Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Wibawarta
Jakarta: Kalang, 2003
895.6 BAM b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
Jakarta: UI-Press, 2013
PGB 0254
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Fubatatei Shimei dan Tsubouchi Shoyo merupakan pelopor Kesusastraan Jepang Modern. Tsubouchi membuat teori.-teori kesusastraan baru, berdasarkan teori-teori kesusastraan Barat. Teori-teori ini kemudian berkembang dalam karya-_karya Futabatei Shimei. Futabatei juga mendalami Bahasa dan Kesusastraan Rusia di Tokyo Gaigo Gakko.
Novel Ukigumo (awan mengambang) karya Futabatei yang dibahas dalam skripsi ini merupakan novel realis yang pertama kali menggunakan gaya penulisan Genbun Ichi (gabungan bahasa lisan dan tulisan) dalam kesusastraan Je_pang.
Novel ini menggambarkan keadaan masyarakat Jepang Meiji yang belum mapan. Saat itu terdapat dualisme antara bentuk-bentuk tradisional dengan unsur-unsur baru yang datang dari Barat, yang masuk seeara besar-besaran dengan adanya Restorasi Meiji tahun 1868.
Jepang yang sebelumnya menerapkan politik Sakoku (ne_geri tertutup) merasa terkejut oleh datangnya gelombang besar Restorasi Meiji yang tiba-tiba. Orang-orang yang tidak berkepribadian kuat merasa bingung oleh keadaan tersebut. Yang dikawatirkan Futabatei adalah nilangnya bentuk-bentuk tradisional, hanyut terbawa arus restorasi Meiji yang dahsyat.

"
1989
S13507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
Jakarta: Kalang , 2003
895.609 BAM b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Utakata no Ki merupakan salah satu dari tiga buah karya awal Mori Ogai, yaitu Miahime, Utakata no Ki dan Fumizukai. Tiga karya ini banyak diilhami oleh pengalaman pribadi Ogai selama tugas belajar di Jerman selama kurang lebih empat tahun. Tiga karya tersebut sering disebut sebagai Doitsu Sambu Saku atau oleh-oleh dari Jerman.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah kedirian yang muncul pada tokoh wanita, Marie. Selain itu juga akan diungkapkan hubungan karya ini dengan fakta ataupun tulisan Ogai lainnya.
Kaya ini ada dua sifat Marie yang tumpang tindih, yang pertama adalah marie gadis penjual bunga violet enam tahun yang lalu, sedangkan satunya lagi adalah Marie yang muncul bagaikan Dewi Bavaria yang angkuh seperti yang ditampilkan pada awal cerita ini. Karena tingkah lakunya yang eksentrik, Marie sering dikatakan gila. Tetapi sebenarnya tingkah lakunya yang aneh tersebut justru lahir dari kesadaran akan kediriannya. Hal ini dapat terjadi karena ia mengalami berbagai pengalaman pahit.
Tampak luar sepertinya, sepertinya Marie hancur oleh suatu tenaga besar, tetapi pada bagian dalamnya tidaklah demikian. Ia tetap menjaga dan mempunyai kebangaan serta kepercayaan diri. Ada semacam jarak psikologi antara dirinya dan para mahasiswa di sekitarnya, sehingga mereka tidak dapat memahami Marie. Hanya Kosei seorang yang dapat mengerti akan diri Marie tersebut.
Sesuai dengan judul karya ini, yang menjadi tema adalah seperti kata-kata yang muncul pada bagian akhir karya ini, yaitu : atonaki utakata no utateki yo, atau berarti : dunia yang bagaikan buih yang hilang tak berbekas. Hal ini melangkan sosok Marie dan kefanaan yang muncul dalam karya ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Hubungan Jepang-Indonesia sudah berlangsung sejak lama, jauh sebelum perang dunia II. banyak aspek dalam hubungan Jepang dan Indonesia yang luput dari perhatian, salah satunya adalah hubungan dalam bidang seni beladiri.
Seni beladiri Jepang masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur atau cara. Namun yang paling fenomenal ketika banyak mahasiswa Indonesia memperoleh beasiswa untuk belajar di Jepang, sebagai hasil dari perjanjian pembayaran pampasan perang. Tak diduga ternyata banyak mahasiswa Indonesia yang mempelajari berbagai seni beladiri Jepang dan membawanya pulang ke Indonesia.
