Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dance Dita Pranajaya
Abstrak :
Perkembangan dunia bisnis saat ini diwarnai dengan persaingan yang luar biasa ketat, dan adanya berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis, baik di dalam dan di luar negeri, yang diantaranya disebabkan oleh; makin meningkatnya tuntutan terhadap pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), ketatnya peraturan dan perundang-undangan mengenai K3 dan kesadaran karyawan atas hak-hak peke a. berusaha menciptakan sebuah budaya keselamatan pada lingkungan organisasinya yang bertujuan untuk mengurangi risiko dan angka kecelakaan kea Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, menggambarkan budaya keselamatan ke a yang ada pada suatu klinik emergensi dilihat dari faktor individu, perilaku dan organisasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara mendalam dan observasi, serta data sekunder yang diperoleh dari "L" Emergency Clinic, Muara Enim, Palembang. Sebagai informan penelitian ini adalah empat orang karyawan klinik tersebut. Dari data primer hasil wawancara dan observasi dibuat matriks hasil wawancara dan observasi dan juga dari data sekunder yang kemudian dianalisis. Hasil analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut; pada faktor individu didapatkan bahwa pengetahuan, persepsi dan sikap karyawan terhadap K3, cenderung bervariasi. Tenaga paramedis memiliki pengetahuan yang cukup baik, tetapi non paramedis masih terbatas. Sedangkan pada faktor perilaku, masih terdapat ketidakkonsistenan dalam penerapan prosedur operasi. Pada faktor organisasi, komitmen perusahaan hanya terlihat pada level pimpinan, karena program sosialisasi tidak menyentuh level pelaksana. Organisasi juga tidak mendesain stuktur organisasi yang mengakomodir kegiatan K3 serta tidak adanya kebijakan yang mendukung peningkatkan pengetahuan peka K3. Organisasi tidak memfasilitasi karyawan dengan prosedur operasi pada tiap level peke aan dan SOP yang adapun terbatas hanya pada pelayanan kesehatan. Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut; organisasi perlu meningkatkan kualitas pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja melalui pelatihan-pelatihan. Organisasi juga perlu membuat analisis risiko kesehatan atau analisa keselamatan kerja. Membuat struktur organisasi K3 1 . sampai level terbawah dengan pembagian pekerjaan yang jelas serta meningkatkan peran perwakilan manajemen yang ditempatkan sebagai pengawas pelaksanaan program K3. Selain itu perlu diupayakan agar seluruh karyawan dapat terlibat secara aktif dengan memberikan karyawan tanggung jawab lebih terhadap masalah-masalah K3
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T11514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dance Dita Pranajaya
Abstrak :
Latar Belakang: Sudah diketahui bahwa peningkatan indeks massa tubuh (IMT) merupakan indikator peningkatan profil lipid. Dengan adanya penelitian terbaru dari Ashwell yang menyatakannya bahwa Rasio lingkar perut tinggi badan (RLP-TB) lebih sensitif terhadap kasus dislipidemia dari pada indeks massa tubuh. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui korelasi rasio lingkar perut tinggi badan dan indeks massa tubuh terhadap profil lipid pada pekerja di PT.E yang bergerak di Industri Migas. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi korelasi, menggunakan data sekunder hasil medical check-up pekerja tahun 2013 dan 2014. Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan data sebanyak 130 orang untuk tahun 2013 dan 69 orang untuk tahun 2014. Hasil Penelitian: Dari total 199 subyek, didapatkan RLP-TB (r: 0.186 dan r: 0.334) memiliki nilai koefisien korelasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan IMT (r: 0.180 dan r: 0.319) pada parameter metabolik kolesterol dan trigliserid, namun pada HDL, IMT memiliki nilai koefisien korelasi lebih baik (r: -0.328) daripada Rasio Lingkar Perut dan Tinggi Badan (r: -0.291). Namun perbedaan koefisien korelasi tersebut relatif tidak besar sehingga dapat dikatakan Rasio Lingkar Perut-Tinggi Badan tidak lebih baik sebagai prediktor profil lipid dibandingkan dengan Indeks Massa Tubuh. ......Background: It is already known that increasing Body Mass Index is an indicator of increasing lipid profile. The latest research from Ashwell has revealed that the Waist circumference – height ratio is more sensitive than body mass index on dyslipidemia. Therefore, the researchers wanted to determine the correlation of Waist circumference – height ratio and body mass index to lipid profile on PT. E workers who running the business in oil and gas. Methodology: This is a correlation study used secondary data from employee medical check-up data on years 2013 and 2014. Based on the inclusion and exclusion criteria, obtain a 130 subject for year 2013 and 69 subject for year 2013. Research result: From the 199 subject, obtain a Waist circumference – height ratio (r: 0.186 and r: 0.334) has relative high correlation coefficient to cholesterol and triglyceride compared by Body mass index (r: 0.180 and r: 0.319), but body mass index has good correlation coefficient (r:-0.328) with HDL rather than Waist circumference – height ratio (r: -0.291). But, the differentiation of correlation coefficient between Body Mass Index and Waist Circumference-Height ration is not significant. The conclusion is Waist Circumference-Height Ratio is not better than Body Mass Index as a profile lipid predictor
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library