Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cornelia
"ABSTRAK
A cross sectional study to determine the salt consumption at household level was carried out in Sukabumi District. Two hundred households with children 1-5 years were selected randomly. This study consisted of interviews of the mothers, observation of iodized salt usage and analysis of the iodine content in iodized salt.
The results showed that all households in the study area have used iodized salt but they were not aware that. they used iodized salt.
The average salt consumption at household level was 4.8 gr per day per capita with majority iodine intake (71 %) less than 100 pg. Using lodometry test, 47 % of households had iodine content in iodized salt was less than 30 ppm. In general, all cooked food used salt except for rice as staple food, but not all of food prepared with salt were consumed by children 1-5 years.
According to mothers' perception, the mother with better knowledge had higher percentages on using iodized salt and also had better educational level.
These findings showed that the recommended iodine intake by WHO of 100-300 pg per day per capita was not fulfilled, mainly because of the low quality of iodized salt, as well as improper ways of salt storage and food preparations. Lack of knowledge due to low educational level of mother was worsening this condition."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Spencer, Cornelia
New York: John Day , 1953
923.259 91 SPE r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Cornelia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Spencer, Cornelia
London: Museum Press, 1947
951 SPE l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Spencer, Cornelia
New York: John Day Company, 1948
923.254 SPE n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Gressy S. Cornelia
"ABSTRAK
Masa kanak-kanak awal merupakan salah satu periode penting dalam perkembangan seorang anak, dimana pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak pada masa ini akan mempengaruhi tumbuh kembangnya dikemudian hari. Salah satu perubahan besar yang terjadi pada masa ini adalah meluasnya lingkungan sosial anak, yang ditandai dengan mulainya anak melakukan hubungan sosial dengan teman sebayanya (Sroufe dkk, 1996). Pengalaman awal dalam berhubungan dengan teman sebaya ini merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan sosial anak usia prasekolah. Adanya kesulitan-kesulitan dalam hubungan dengan teman sebaya pada masa ini akan memperbesar kemungkinan munculnya masalahmasalah tingkah laku, emosional, dan akademik pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Pentingnya hubungan dengan teman sebaya pada masa kanak-kanak awal memberi implikasi akan pentingnya membina hubungan yang positif dengan teman sebaya pada masa ini. Namun tidak semua anak dapat membina hubungan yang positif. Adanya perbedaan kemampuan untuk membina hubungan yang positif dengan teman sebaya menunjukkan derajat kompetensi sosial yang dimiliki masingmasing anak. Dengan demikian kompetensi sosial memegang peranan penting bagi keberhasilan seorang anak dalam membina hubungan dengan teman sebaya pada masa prasekolah. Sroufe dkk (1996) mengatakan anak-anak yang memiliki kompetensi sosial yang baik (socia/ly competent) - yang seringkah disebut sebagai anak-anak yang disukai oleh teman sebayanya - adalah mereka yang mampu memulai interaksi dan memberikan respon kepada teman sebaya dengan perasaan yang positif, mereka yang tertarik pada hubungan dengan teman sebaya dan mereka yang sangat dihargai oleh teman sebaya, mereka yang dapat berperan sebagai pemimpin sekaligus pengikut, dan mereka yang mampu mempertahankan saling memberi dan menerima dalam interaksi dengan teman sebaya akan dinilai oleh guru dan observer lain sebagai anak yang memiliki kompetensi sosial (yang baik) (Vaughn dan Waters, 1980 dalam Sroufe, 1996). Dengan perkataan lain anak yang memiliki kompetensi sosial yang baik adalah mereka yang memiliki ketrampilan-ketrampilan sosial tertentu, yang memungkinkannya memperoleh penerimaan dari teman sebayanya. Namun tidak semua anak prasekolah memiliki kompetensi sosial yang baik. Hasil-hasil penelitian menunjukkan hubungan atau interaksi antara orangtua dengan anak yang terlihat jelas dalam gaya pengasuhan yang diterapkan orangtua kepada anak memberi pengaruh yang signifikan terhadap hubungan anak dengan teman sebayanya.
