Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahyono
Abstrak :
Variasi komposisi penambahan Trass dan Limestone sebagai material suplemen Ordinary Portland Cement dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk menurunkan harga tanpa mengurangi sifat kuat tekan. Kuat tekan yang diharapkan dari variasi material pada penelitian ini bisa melebihi kuat tekan Ordinary Portland Cement. Trass dan limestone divariasi dengan jumlah total substitusi 21% berat, dan semen dipertahankan pada 79% berat. Hasil pencampuran trass, limestone dan semen dipertahankan pada kehalusan 5000 cm²/gram. Semen hasil variasi ini dipilih yang terbaik berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan semen yang tidak ditambahkan trass dan limestone. Perubahan mineralogi atau kristal akibat variasi komposisi material akan diamati dengan X-RD dan SEM.. Kalsium Silikat Hidrat (CSH) sebagai produk utama yang memberikan kontribusi terhadap kuat tekan, diharapkan terindentifikasi pada pengamatan ini. Hasil penelitian menunjukkkan kuat tekan dari variasi dengan komposisi trass 14% dan limestone 7% lebih tinggi dari variasi komposisi trass dan limestone yang lain, baik pada umur pengujian 3, 7 dan 28 hari. Kuat tekan variasi komposisi trass 14% dan limestone 7% berturut turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari adalah 224 kgf/cm², 282 kgf/cm², dan 365 kgf/cm². Berturut-turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari, kuat tekan semen tanpa penambahan trass dan limestone adalah 261 kgf/cm², 352 kgf/cm², dan 448 kgf/cm². Hasil diatas disebabkan pada semen tanpa penambahan trass dan limestone terbentuk kristal CSH jenis kristal Rosenhandrite yang cukup banyak daripada pada semen dengan tambahan trass dan limestone. Kristal Rosenhandrite ini mempunyai kontribusi terhadap kuat tekan lebih tinggi daripada CSH yang lain seperti C2SH alpha, C6S3H gamma delaite, dan afwillite. Pengamatan SEM pada sampel semen tanpa trass dan limestone terlihat adanya kristal CSH yang berbentuk plat dengan bulu-bulu lembut yamg dihubungkan jarum-jarum kecil (ettringite), sedang pada semen variasi trass dan limestone berbentuk plat tanpa bulu-bulu dan tanpa jarum-jarum kecil. ......Composition Variation of Trass and Limestone addition as supplement material in Ordinary Portland Cement is done in the research with the goal to reduce cost without decreasing compressive strength. It is even expected that the compressive strength of cement added with suitable variation of trass and limestone wiil exceed that of Ordinary Portland Cement . Trass and limestone is varied with a total substitution of 21% wt, and cement is kept 79% wt. The fineness Trass, Limestone and Cement mixture is kept on 5000 cm²/gram Optimum variation of Trass and Limestone addition is determined by compressive strength compared to OPC without additives, and the mineralogy and crystalline phase is like CSH as observed using XRD and SEM. The research results showed that compressive strength of composition variation of 14% Trass and 7% Limestone has compressive strength higher than others. The compressive Strength of optimum variation are 224 kgf/cm², 282 kgf/cm² and 365 kgf/cm for samples tested at 3, 7, and 28 days respectively .The compressive strength of cement without additive are 261 kgf/cm², 352 kgf/cm² and 448 kgf/cm² for samples tested 3, 7, and 28 days respectively. The difference in compressive strength between cement with and without additive is attributed to the formation of Rosenhandrite, which is a crystalline CSH. Large quantity of Rosenhandrite is formed in cement without addition of trass and limestone. It is assumed that Rosenhandrite is the dominant phase that contribute to compressive strength relative to the other CSH phases as like C2SH Alpha, C6S3H Gamma Dellaite, and Afwillite. Under the SEM, CSH phases in cement without additive showed plate shape with smooth hairy which is connected with small needles (ettringite), while for cement with composition variation of Trass and Limestone showed plate shape without smooth hairy and small needle.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T25260
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyono
Abstrak :
Variasi komposisi penambahan Trass dan Limestone sebagai material suplemen Ordinary Portland Cement dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk menurunkan harga tanpa mengurangi sifat kuat tekan. Kuat tekan yang diharapkan dari variasi material pada penelitian ini bisa melebihi kuat tekan Ordinary Portland Cement. Trass dan limestone divariasi dengan jumlah total substitusi 21% berat, dan semen dipertahankan pada 79% berat. Hasil pencampuran trass, limestone dan semen dipertahankan pada kehalusan 5000 cm²/gram. Semen hasil variasi ini dipilih yang terbaik berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan semen yang tidak ditambahkan trass dan limestone. Perubahan mineralogi atau kristal akibat variasi komposisi material akan diamati dengan X-RD dan SEM.. Kalsium Silikat Hidrat (CSH) sebagai produk utama yang memberikan kontribusi terhadap kuat tekan, diharapkan terindentifikasi pada pengamatan ini. Hasil penelitian menunjukkkan kuat tekan dari variasi dengan komposisi trass 14% dan limestone 7% lebih tinggi dari variasi komposisi trass dan limestone yang lain, baik pada umur pengujian 3, 7 dan 28 hari. Kuat tekan variasi komposisi trass 14% dan limestone 