Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laoh, Christian Michael
Abstrak :
ABSTRAK
Globalisasi di berbagai bidang juga mendorong terjadinya globalisasi di bidang hukum khususnya terkait dengan bidang pasar modal dimana dalam bidang pasar modal, informasi merupakan nyawa utama dari kegiatan di pasar modal. Prinsip keterbukaan di bidang pasar modal merupakan titik terpenting. Dengan demikian, bilamana seorang investor yang menggunakan informasi yang menyesatkan yang didapatkannya dari emiten dan berakibat pada timbulnya kerugian yang dialami oleh si investor yang melakukan investasi tersebut. Kerugian merupakan salah satu unsur dari perbuatan melawan hukum. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan – bahan tertulis yang berhubungan dengan topik yang dibahas berupa peraturan perundang – undangan, buku – buku, media internet, majalah dan sumber – sumber lainnya, yang terkait dengan penelitian ini yang disebut juga data sekunder. Pengaturan hukum yang ada dalam peraturan perundang – undangan di Indonesia yang berkaitan dengan informasi yang menyesatkan di pasar modal khususnya Pasal 111 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah mengatur adanya kemungkinan bagi pihak yang mengalami kerugian untuk mengajukan gugatan ganti rugi atas kerugian tersebut.
ABSTRACT
Globalization in various fields are also encourage globalization in the fields of law, especially related to the capital markets wherein the capital market information is the life of the main activities in the capital market. The disclosure principle in the capital market is the most important point. Thus, when an investor who uses misleading information acquired from the issuer and resulted in the damages suffered by the investors who are investing. Damage is one element of the tort. This research is using literature research, by collecting the written – materials related to the topics covered in the form of laws, books, website internet, magazines and other resources relate4d to this research which is also called secondary data. The regulation which is arrange in the law and regulation in Indonesia that related to the misleading information on capital market especially Article 111 Regulation Number 8 of 1995 regarding Capital Market has been set up the possibility for the parties who suffered damages to claim for the compensation of the damages.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T38890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian, Michael
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan sulitnya skrining filariasis dengan menggunakan pemeriksaan mikroskopik di lapangan. Dengan penelitian ini, diharapkan Pan LF dapat diukur nilai diagnostiknya sehingga dapat ditentukan apakah Pan LF dapat menjadi alat skrining yang sesuai standar dan mudah digunakan dalam evaluasi program pengobatan filariasis. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain potong lintang. Hasil penelitian ini menunjukkan Pan LF memiliki sensitivitas sebesar 100% dan spesifisitas sebesar 93%. Sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi menjadikan Pan LF berpotensi sebagai alat skrining filariasis di lapangan dan dapat menggantikan pemeriksaan mikroskopik. ......This research was conduct considering the difficulties in filariasis screening by microscopic examination which is found on field. It is expected that, by this research, the diagnostic value of Pan LF can be measured in order to decide if Pan LF can be used as a screening device which fit the standard and easy to use. This research is an analytic research with cross- sectional design. The result shows that Pan LF has 100% sensitivity and 93% specificity. By that means Pan LF can be used as screening device for filariasis on field and replace the role of microscopic examination.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marco Christian Michael
Abstrak :
Epididimis adalah saluran berbelit yang terletak antara testis dan vas deferens. Epididimis telah lama dikenal sebagai tempat proses pematangan sperma, yang merupakan interaksi antara sperma dan protein-protein yang disekresikan oleh sel-sel epitel epididimis. Salah satu protein yang diduga berperan penting dalam proses pematangan sperma adalah gen Defb42. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur gen dan analisis sebaran jaringan dari gen Defb42. Data struktur gen Defb42 diperoleh dari database Unigene danUCSC Genome Bioinformatics, dimana cDNA, ekson, intron, dan sekuens asam amino diperoleh. Isolasi RNA dilakukan untuk jaringan dari 4 segmenepididimis (initial segment, caput, corpus, cauda) disertai dengan beberapa organ viseral lainnya. Real time RT-PCR dari RNA yang terelusi dilakukan untuk mengukur ekspresi relative Defb42 terhadap gen aktin beta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Defb42 termasuk dalam keluarga beta defensin karena memiliki 6 residu sistein. Ekspresi Defb42 relatif terhadap aktin ditemukan paling tinggi di initial segment dariepididimis, diikuti dengan caput, cauda, dan vas deferens. Disimpulkan bahwa gen Defb42 adalah gen beta defensin dan diekspresikan terutama di initial segment dari epididimis.
Epididymis is a convoluted duct that is located between the testis and vas deferens. Epididymis has been known as the site of sperm maturation, which occur via interaction between the sperm and the proteins secreted by the epididymal epithelial cells. One of the proteins that is believed to play a major role in sperm maturation process is encoded by Defb42 gene. The objective of this research is to know the gene structure and tissue distribution analysis of Defb42 gene. Gene structure data was obtained from Unigene database and UCSC Genome Bioinformatics, in which cDNA, exons, introns, and amino acid sequence of Defb42 gene were received. RNA isolation was done for tissues of the four segments of epididymis (initial segment, caput, corpus, cauda) along with other visceral tissues. Real time RT-PCR of the isolated RNA was then performed in order to measure Defb42 relative expression to beta actin. The result showed that Defb42 gene belongs to the beta defensin family due to its conserved six cysteine residues. Defb42 expression relative to actin was highest in the initial segment of the epididymis, followed by caput, cauda, and vas deferens. In conclusion, Defb42 is a beta defensin gene and is mainly expressed in the epididymis and showed region-specific expression in the initial segment.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library