end of follow-up, correlation of regurgitation with weight
gain and feeding problems.
Method. A Longitudinal prospective study in subjects with regurgitation at least 1
time/day; 4 times/week. We excluded infants with atopy, recurrent wheezing, probable
cow milk allergy, diagnosed as tuberculosis, neurologic disorder, history of
gastrointestinal surgery, history of H2 receptor antagonist or proton pump inhibitor
treatment. I-GERQ score and anthropometric status were measured at enrollment.
Subjects with GERD (I-GERQ >7) were referred to Cipto Mangunkusumo Hospital.
Follow-up of I-GERQ, body weight, and body length in every month were performed in
subjects with I-GERQ ≤7.
Results. 131 of 352 subjects fulfilled the criteria. Subject mostly were 6 month old
(51.1%), normal anthropometric status (85.5%), and have frequent intake with median 14
(5 – 15) times/day. Median of I-GERQ at enrollment were 4 (3 – 7), and at the end of
follow-up 81.9% subjects reached I-GERQ score 0. GERD were found in 1 subject at first
month follow-up with poor weight gain, regurgitation 3-5 times/day, regurgitation>15
mL. Exclusively breastfeeding, smoke exposure, family history of allergy and GER, and
non-pharmacotherapy were not related with regurgitation that persists until 3 months
follow-up. Regurgitation at the end of follow-up were found in 13.7% subjects who
complied with non-pharmacotherapy; compared to 86.4% who have not complied nor had
educated (p = 0.14). Mean difference of weight for age z-score in subjects with
regurgitation at the end of follow-up were -0.006 ± 0.357 (95%CI -0.164; 0.152), p =
0.939. Feeding problems were found in 19 subjects while 17 of them no longer have
regurgitation symptom at the end of follow-up
Conclusion. Incidence of GERD is 0.7%. Most of subjects reached I-GERQ 0 at the end
of follow up. Non-pharmacotherapy showed no statistically significant with regurgitation
symptom at the end of follow up, but we found proportion difference. Weight gain and
feeding problems are not related with regurgitation symptom that persists at the end of
follow up
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Amelia Debora
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penularan pesan melalui interaksi sosial dalam pembentukan kepedulian milenial terhadap crowdfunding. Selain itu, penelitian ini juga mendeskripsikan bagaimana milenial melakukan penyebaran pesan crowdfunding pesawat R80 di Instagram menggunakan hashtag #TerbangkanPesawatIndonesia. Kerangka pemikiran penelitian ini menggunakan konsep penularan sosial yaitu 6 STEPPS dari Jonah Berger, diantaranya Social Currency (mata uang sosial), Trigger (pemicu), Emotions (emosi), Public (umum), Practical Value (nilai praktis), dan Story (cerita), konsep dan ragam interaksi sosial, konsep dan penelitian terdahulu tentang crowdfunding, penelitian mengenai generasi milenial dan karakteristiknya serta studi-studi terdahulu, instagram dan hashtag, serta media sosial. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivis dan jenis penelitian deskriptif eksploratif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah salah satu pesan yang diunggah dalam Instagram dengan menggunakan hashtag #TerbangkanPesawatIndonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan melalui hashtag #TerbangkanPesawatR80 mengandung konsep 6 STEPPS dan juga disesuaikan dengan karakteristik milenial. Interaksi sosial yang terjadi merupakan kontak sosial yang dimediasi teknologi, seperti unggahan-unggahan yang menunjukkan bukti dukungan dari orang lain dan influencer, serta adanya komunikasi yang terjadi seperti komentar-komentar yang ada di media sosial Instagram, serta tanya jawab yang dilakukan oleh admin dengan investor atau sesama investor dapat membangkitkan kepedulian milenial dalam crowdfunding pesawat R80 ini.

ABSTRACT
This study aims to describe the message contagion through social interaction in the formation of millennial concern for crowdfunding. In addition, this study also describes how millennials are spreads crowdfunding messages of R80 aircraft on Instagram using the hashtag #TerbangkanPesawatIndonesia. The framework of this study uses the concept of social contagion, namely 6 STEPPS from Jonah Berger, including Social Currency, Trigger, Emotions, Public, Practical Value, and Story, concepts and variety of social interactions, concepts and previous research of crowdfunding, research of the millennial generation and its characteristics, previous studies of millennials, instagram and hashtags, and social media. This study uses post positivist paradigm and the type of explorative descriptive research. The unit of analysis in this study is one of the messages uploaded on instagram using the hashtag #TerbangkanPesawatIndonesia. The results of this study indicate that the messages submitted via hashtag #TerbangkanPesawatR80 contain the concept of 6 STEPPS and are also adjusted to millennial characteristics. Social interactions that occur are technology-mediated social contacts, such as uploads that show evidence of support from other people and influencers, as well as communication that occurs such as comments on instagram, as well as frequently asked questions by admin with investors or fellow investors can evoke millennials concern in R80 aircraft "
2019
T53497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Evelina Debora
"Anastasi dan Urbina (1997) menyatakan bahwa alat ukur psikologi merupakan pengukuran yang obyektif dan tcrstandarisasi dari suatu sampel perilaku. Alat ukur ini digolongkan menjadi tiga kategori yaitu tes inteligensi yang mengukur tingkat intelektual umum, tes yang mengukur kemampuan khusus (misalnya: tes bakat) dan tes kepribadian (misalnya: tes yang mengukur emosi dan motivasi). Saat ini, begitu banyak alat ukur psikologi yang dikembangkan di dunia, khususnya berkaitan dengan tes kepribadian. Salah satu alat ukur tersebut adalah Depression Anxiety Stress Scale (DASS), yang dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond pada tahun 1995.