Di Indonesia, seni bela diri Jepang, seperti karate dan judo, dengan cepat merebut perhatian masyarakat dan menjadi sangat populer, bahkan mampu menggusur seni beladiri asli Indonesia, pencak silat.
Dalam perjalanannya, seni beladiri Jepang telah berhasil menegakkan eksistensinya, sekalipun masalah-masalah organisasi, teknik dan dana tetap ada."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"Japan and the Netherlands have maintained a special relationship for about 300
years since the adoption of the National Seclusion policy, the so-called sakoku by
the Tokugawa shogunate (1603-1867). The Dutch began trading with Japan and
engaging with Japanese society in 1600, when a Dutch ship, De Liefde, arrived in
Kyushu. The Tokugawa government measures regarding foreign policy included
regulations on foreign access to Japan and a prohibition on Japanese going
abroad. Between the middle of the seventeenth to the early nineteenth century,
Japan was characterized by a stable political pattern in which representatives
of the VOC (Dutch East India Company), were the only Europeans with a right
to trade in Japan. In the course of this period, the Japanese evaluation of the
Dutch changed from regarding them as commercial agents to seeing them as
importers of European knowledge. This paper is especially concerned with the
influence of the so-called ?Dutch Studies? (rangaku) on the early modernization
of Japan, especially with regard to medicine and the natural sciences. This
research examines the development of rangaku and the trading between Japan
and VOC at Dejima"
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"Bushido is most often translated as the way of the warrior caste in Japan. Bushi
refers to warriors in feudal Japan while do means several things including: the correct way,
the path, or the road. Another interpretation of Bushido could be the way of preserving peace
through the use of force. Bushido comes out of Buddhism, Confucianism, and Shintoism. The
combination of these schools of thought and religions has formed the code of warrior values
known as Bushido. A key to our understanding of how the concepts of Bushido fit into Japanese
modern lives is to understand the historical and societal aspects of Bushido. Today, this meaning
can be modernized to include minimizing violent conflict. The code of Bushido, the Samurai's
code of honor, upholds loyalty, discipline, total dedication, honor and valor, and numerous
examples of these elements can be witnessed today or in recent history."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2006
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Dalam makalah ini, akan dibahas masalah perubahan yang terjadi pada masyarakat Jepang pada zaman Meiji sebagaimana tercermin dalam Ukigumo karya Futabatei Shimei. Novel yang merupakan karya pertama dalam kesusastraan Jepang modern, ini menggambarkan dualisme yang terjadi pada masyarakat Meiji, di satu sisi ada keinginan meninggalkan sesuatu yang bersifat tradisional, sedangkan di sisi lain mereka belum siap menerima gelombang dahsyat kebudayaan Barat yang datang bersamaan dengan Restorasi Meiji (1868). Jepang yang sebelumnya menerapkan politik menutup negerinya dari pengaruh asing(sakoku) hampir selama 300 tahun mulai membuka negerinya (kaikoku). Secara langsung peristiwa ini dipicu oleh tekanan Amerika yang mengirim Komodor Perry dengan empat buah kapal perang di tahun 1853. Dengan demikian dimulailah modernisasi Jepang secara besar-besaran. Berbagai persoalan yang muncul pada pada Zaman Meiji tersebut diserap, dievaluasi, dan kemudian ditanggapi oleh para sastrawan pada saat itu. Dalam karya ini dapat dilihat dampak dari Restorasi Meiji yang menyusup ke berbagai bidang kehidupan, sihingga terkadang perkembangan materi tidak seimbang dengan. perkembangan mental individu masyarakat. Dengan demikian, orang yang tidak memiliki dasar kepribadian kuat, akan menjadi seperti awan mengambang yang tidak tentu arah. Ukigiimo merupakan pemyataan dalam bentiik fiksi dari analisis Futabatei tentang masyarakat Meiji, yang secara gamblang menggambarkan dilema-dilema manusia modem, sehingga menjadi sebuah novel realis yang sangat balk. Bersama dengan Tsubouchi Shoyo, ia menjadi pelopor realisme di Jepang, dan lebih dari itu mereka lah. yang membidani lahimya kesusastraan Jepang modem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>