Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Damanik, Regina Destrina
"Kemajuan teknologi ibarat dua mata pisau, disatu sisi menguntungkan, disisi lain merugikan. Internet sebagai produk jasa perkembangan teknologi dan sebagai sarana informasi yang apabila digunakan tidak terkendali dapat membahayakan penggunanya, khususnya remaja, karena jaringan internet memuat segala macam informasi termasuk materi informasi termasuk materi pornografi. Penelitian ini dilakukan dengan sampel sebanyak 402 remaja SMAN 5 Depok dengan metode cross-sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden terpapar pornografi. Efek keterpaparan yang terjadi adalah 47,1% mengalami adiksi, 36,2% mengalami eskalasi, 42,6% mengalami desentisasi dan 41,0% responden melakukan perilaku berisiko. Hasil analisa dengan uji statistis Chi-Square pada α = 0,05, didapat hasil ada hubungan antara efek keterpaparan (adiksi, eskalasi dan desentisasi) dengan perilaku seksual.
The technology progress has two sides, benefits and harmful. Internet as product of the technology progress and as a media information which uses unwisely can be harmful for users, because the internet link has many information including pornography materials. The research had done with 402 adolescents as sampel in Depok High School with cross-sectional method. The results of this research is majority (81,8%) of respondents report the exposure of internet pornography. The effects of exposures are 47,1% respondents got addict, 36,2% got escalation, and 42,6% in desentization. Analytic statistic with Chi-Square on α = 0,05, there is relation between the internet pornography effects (addiction, escalation and desentization) with sexual behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45529
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Damanik, Regina Destrina
"Keselamatan pasien merupakan inti dari mutu pelayanan. Untuk mencapainya diperlukan komitmen yang kuat dari individu dan tim. Pentingnya budaya keselamatan ditekankan dalam sebuah laporan oleh Institute of Medicine (IOM) yang mengatakan budaya keselamatan pasien perlu dikembangkan agar selanjutnya akan difokuskan dalam upaya peningkatan reliabilitas dan keamanan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil capaian pemenuhan standar Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dalam akreditasi Rumah Sakit berdasarkan SNARS Edisi 1. Penelitian ini menggunakan metode crossectional dari data sekunder hasil akreditasi RS yang berpedoman pada SNARS edisi 1 dalam kurun waktu tahun 2018-2019 dan khusus pada penilaian bab Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) yang bersumber dari basis data KARS. Kemudian dilanjutkan dengan metode kualitatif untuk mendapatkan faktor pendukung dan dan penghambat akan dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan sesuai dengan syarat informan. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari basis data SIKARS pada tahun 2018-2019 yang diperoleh dengan persetujuan Ketua Eksekutif KARS setelah melalui kaji etik. Kemudian setelah mendapatkan data sekunder dilanjutkan dengan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini adalah dari 1271 rumah sakit yang telah diakreditasi oleh KARS tahun 2018-2019, hampir seluruh RS Kelas A, B, C dan D memenuhi secara lengkap standar fokus area 1 PMKP. untuk capaian fokus area 2, 3, 4 dan 5 PMKP, lebih banyak RS kelas A yang terpenuhii secara lengkap dibandingkan RS kelas B, C dan D. Dari uji komparatif ditemukan seluruh fokus area 1,2,3,4 dan 5 PMKP berhubungan dengan RS Kelas A,B,C dan D dengan nilai p <0,005. Faktor yang mendukung terhadap pemenuhan standar PMKP adalah adanya dukungan top manajemen, fasilitas yang mendukung budaya pelaporan mutu dan keselamatan pasien. Factor yang menghambat adalah kurangnya pelatihan yang mengenai Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
Patient safety is at the core of service quality. To achieve this requires a strong commitment from individuals and teams. The importance of a safety culture is emphasized in a report by the Institute of Medicine (IOM) which says a patient safety culture needs to be developed so that further focus will be on efforts to improve patient reliability and safety. The purpose of this study was to find out the results of achieving the standard of Quality Improvement and Patient Safety (PMKP) in hospital accreditation based on SNARS Edition 1. This study used a cross-sectional method from secondary data from hospital accreditation based on SNARS edition 1 in 2018 2019 and specifically on the assessment of the Quality Improvement and Patient Safety (PMKP) chapter which is sourced from the KARS database. Then proceed with qualitative methods to obtain supporting and inhibiting factors will be carried out by in-depth interviews with informants in accordance with the requirements of the informants. The study was conducted using secondary data from the SIKARS database in 2018-2019 which was obtained with the approval of the Chief Executive of KARS after going through an ethical review. Then after getting secondary data followed by in-depth interviews. The results of this study are from 1271 hospitals that have been accredited by KARS in 2018-2019, almost all Class A, B, C and D Hospitals completely meet the PMKP focus area 1 standards. for the achievement of focus areas 2, 3, 4 and 5 PMKP, more class A hospitals were completely fulfilled than class B, C and D hospitals. From the comparative test it was found that all focus areas 1,2,3,4 and 5 PMKP were associated with Class A, B, C and D Hospital with p < 0.005. Factors that support the fulfillment of PMKP standards are top management support, facilities that support a culture of quality reporting and patient safety. The inhibiting factor is the lack of training regarding Quality Improvement and Patient Safety. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library