Dalam penelitian ini ingin digali mengenai karakteristik anak yang memiliki kompetensi sosial yang buruk. Kompetensi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini memfokuskan pada tiga tugas sosial, yakni saat anak memulai interaksi dengan teman sebayanya yang meliputi dua situasi; saat anak memulai interaksi pada awalawal masuk sekolah dan saat memulai interaksi dengan sekelompok temannya yang sedang melakukan aktivitas bersama, saat anak memelihara hubungan dengan teman sebayanya; dan saat anak mengalami konflik dengan temannya. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam akan hal ini, peneliti juga menggali informasi mengenai gaya pengasuhan orangtuanya. Mengingat dalam masyarakat kita ibu masih memegang peranan yang besar dalam pengasuhan anak, maka gaya pengasuhan orangtua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya pengasuhan yang diterapkan ibu saat berinteraksi dengan anaknya sehari-hari. Gaya pengasuhan ini terlihat dari perilaku conlrol/imcontrol dan responsive/uwesponsive yang ditampilkan ibu saat berinteraksi dengan anaknya sehari-hari.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam (/'// depth interview) dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap dua orang ibu dari anak yang memiliki kompetensi sosial buruk dan gurunya. Sementara observasi dilakukan terhadap sikap dan perilaku anak di sekolah. Pemilihan subyek dilakukan dengan pendekatan purposif dimana sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa anak yang memiliki kompetensi sosial buruk umumnya menampilkan perilaku agresif, baik agresif fisik maupun agresif verbal, saat berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah. Hal ini membuat mereka cenderung mengalami penolakan dari teman-temannya. Perilaku lain yang membuat mereka mengalami penolakan dari teman-temannya adalah perilaku egois (seperti tidak/kurang mau berbagi dengan temannya, selalu ingin berkuasa/mendominasi temannya, kurang mampu mengontrol dirinya termasuk keinginannya); tidak/kurang mampu menampilkan perilaku prososial dalam hal ini empati (kurang menghargai keberadaan temannya, iri hati); kurang terampil dalam perilaku keijasama (cenderung ingin menjadi pemimpin dan tidak mau menjadi pengikut saat aktivitas kelompok, kurang menghargai pendapat/keinginan temannya).
Sementara gaya pengasuhan yang diterapkan ibu dalam penelitian ini bervariasi, yakni satu subyek menerapkan gaya pengasuhan otoritarian, yang ditandai oleh adanya perpaduan antara perilaku respomive dan control yang rendah. Sementara subyek yang lain menerapkan gaya pengasuhan otoritarian, yang ditandai oleh adanya perilaku control yang ketat tanpa disertai perilaku responsive. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa gaya pengasuhan ibu bukanlah satusatunya faktor yang dominan memberi kontribusi bagi perkembangan kompetensi sosial anak. Beberapa faktor lain yang turut memberi kontribusi bagi perkembangan kompetensi sosial adalah karakter anak itu sendiri dan lingkungan dimana anak itu diasuh."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Gressy S. Cornelia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schaefer-Prokop, Cornelia
"Summary:
The radiologist in an intensive care unit must act quickly, expertly, and with confidence when conducting an examination and must keep a cool head. This book is designed to prepare you for critical care situations. It provides a companion for radiologists on call and in preparation for exams"
Stuttgart ; New York: Thieme, 2011
616.075 7 SCH c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Manihuruk, Agatha Cornelia
"ABSTRAK
Metastasis kanker tulang menyebabkan rasa nyeri yang sangat kuat pada tulang. Salah satu alternatif pengobatan terbaik saat ini adalah radioterapi internal dengan menggunakan radiofarmaka lutesium-177 etilen diamin tetra metilen fosfonat 177Lu-EDTMP . Dalam penelitian ini dilakukan penandaan 177Lu-EDTMP dengan mereaksikan ligan EDTMP dengan 177Lu. Lu-177 dalam bentuk 177LuCl3 diperoleh dengan cara iradiasi neutron Lu2O3 kemudian dilakukan uji kemurnian radionuklida dan radiokimia. EDTMP disiapkan dalam bentuk kit dengan metode pengeringan beku. Optimasi penandaan dilakukan dengan beberapa variabel seperti rasio mol 177Lu:EDTMP, konsentrasi larutan, waktu inkubasi, dan suhu inkubasi. Setelah dilakukan penandaan maka dilakukan uji kemurnian radiokimia dengan menggunakan sistem kromatografi kertas ITLC-SG dengan fase gerak NH4OH : Metanol : Air = 0,2 : 2 : 4 v;v;v yang telah diujikan terlebih dahulu. Penandaan yang paling optimal dilakukan pada rasio mol 177Lu:EDTMP 1:10 yang dilarutkan dengan 1 ml air steril dengan waktu inkubasi 20 menit pada suhu 37oC dengan hasil kemurnian 99.0 0.4 . Uji stabilitas selama 6 jam menghasilkan kemurnian radiokimia ge;95 menunjukkan bahwa sediaan stabil saat penyimpanan di lemari es 4-8oC.