7% berturut turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari adalah 224 kgf/cm², 282 kgf/cm², dan 365 kgf/cm². Berturut-turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari, kuat tekan semen tanpa penambahan trass dan limestone adalah 261 kgf/cm², 352 kgf/cm², dan 448 kgf/cm². Hasil diatas disebabkan pada semen tanpa penambahan trass dan limestone terbentuk kristal CSH jenis kristal Rosenhandrite yang cukup banyak daripada pada semen dengan tambahan trass dan limestone. Kristal Rosenhandrite ini mempunyai kontribusi terhadap kuat tekan lebih tinggi daripada CSH yang lain seperti C2SH alpha, C6S3H gamma delaite, dan afwillite. Pengamatan SEM pada sampel semen tanpa trass dan limestone terlihat adanya kristal CSH yang berbentuk plat dengan bulu-bulu lembut yamg dihubungkan jarum-jarum kecil (ettringite), sedang pada semen variasi trass dan limestone berbentuk plat tanpa bulu-bulu dan tanpa jarum-jarum kecil. ......Composition Variation of Trass and Limestone addition as supplement material in Ordinary Portland Cement is done in the research with the goal to reduce cost without decreasing compressive strength. It is even expected that the compressive strength of cement added with suitable variation of trass and limestone wiil exceed that of Ordinary Portland Cement . Trass and limestone is varied with a total substitution of 21% wt, and cement is kept 79% wt. The fineness Trass, Limestone and Cement mixture is kept on 5000 cm²/gram Optimum variation of Trass and Limestone addition is determined by compressive strength compared to OPC without additives, and the mineralogy and crystalline phase is like CSH as observed using XRD and SEM. The research results showed that compressive strength of composition variation of 14% Trass and 7% Limestone has compressive strength higher than others. The compressive Strength of optimum variation are 224 kgf/cm², 282 kgf/cm² and 365 kgf/cm for samples tested at 3, 7, and 28 days respectively .The compressive strength of cement without additive are 261 kgf/cm², 352 kgf/cm² and 448 kgf/cm² for samples tested 3, 7, and 28 days respectively. The difference in compressive strength between cement with and without additive is attributed to the formation of Rosenhandrite, which is a crystalline CSH. Large quantity of Rosenhandrite is formed in cement without addition of trass and limestone. It is assumed that Rosenhandrite is the dominant phase that contribute to compressive strength relative to the other CSH phases as like C2SH Alpha, C6S3H Gamma Dellaite, and Afwillite. Under the SEM, CSH phases in cement without additive showed plate shape with smooth hairy which is connected with small needles (ettringite), while for cement with composition variation of Trass and Limestone showed plate shape without smooth hairy and small needle.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39866
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyono
Abstrak :
Image segmentation is typically used to distinguish objects that exist in an image. However, it remains difficult to accommodate favourable thresholding in multimodal image histogram problem with specifically desired number of thresholds. This research proposes a novel approach to find thresholds in multimodal grayscale image histogram. This method consists of histogram smoothing, identifi-cation of peak(s) and valley(s), and merging process using hierarchical cluster analysis. Using five images that consisted of grayscale and converted-to-grayscale images. This method yields maximum value of accuracy, precision, and recall of 99.93%, 99.75%, and 99.75% respectively. These results are better than the similar peak finding method in multimodal grayscale image segmentation.

Salah satu penggunaan segmentasi citra adalah membedakan objek-objek yang ada dalam suatu citra. Namun, untuk mengakomodasi suatu metode penentuan nilai ambang yang diinginkan dalam histo-gram multimodal citra masih sulit dilakukan. Maka dari itu, penelitian ini memberikan suatu pen-dekatan baru untuk menentukan nilai ambang dalam histogrammultimodal citra keabuan. Metode ini terdiri dari penghalusan histogram, identifikasi lembah dan puncak, dan proses penggabungan dengan analisis kluster hierarkis. Metode ini diuji dengan lima citra keabuan dan citra warna yang dikonversi ke citra keabuan dan menghasilkan nilai maksimum dari akurasi, presisi, dan recall masing-masing 99,93%, 99,75%, dan 99,75%. Hasil ini lebih baik daripada metode segmentasi citra keabuan dengan penentuan puncak yang mirip dengan metode dalam penelitian ini.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Faculty of Information Technology, Department of Informatics Engineering, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Utomo Heru Cahyono
Abstrak :
ABSTRAK
Di wilayah RT 07 RW 02 Kelurahan Rawabadak Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara terdapat masyarakat miskin. Mereka terdiri dari individu dan keluarga yang merupakan sebuah masyarakat miskin yang hidup di permukiman kumuh yang status permukimannya liar dan belum pasti kelestariannya. Asal suku bangsa mereka terdiri dari beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia. Mereka merupakan pendatang yang datang dari beberapa daerah yang ada di Indonesia dan keberadaan mereka hanya ketahui oleh RT, RW dan kelurahan setempat namun mereka tidak diakui sebagai warga dari RT, RW dan Kelurahan setempat.