Tes DASS ini terdiri dari 42 item yang mengukur general psychological distress seperti depresi, kecemasan dan stress. Tes ini terdiri dari tiga skala yang masing-masing terdiri dari 14 item, yang selanjutnya terbagi menjadi beberapa sub-skala yang terdiri dari 2 sampai 5 item yang diperkirakan mengukur hal yang sama. Jawaban tes DASS ini terdiri dari 4 pilihan yang disusun dalam bentuk skala Likert dan subyek diminta untuk menilai pada tingkat manakah mereka mengalami setiap kondisi yang disebutkan tersebut dalam satu minggu terakhir. Selanjutnya, skor dari setiap sub-skala tersebut dijumlahkan dan dibandingkan dengan norma yang ada untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat depresi, kecemasan dan stress individu tersebut.
Sejauh ini, di Australia dan United Kingdom telah dilakukan beberapa penelitian untuk melakukan pengujian validitas dan reliabilitas tes ini. Karena validitas dan reliabilitasnya yang tinggi, baik pada sampel nonklinis maupun sampel klinis, maka saat ini tes DASS sering digunakan baik dalam setting klinis maupun non-klinis dan diadministrasikan baik secara individual maupun kelompok. Selain itu, juga telah disusun norma tes ini berdasarkan penelitian pada 1771 prang dewasa di Australia.
Meski sudah sekitar 11 tahun sejak pertama kali dirampungkan, tes DASS ini belum dapat digunakan di Indonesia karena belum ada norma untuk populasi masyarakat Indonesia. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan adaptasi terhadap tes ini. Dalam pengadaptasian peneliti memilih dua kelompok sampel sebagai subyek penelitian yaitu kelompok sampel Yogyakarta dan Bantu' yang mengalami peristiwa traumatik bencana `gempa bumi' dan kelompok sampel Jakarta dan sekitarnya yang tidak mengalami gempa bumi. Sebelum dilakukan penyusunan norma, tentunya perlu dilakukan uji validitas, reliabilitas dan analisis item terhadap alat ukur ini.
Berdasarkan basil pengujian ref iabilitas dengan menggunakan formula cronbach's alpha ditemukan bahwa tes ini reliabel (a = .9483). Selanjutnya berdasarkan pengujian valid itas dengan menggunakan teknik validitas internal ditemukan 41 item valid dan 1 item tidak valid. Hal ini berarti terdapat 41 item yang mengukur konstruk general psychological distress dan dapat membedakan antara subyek yang memiliki tingkat general psychological distress tinggi dan rendah. Sedangkan norma dibuat berdasarkan T score yang dibagi menjadi lima kategori yaitu Normal. Mild, Moderate, Severe dan Extremely Severe. Selain ditakukan pengkategorian subyek berdasarkan total skor ketiga skala tersebut (general psychological distress), juga dilakukan pengkategorian berdasarkan skor total masingmasing skala (depression, anxiety dan stress). Selanjutnya, untuk melihat profit DASS pada kedua kelompok sampet yang diteliti, dilakukan juga pembandingan terhadap data demogratis subyek yang berupa tempat tinggal, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir dan pekerjaan.
Selain kesimpulan dari penelitian ini, di bagian akhir penulisan hasil penelitian ini juga dilakukan diskusi serta dipaparkan beberapa saran yang berkaitan dengan saran pengembangan penelitian dan saran praktis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Fenty Debora
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola-pola dasar kalimat mahasiswa dalam menulis karangan. metode penelitian dirancang dengan metode deskriptif kualitatif. dalam hal ini, subjek penelitian adalah mahasiswa bahsa inggris semester satu. setiap mahasiswa diarahkan menuliskan teks recount dan selanjutnya peneliti menganalisanya. hasil penelitian menunjukkan bahwa sebahagian besar dari mahasiswa hanya mampu menggunakan tiga pola kalimat dasar yaitu s+v, s+v+o, dan s+lv+adj. pola kalimat lainnya seperti sv+io+o, s+v+o+oc, s+lv+n belum ditemukan. disamping itu terdapat beberapa kesalahan dalam grammar seperti tenses, penggunaan linking verb, parts of speech, dsb. ini menunjukkan bahwa mahasiswa semester satu jurusan pendidikan bahasa inggris masih sangat lemah dalam menggunakan pola-pola kalimat bahasa inggris."