ABSTRACT
Metastatic bone cancer causes very strong bone pain. One of the best alternative treatments is internal radiotherapy using radiofarmaka lutetium 177 ethylene diamin tetra methylene phosphonate 177Lu EDTMP . In this study, radiolabelling was done by reacting EDTMP ligand with 177Lu. Lu 177 in the form of 177LuCl3 was obtained by means of target thermal neutron irradiation of Lu2O3 then the purity of radionuclide and radiochemistry were tested. EDTMP was prepared in the form of a kit by the freeze drying method. The optimization was performed with several variables such as the 177Lu EDTMP mole ratio, the concentration of the solution, the incubation time, and the incubation temperature. After radiolabelling, radiochemical purity test was performed using ITLC SG paper chromatography system with NH4OH Methanol Water 0.2 2 4 v v v as eluent which has been tested first. The optimum radiolabelling was performed on the 177Lu EDTMP mole ratio 1 10 dissolved with 1 ml of sterile water with incubation time 20 minutes at 37 C with 99.0 0.4 purity. A stability test of 6 hours yields a radiochemical purity of ge 95 indicating that the preparation is stable during storage in the refrigerator 4 8 C."
2017
S67851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Citra Cornelia
"The Help 2009 adalah sebuah novel karangan penulis Amerika, Kathryn Stockett, yang mengangkat tema tentang sebuah kejadian bersejarah di America pada tahun 1950s mdash;1960s, yaitu civil right movement. Novel in diadaptasikan menjadi film yang dirilis tahun 2011 dan disutradai oleh sutradara Amerika, Tate Taylor. Kedua versi dari The Help, walaupun berangkat dari satu cerita yang sama-sama berasal dari novel, namun memiliki beberapa perbedaan yang cukup menarik untuk dibahas, terutama dari sudut isu gender dan dinamika komunitas perempuan dalam film dan novel tersebut. Menggunakan teori keperempuanan dari Simone de Beauvoir The Second Sex 1949 dan analisa narasi white saviour pada film-film Hollywood, studi ini akan menganalisa empat karakter wanita di buku maupun film The Help untuk memperlihatkan bagaimana keempat karakter tersebut dibuat ideal di versi adaptasi filmnya.

The Help 2009 is a novel by an American writer, Kathryn Stockett, which takes up the theme of an actual historical event happened in America during the 1950s mdash 1960s, the civil rights movement. This novel is adapted into a movie which was released in 2011 and directed by an American director, Tate Taylor. The two versions of The Help, although the movie adapts the story from the novel, have several differences that are quite fascinating to be discussed, especially through the issue of gender and the dynamic of women community in the novel and its movie adaptation. Using the concept of womanhood by Simone de Beauvoir in her classic The Second Sex 1949 and an analysis of white savior narrative in Hollywood produced movies, this study will analyze four white women characters to shows how those characters are idealized in The Help movie adaptation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>