Tingkat pendidikan mereka sebagian besar hanya sampai Sekolah Dasar, bahkan ada yang tidak pernah sekolah, Mata pencaharian mereka sebagian besar diperoleh dari sektor informal dengan penghasilan yang sangat kecil untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Agama yang dianut oleh masyarakat miskin di permukiman kumuh ini sebagian besar beragama islam dan sebagian kecil beragama kristen protestan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Ada juga bahasa-bahasa daerah asalnya yang digunakan oleh mereka. Selain itu lingkungan tempat mereka tinggal merupakan permukiman kumuh, semerawut, dengan fasilitas umum yang sangat tidak memadai.

Dengan keadaaan seperti tersebut diatas seharusnya potensi konflik yang ada dalam kehidupan masyarakat miskin di permukiman kumuh ini adalah sangat besar, namun kenyataannya mereka dapat hidup bersama dengan aman, tertib dan teratur.

Corak keteraturan sosial dalam kehidupan masyarakat miskin di permukiman kumuh ini terjadi karena adanya keteraturan sosial yang diwujudkan oleh Bapak Bambang, Bapak Aming dan Bapak Yudi. Corak keteraturan sosial tersebut terwujud karena adanya pedoman-pedoman yang ada dalam keteraturan sosial yang berlaku dan diikuti oleh masyarakat miskin di permukiman kumuh ini dan corak keteraturan sosial tersebut terjadi karena dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat miskin di permukiman kumuh ini.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismiwanto Cahyono
Abstrak :
Pelayanan rujukan sebagai salah satu strategi pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan secara berjenjang sudah dikembangkan lebih 30 (tiga puluh) tahun yaitu sejak dikeluarkannya keputusan Menteri Kesehatan nomor 032/Birhub/1972 tentang Sistem Rujukan (Referral System) temyata belum dapat berjalan sebagimana mestinya. Hal ini dapat dilihat dari indikator tenaga kesehatan dimana rasio jumlah tenaga kesehatan dibandingkan jumlah penduduk yang masih rendah. Seperti rasio dokter terhadap penduduk 1:5000, perawat 1.2850 dan bidan 1.2500 (Depkes, SKN, 2004). Indikator penting lainnya adalah jumlah sarana kesehatan sebagai pelaksana rujukan yang belum Memadai. Jumlah Puskesmas di Indonesia sebanyak 7.237 unit, Puskesmas Pcmbantu scbanyak 21.267 unit, Puskesmas Kel'ua r g sebanyak 6.392 unit, rumah sakit 1.215 unit sementara jumlah penduduk Indonesia sebanyak 201.701537 (BPS 2001). Kedua indikator tersebut tentunya memerlukan p~rhatian untuk diperkecil kesenjangannya karena sangat berpengaruh terhadap mute (quality), keterjangkauan (affordability) dan keterc.apaian (accessibility) pelayanan rujukan. Permasalahan yang diajukan untuk dilakukan penelitian adalah ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terlaksananya rujukan yang efektif di RSUD Cianjur dilihat dan aspek pengirim rujukan yaitu masalah sarana, petugas kesehatan dan prosedur rujukan. Aspek keterjangkauan (affardibiliv) meliputi masalah penghasilan pasien, pola bayar dan biaya pelayanan. Aspek ketercapaian (accessibility) meliputi masalah jarak, waktu, kendaraan dan biaya transportasi dan aspek mute (quality) pelayanan peneri a rujukan meliputi masalah keadaan fisik yang dapat dirasakan langsung dan nyata (tangible) dan empati (empathy). Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Crass-Sectional yaitu mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, variabel-variabel yang terrnasuk faktor resiko dan efek diobservasi secara sekaligus dan bersamaan selama satu bulan sejak tanggal 28 Juni sampai dengan 27 Juli 2004 di Unit Rawat .nap dan Rawat Jalan RSUD Cianjur Jawa Barat dengan pengumpulan data menggunakan instrunien kuesioner clan telaah dokumen. Populasi adalah seluruh pasien rujukan dan Puskesmas yang dirawat di 12SUD Cianjur dan sampelnya sebanyak 96 orang dengan kriteria pasien mampu menjawab pertanyaan dan bersedia men jawab tanpa ada unsur paksaan. Dan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa dan sampel 96 orang terdapat 54 prang (56,3% pasien beranggapan bahwa peiayanan rujukan di RSUI) Cianjur sudah efektif, sedangkan 42 orang lainnya (43,7 %) beranggapan pelayanan rujukan belum efektif. Ke mudiain terdapat hubungan yang bermakna antara sarana, tenaga kesehatan, prosedur rujukan, penghasilan pasien, pola hayar, biaya pelayanan, jarak, waktu yang ditempuh pasien, bukti langsung dan nyata daa empati petugas terhadap terlaksananya rujukan yang efektif di RSUD Cianjur. Dan variabel-variabel yang mempunyai huhungan bermakna dengan variabel terikat, terdapat variabel independen yang paling dominan berhubungan dengan variabel terikat yaittu variabel sarana. Berdasar basil penelitian maka saran yang diajukan peneliti dan aspek sarana berupa audit kelengkapan sarana di Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur serta menambah kelengkapan penunjang seperti peralatan komunikasi dan ambulans, dari aspek prosedur berupa membuat aturan tertuiis mengenai prosedur penanganan rujukan dan mensosialisasikan kepada petugas serta menyempumakan prosedur pencatatan dan pelaporan, dan aspek bukti fisik berupa penambahan sarana tempt duduk dan dan aspek empati berupa peningkatan kemampuan komunikasi petugas melalui pelatihan customer service.