Sumatera Utara: Universitas HKBP Nommensen, 2018
VISI 26:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Maharani Debora
"Ketika suatu persidangan perkara perdata sedang berjalan di Pengadilan Negeri, terdapat kemungkinan salah satu pihak (dalam kasus ini tergugat) meninggal dunia. Dalam hukum pidana dimana jika terdakwa meninggal dunia penuntutan perkaranya gugur, maka dalam hukum acara perdata, meninggalnya tergugat, tidak menyebabkan gugatan menjadi gugur. Kedudukan tersebut digantikan oleh ahli warisnya sebab tampilnya ahli waris menggantikan pewaris sebagai tergugat bukan merupakan hak, tetapi kewajiban hukum. Dalam perkara perdata No.904/Pdt.G/2007/PN.Jaksel, almarhum Soeharto sebagai tergugat I meninggal dunia ketika sidang akan memasuki tahap kesimpulan. Tentu saja ahli waris dari Soeharto harus menggantikan kedudukannya. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah mengajukan penetapan ahli waris kepada Pengadilan Agama (pewaris dan ahli waris beragama Islam). Hal ini berguna untuk mengetahui siapa saja ahli waris yang akan bertanggungjawab jika putusan hakim menyatakan tergugat I (almarhum) wajib membayar ganti kerugian. Kedua, jika menginginkan adanya perubahan gugatan, yaitu mengubah nama tergugat asal menjadi nama ahli warisnya, hanya dapat dilakukan sampai tahap replik-duplik dengan memberitahukan terlebih dahulu peristiwa kematian tergugat kepada majelis hakim. Sedangkan jika tergugat meninggal dunia ketika sudah sampai tahap pembuktian dan kesimpulan, maka penggugat tidak perlu memperbaiki atau memperbaharui gugatan. Ahli waris tampil menggantikan pewaris sebagai tergugat sebagai kewajiban hukumnya. Ketiga, terhadap putusan pengadilan, tergugat yang meninggal dunia yang posisinya diganti oleh ahli waris, maka nama tergugat yang meninggal diganti dengan nama ahli warisnya. Jika seluruh ahli waris menolak warisan, maka anak-anak dari ahli waris yang menolak tampil berdasarkan kedudukan sendiri. Dan jika anak dari ahli waris tersebut juga menolak, maka tampil keluarga sedarah lainnya berdasarkan penggolongan ahli waris. Dan jika seluruh keluarga sedarah dari ahli waris tetap menolak, maka harta peninggalan pewaris menjadi milik negara dimana negara wajib melunasi segala utang pewaris sebanyak harga harta peninggalan mencukupi untuk itu (Pasal 832b KUHPerdata)."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S22397
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oda Debora
Jakarta: Salemba Empat, 2019
610.73 ODA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Fenty Debora
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
050 VISI 25:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Corina Debora
1992
S2738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marganda, Debora
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas dewan komisaris dan komite audit, kepemilikan keluarga dan transaksi hubungan istimewa terhadap periode cash conversion cycle perusahaan. Efektivitas dewan komisaris dan komite audit diukur dengan menggunakan penilaian skor efektivitas dewan komisaris dan komite audit berdasarkan karakteristik independensi, aktivitas, ukuran dan kompetensi yang telah dibuat oleh penelitian sebelumnya Hermawan (2009). Pengujian hipotesis menggunakan model regresi linear berganda yang mengambil 386 observasi (firm year) dari perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 hingga 2011.
Hasilnya penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas komite audit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap cash conversion cycle. Namun efektivitas dewan komisaris, kepemilikan keluarga, dan transaksi hubungan istimewa tidak terbukti berpengaruh terhadap periode cash conversion cycle perusahaan.

The study aims to determine the effect of the board of directors effectiveness and audit committee effectiveness, family ownership and related party transactions on the cash conversion cycle period of the company. Board of directors effectiveness and audit committee effectiveness is measured using the assessment score board and audit committee characteristics based on the independency, activities, size and competency that have been made by previous research studies by Hermawan (2009). Testing hypotheses using multiple linear regression model that took 386 observations (firm year) from industrial manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange during 2009 to 2011.
The result of this study indicate that the effectiveness of audit committees are significantly have negative effect on cash conversion cycle. However, the effectiveness of the board, family ownership, and related party transactions no proven effect on the cash conversion cycle period of the company.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>