Analyze Factors Which Deal With The Reference Effectiveness In UD Regency of Cianjur 2004Strive to improve the awareness, willingness and healthy life ability for every people to be existed by degree of optimal health by majoring healthy behavior and in healthy environment, owning ability to reach the certifiable health service fairly and flatten at five the last year experience of the challenge which enough heavily. Reference service as one of governmental strategy in giving gradually health service have been developed more 30 years since releasing of Health Minister Decree of 032Birhub11972 about Reference System in the reality not yet ambulatory. This matter is visible from indicator of health energy where ratio sum up the health worker compared to population amount which still lower. Like doctor ratio to population 15000, nurse 1:2850 and midwife 1:2600 (Depkes, SKN, 2004). Other important indicator is amount of health medium as reference executor which not yet adequate. Sum up the puskesmas in Indonesia as much 7.237 unit, ministrant puskesmas as much 21.267 unit, puskesmas circle as much 6.392 unit, hospital 1.215 unit whereas amount of Indonesia resident as much 201.703.537 (BPS 2001). Both of indicators need the attention to be minimized its difference because having an effect on quality, affordability and accessibility of reference service. Problems raised to be conducted by a research is wishing to know the factors which deal with executing of effective reference in RSUD Regency of Cianjur seen from aspect of reference consignor that is medium problem, worker of health and reference procedure. Aspect of affordability cover the problem of patient income, pattern of paying and service expense. Aspect of accessibility cover the problem of distance, lime, vehicles and expense of transportation and quality aspect of reference receiver cover the real and direct evidence (tangible), responsiveness and empathy_ Research done use the quantitative approach with the device Cross-Sectional that is learn the correlation dynamics between risk factors with the effect, variables which is the inclusive of factor of risk and observation effect at once and at the same time during one month from 28 June up to 27 July 2004 in Unit Take care of to Lodge and Take Care Of RSUD Regency of Cianjur West Java with the data collecting use the instrument questioner and analyze document Population is entire of reference patient from puskesmas which taken care of RSUD Regency of Cianjur and its sampling as much 96 people with the patient criterion able to reply the question and ready to reply without constraint element_ Description from each accurate to be researched variable conducted by analysis univariate and for knowing link of dependent variables with the independent variable done bivariate analysis through test of statistic Chi Square because data in this research in the form of categorical data Later done analysis multivariate by using doubled test regretion logistics to know the most dominant independent variable relate to the dependent variable. From research result obtained description that from sampling 96 people of 54 people (56,3%) patient of opinion that reference service in RSUD Regency of Cianjur have effective, while its 42 others (43,7 %) of opinion reference service not yet effective. Later there are relation of meaning among medium, health energy, reference procedure, patient production, pattern of paying, service expense, distance, time, real and direct evidence and worker empathy to executing of effective reference in RSUD Regency of Cianjur. From variable having relation of meaning with the dependent variable, there are most dominant independent variable relate to the dependent variable that is medium variable. Based on research result hence suggestion raised by researcher from medium aspect in the form of assessment of medium equipment in puskesmas by Public Health Service of Regency of Cianjur and also add the supporter equipment like equipments of communications and ambulance, from procedure aspect in the form of making order written to hit the procedure of reference handling and socialize to worker and also complete the procedure of record-keeping and reporting, from aspect of physical evidence in the form of addition of seat medium and from empathy aspect in the form of make-up of ability of worker communications through training of customer service.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Cahyono
Abstrak :
Penyakit diare disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit. Sedangkan yang menjadi faktor risiko antara lain kualitas air bersih, kondisi jamban, kepadatan hunian, status gizi, pemberian ASI eksklusif, imunisasi, pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan status ekonomi keluarga. Insiden diare di daerah Pondok Gede jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Kota Bekasi masih yang tertinggi yaitu 26,6 per 1000 penduduk (1998), 29,9 per 1000 penduduk (1999), dan 30,2 per 1000 penduduk (2000). Penyebab tingginya insiden tersebut belum diketahui secara pasti, sehingga perlu dilakukan kajian atau penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan (kualitas air bersih, kondisi jamban dan kepadatan hunian) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah balita yang menderita diare yang datang berobat ke puskesmas, sedangkan kontrol adalah balita yang tidak menderita diare yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pondok Gede. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kondisi lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kualitas air bersih, kondisi jamban, status gizi balita, ASI eksklusif, imunisasi campak, pengetahuan ibu dan status ekonomi keluarga dengan kejadian diare pada balita. Sedangkan untuk kepadatan hunian dan pendidikan ibu tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian diare pada balita. Untuk uji interaksi didapat adanya interaksi antara variabel kondisi jamban dengan status ekonomi keluarga dan status gizi keluarga dengan kepadatan hunian. Pada analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda, setelah dikontrol oleh faktor status gizi, pemberian ASI eksklusif, imunisasi campak, pendidikan, pengetahuan dan status ekonomi keluarga ternyata faktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian diare adalah kondisi jamban. Dari hasil penelitian menunjukan perlunya meningkatkan perhatian masyarakat terhadap status gizi balita, pemberian ASI eksklusif, imunisasi campak, sarana penyediaan air bersih dan kondisi jamban keluarga dalam upaya penurunan insiden diare. Sedangkan kepada Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Puskesmas Pondok Gede disarankan meningkatkan pemberian penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tidak hanya melalui puskesmas dan posyandu tetapi juga melalui pengajian ibu-ibu dan arisan dengan topik penyakit diare, persyaratan kesehatan lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat, imunisasi dan status gizi balita serta pengetahuan tentang penyakit diare guna pencegahan penyakit diare. Kepada Pemerintah Kota Bekasi disarankan agar dapat menyediakan dana untuk pemberian stimulan pembangunan sarana air bersih dan jamban keluarga percontohan atau pembangunan sarana air bersih dan jamban keluarga bagi keluarga yang tidak mampu. ......Relationship between Environment Factors with Diarrhea Incidence among Under-fives in Coverage Area of Pondok Gede Health Center, Bekasi City 2003Diarrhea could be caused by bacteria, viruses, or parasites and the risk factors are water quality, water closet condition, resident density, exclusive breast feeding, immunization, mother education, mother knowledge, and economic status of family. Diarrhea incidence in Pondok Gede compared to other area in Bekasi City has a highest rate that is 26,6 per 1000 residents (1998), 29,9 per 1000 residents (1999), and 30,2 per 1000 residents (2000). It is no clear the cause of high incidents rate, this need to be studied about factors that related to. Objective of this study is to find out relationship between environment factors such as quality of clean water, water closet condition and residents density with diarrhea incidence among under-fives in coverage area by Pondok Gede health center, city of Bekasi. This study used case control design. Case is under-five suffer to diarrhea which came to health center, and control is under-five not suffered to diarrhea which living in covered area of Pondok Gede health center. Data collected by interview and environment observation. The results of this study shows that there is relation between quality of clean water, water closet condition, under five nutrition status, exclusive breast feeding, immunization, mother knowledge, and economic status of family with diarrhea incidence. While with resident density and mother education have no significant relation ship with diarrhea incidence. The interaction test has found that there is interaction between water closet condition variable with economic status and family nutrition status with resident density. In multivariate analysis by multi regression logistic, after controlled by nutrition status factor, exclusive breastfeeding, measles immunization, education, knowledge, and economic status of family, environment factor that appears influence diarrhea incidence is water closet condition. From the results of this study showed that it is necessary to increase community awareness to under-five nutrition, exclusive breastfeeding, measles immunization, infrastructure of clean water provider, and water closet condition in efforts to decrease diarrhea incidence. While to Health Office of Bekasi City and Pondok Gede health center recommend conduct information dissemination to community to increase community's knowledge, not only by health centers or Posyandu, but through activities that gathered mothers such as pengajian (devotional) or arisan. Bekasi City government should be provide fund for stimulant to develop clean water infra structure, good family closet model and clean water infra structure and water closet for under class family.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wimbo Cahyono
Abstrak :
Sebagai institusi publik, salah peran Badan Pertanahan adalah melakukan pendaftaran tanah guna memelihara kepastian hukum hak-hak atas tanah. Banyaknya keluhan masyarakat akan lemahnya kualitas dan kuantitas hasil mendorong perlunya reformasi pelayanan khususnya dalam sertifikat tanah. Masyarakat yang semakin maju senantiasa menuntut kualitas mutu layanan publik yang mereka peroleh sejalan dengan dinamika social ekonomi yang semakin berkembang. Kantor Pertanahan Kota Bekasi sebagai kepanjangan tangan Badan Pertanahan Nasional dalam layanan (provider) masyarakat di bidang pertanahan berusaha memberi layanan prima menuju prinsip prinsip Good Governance. Dalam usaha peningkatan pelayanan, Kantor Pertanahan Kota Bekasi ingin memaksimalkan sarana yang ada baik sumber daya manusia, data dan ditunjang dengan penguasaan teknologi, salah satunya adalah kegiatan pemetaan bidang tanah dengan teknologi peta digital. Untuk mengukur keberhasilan pelayanan suatu metode yang relatif baru perlu adanya penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan hipotesis asosiatif antara variabel independen "metode pemetaan" terhadap variabel dependen `pelayanan pemetaan". Diharapkan dari penelitian dapat mengidentifikasi respon publik terhadap peningkatan pelayanan apabila dilakukan pemetaan bidang tanah memakai teknofogi digital. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis berdasarkan pengolahan hasil survey menggunakan kuisioner. Proses perhitungan menggunakan program SPSS versi 10.5. bengan metode analisis deskriptif dapat dilihat gambaran yang menyeluruh dari hasil survey. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini perlu ditindaklanjuti baik pada tataran akademis maupun praktis. Tindak lanjut kerangka praktis dapat diwujudkan dalam bentuk masukan bagi Kantor Pertanahan, disamping itu tindak lanjut tataran akademis dapat dilakukan berupa pengkajian penelitian lanjutan yang lebih mendalam.
As one of public institution, the role of Land Affairs Office in providing services in assurance of land owned by people is very big. The advance of the people needs required improvement in quality services. Bekasi's Land Affairs Office as branches of National Land Affairs Office which provide service in land affairs has tried to give its best services in applying the good governance principles. In order to improve its services, Bekasi's Land Affairs Office has to exploit its resources backed by advance technology, one of them is mapping activity. To assess implementation of digital mapping method needs a research. This research intended to identify public responses to services received after using digital mapping. To assess the succeed of public services as regulated in MENPAN Decree no. 51 as follows: simplicity, clear, security and convenience, transparency, efficiency, economically, justice, punctuality. This research is based on analytical descriptive with process on survey result and comprehensive illustration from every variable respondent questioner. I hope it could illustrate field officer responses and the need of customers. Based on the result acquired, it needs follow up in academic and practical field. Follow up in practical field could be implemented as input to and Affairs Office while follow up in academic field could be in further researches.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Asto Cahyono
Abstrak :
Speedy adalah layanan yang memungkinkan saluran telepon biasa yang dapat memisahkan kanal suara dan data secara bersamaan sehingga pelanggan telepon dapat memperoleh layanan koneksi internet broadband sekaligus masih dapat menggunakan pesawat teleponnya. Hal ini tidak dapat dimungkinkan pada koneksi dial-up. Speedy menggunakan platform teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) memungkinkan broadband kecepatan tinggi sampai 512 l Kbps atau hampir 10 kali lebih cepat dari dial-up modern biasa. Koneksi internet broadband sangat sesuai dengan kebutuhan akses intemet untuk pelangan rumah, kantor termasuk bisnis/usaha kecil dan menengah yang pada era informasi ini internet sudah merupakan kebutuhan esensial. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisa tingkat kepuasan pelanggan produk jasa Speedy, dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan dan keinginan masayarakat pelanggan Speedy yang diperoleh dari hasil beberapa metode analisa.
Speedy is service enabling channel of ordinary telephone which can dissociate canal voice and the data concurrently so that customer of telephone can obtain service of broadband internet connection at one blow admit of to use their telephone set. This matter cannot be enabled at dial-up connection. Speedy use technological platform of ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) using high speed broadband until.512 kbps or almost 10 times quicker than ordinary dial-up modem. Broadband Internet connection is very suitable with requirement of Internet access for the house customer, office including business small and medium industry, which is at era of this information Internet, have represented essential requirement. This research is aimed to analyze customer satisfaction level of servile product of speedy, with consider aspect of requirement and desire customer of speedy 'hat obtained from result of one analysis method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Cahyono
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJP I) telah berakhir dengan dicapainya kemajuan diberbagai bidang pembangunan. Hasil pembangunan di bidang ekonomi telah menaikan GNP dari US$ 70 pada permulaan PJP I ditahun 1969 menjadi US$ 700 diakhir PJP I tahun 1994. Selama 25 tahun pembangunan nilai ekspor meningkat 43 kali dari US$ 72 juta ditahun 1968 menjadi US$37.2 milyar ditahun 1993/1994.' Kemajuan di bidang ekonomi tersebut dapat dicapai di samping berkat adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan makro ekonomi yang mendukung tentunya juga tidak lepas dari kemampuan pengelolaan perusahaan yang memadai. Di luar konteks adanya pemberian fasilitas yang luar biasa oleh pemerintah kepada sejumlah pelaku usaha selama PJP I, kemampuan pengelolaan perusahaan yang mereka miliki terbukti mempunyai peranan terhadap hasil pembangunan yang dicapai. Memasuki Pembangunan Jangka Panjang Tahap II (PJP II) ini, dimana sistem perdagangan dunia akan semakin bebas, pelaku usaha Indonesia tidak dapat lagi untuk terus mengandalkan perlindungan pemerintah. Orientasi mendapatkan konsensi, proteksi, atau subsidi, harus mereka ubah dengan orientasi meningkatkan kemampuan berkompetisi. Ini berarti bahwa mereka harus lebih meningkatkan kemampuan pengelolaan perusahaan. Pemerintah Renublik Indonesia. Repelita VI. Baku I. Jakarta: Percetakan Neaara RI. 1994. Pada tahap ini studi empiris mengenai kemampuan pengelolaan perusahaan menjadi sangat penting. Studi-studi tersebut dapat memberi pemahaman lebih baik tentang kondisi pengelolaan perusahaan yang selama ini dilaksanakan, dan dengan demikian dapat diperoleh masukan mengenai bagaimana meningkatkannya dimasa yang akan datang. Salah satu aspek pengelolaan perusahaan yang penting untuk ditelaah adalah aspek manajemen keuangan. Studi ini direncanakan untuk meneliti pelaksanaan fungsi manajemen keuangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia selama ini. Fungsi manajemen keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Informasi tentang pelaksanaan fungsi manajemen keuangan yang telah dilakukan dimasa lalu diperoleh dari laporan keuangan yang setiap tahun diterbitkan oleh perusahaan. Mengingat ada perbedaan mendasar dalam penyusunan laporan keuangan antara perusahaan keuangan dan non-keuangan maka untuk memenuhi standar validitas penelitian maka studi terhadap kedua himpunan harus dilakukan secara terpisah. Studi ini dibatasi untuk meneliti pelaksanaan fungsi manajemen keuangan pada perusahaan-perusahaan non-keuangan saja. 1.2. Pendekatan Studi Neraca perusahaan mencerminkan posisi aktiva dan kewajiban-ekuitas perusahaan pada saat tertentu. Nilai buku jumlah aktiva harus selalu sama dengan nilai buku jumlah kewajiban-ekuitasnya. Aktiva biasa dibedakan menjadi aktiva lancar (kas dan surat berharga, piutang, persediaan) dan aktiva tak-lancar. Sementara itu kewajiban-ekuitas terdiri atas kewajiban lancar (hutang usaha, dan pinjaman jangka-pendek), kewajiban jangka-panjang, dan ekuitas. Informasi komposisi komponen aktiva dan kewajiban-ekuitas merupakan bahan penting untuk memahami pelaksanaan manajemen keuangan perusahaan. Dibanyak kepustakaan teori keuangan modern dijelaskan bahwa dalam penentuan komposisi komponen aktiva dan kewajiban-ekuitas dilakukan secara tidak-terikat. Ketidak-terikatan antara pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan merupakan temuan penting dari studi manajemen keuangan yang dilakukan oleh Modigliani dan Miller (1958). Walaupun ketidak-terikatan antara pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan telah merupakan asumsi sangat berharga dalam menyederhanakan pengertian keputusan keuangan perusahaan, namun pada kenyataannya studi-studi investasi-pembiayaan tidak mampu membuktikan adanya ketidak-terikatan antara komposisi komponen sisi aktiva dan kewajiban-ekuitas. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perkembangan studi-studi berikutnya justru diarahkan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan terjadinya kesaling-hubungan antara komponen di dalam kedua sisi neraca Studi semacam ini tidak menggunakan asumsi ketidak-terikatan antara keputusan investasi dan pembiayaan dengan alasan bahwa apabila memang betul keputusan tersebut saling tidak-terikat, keputusan secara simultan dalam periode relatif singkat tetap harus dilakukan karena setiap keputusan investasi harus diikuti dengan keputusan pembiayaan atau sebaliknya. Sejalan dengan arah perkembangan tersebut, maka studi ini pun tidak memakai asumsi ketidak-terikatan antara keputusan investasi dan pembiayaan yang ditawarkan oleh Modigliani dan Miller.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Tri Cahyono
Abstrak :
Dalam upaya menjadi perusahaan infokom terdepan di kawasan regional melalui komitmen layanan One Stop Infocom dengan kualitas prima dan harga kompetitif, TELKOM telah menetapkan sembilan Strategi Bisnis Perusahaan. Empat dari sembilan strategi difokuskan pada customer service yaitu pemberian layanan terbaik kepada pelanggan. Sebagai tindak lanjut, TELKOM telah menunjuk lembaga independen MARS (Marketing Research Specialist) untuk melakukan survey kepuasan pelanggan. Melalui leinbaga independen ini, diharapkan tidak ada intervensi dari pihak-pihak eksternal maupun internal TELKOM yang mungkin berkepentingan dengan basil survey, sehingga hasi! survey temp terjaga obyektifitasnya dan murni menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan. Hasil survey, pelanggan TELKOM Jakarta Timur yang merasa puas atau sangat puas terhadap layanan TELKOM hanya sebanyak 67.01%, masih dibawah target Customer Satisfaction Index General Manager Layanan TELKOM sebesar 68,75%. Untuk kepuasan pelanggan terhadap layanan PlasaTELKOM, enam dari enam belas jenis layanan mendapatkan kepuasan sangat rendah dengan gap negatif sangat lebar, semuanya berada pada dimensi reliability, assurance, dan responsiveness. Sedangkan sepuluh jenis layanan lain pada dimensi empathy dan tangible mendapatkan kepuasan pelanggan melebihi harapan mereka dengan gap positifsempit. Sebaliknya, dalam kondisi kepuasan pelanggan masih dibawah harapan, perceived service less than expected service, ternyata Kontrak Manajemen pengelola PIasaTELKOM dinilai dengan hasii P2 (Sangat Memuaskan). Dengan demikian, teiah terjadi unsynchronize causaeffect atau ketidaksinkronan hubungan sebab akibat antara Kontrak Manajemen pengelola PIasaTELKOM yang berisi program-program kegiatan bertujuan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, dengan Indcks Kepuasan Pelanggan itu sendiri. Seharusnya, kinerja manajemen pengelola Plasa TELKOM juga mendapatkan nilai tingkat tiga atau empat dari lima range penitaian, yaitu "Cukup" atau "Memuaskan", bukan "Sangat Memuaskan". Kekeliruan pembuatan program kerja ini terjadi karena Kontrak Manajemen tidak berangkat dari basil survey kepuasan pelanggan dan lebih cenderung pada keinginan manajemen. Dari hasil survey kepuasan pelanggan, mereka menginginkan kepuasan tertinggi pada assurance petugas pelayanan dan reliability [ayanan. Sedangkan dalam Kontrak Manajemen, meski bobot sebesar 69% dari seluruh program kegiatan difokuskan untuk peningkatan kepuasan pelanggan, namun sebanyak hampir 72%nya terletak pada dimensi tangible, dan 14% untuk penanganan dimensi reliability dan assurance. Oleh karena itu, Kontrak Manajemen harus dirubah dengan tetap mengikuti framework Dimensions of Service Quality. Peningkatan layanan dimensi empathy dan tangible secara sistematis lebih mudah. Cukup dengan menambahkan item survey yang berkaitan ke dalam Kontrak Manajemen pengelola PlasaTELKOM sehingga pejabat bersangkutan akan lebih fokus ke dalam upaya-upaya peningkatan empathy dan tangibiiitas PlasaTELKOM. Penanganan dimensi reliability, responsiveness, dan assurance relatif lebih sulit karena terkait dengan unit kerja lain dalam satu alur proses penyelesaian masalah yang ditetapkan da[am TELKOM Quality Management System (TQMS). Untuk bisa menyelaraskan Kontrak Manajemen dengan Kepuasan Pelanggan, harus dilakukan perubahan terhadap Kontrak Manajemen yang berlaku sekarang dengan tetap berprdoman pada framework lima dimensi kualitas. Penambahan beberapa target layanan pada Kontrak Manajemen berupa Pola Pelayanan One Stop Service, Pemenuhan Penyelesaian Masalah, Pemenuhan Pengendalian Penyelesaian Gangguan, Pemenuhan Pengendalian Aktivasi PSB, dan Training Produk dan Layanan untuk Frontliner. Tiga target Layanan pertama dif'okuskan pada peningkatan reliability Layanan, sedangkan dua lainnyn untuk peningkatan responsiveness, assurance, dan empathy. Dengan perubahan tersebut, akan membuat Kontrak Manajemen lebih sinkron dan memiliki korelasi lebih baik dengan Kepuasan Pelanggan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>