Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azwar Manaf
"ABSTRAK
Investigasi terhadap efek hibridisasi fasa-fasa magnetik unggul untuk magnet permanen merupakan suatu inovasi baru dalam penelitian magnet permanen dengan sifat-sifat yang unik. Penggunaan perekat dimaksudkan agar magnet memiliki mampu bentuk yang tingi untuk antisipasi bentuk-bentuk yang rumit sebagai konsekuensi Bari aplikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek hibridisasi antar fasa magnetik SmCo5, Sm2Co17, BaO.6(Fe203) dan Nd2Fe14B terhadap struktur dan sifat kemagnetanya. Konsolidasi fasa-fasa magnetik tsb dalam pembentukan magnet hibrida dilakukan dengan baik menggunakan material perekat maupun dengan sintering.
Studi eksperimental terhadap magnet-magnet permanen berbasis hard ferrite dan Nd-Fe-B dilakukan pada tahun pertama periode penelitian. Dalam hal ini telah berhasil dibuat magnet permanen berbasis Nd-Fe-B berperekat polimer (poly propilen) melalui proses pencetakan dengan penekanan tinggi -- 142 Mpa yang memberikan nilai remanen dan energi produk maksimum tidak jauh berbeda dengan nilai teori. Investigasi terhadap sifat fisis magnet Nd-Fe-B berperekat tsb juga menemukan bahwa meskipun curing terhadap magnet hasil cetak kompresi tidak membantu banyak dalam densifikasi, namun proses tambahan tsb telah meningkatkan ikatan adhesi antara material magnet dan perekat sehingga magnet memilik fisik yang kuat. Pada tahun awal penelitian ini pula dilakukan sintesis magnet ferrite dengan menggunakan senyawa-senyawa dasar oksida. Kedua jenis magnet permanen tsb menjalani hibridisasi menggunakan bahan perekat polimer dengan teknik penekanan. Pengukuran sifat kemagnetan menunjukkan bahwa remanen magnetisasi magnet hibrida berperekat ini tidak berbeda jauh dengan nilai ekspektasi. Namun nilai energi produk maksimum masih terdapat perbedaan - 35-47 % terhadap nilai ekspektasinya dikarenakan struktur magnet hibrida yang belum optimal.
Pada penelitian tahun kedua telah dilakukan pembuatan magnet berperekat resin dengan cara penuangan (casting) dan cara penekanan dingin (cold compression moulding) serta magnet berperekat material thermoset dengan cara penekanan panas (hot compression moulding). Preparasi magnet berperekat resin diawali dengan pencampuran material resin dan magnet dengan komposisi yang direneanakan dan selanjutnya dituangkan kedalam suatu cetakan. Sedangkan preparasi magnet berperekat dengan cara penekanan panas, material perekat yang digunakan berbentuk serbuk. Campuran antara serbuk magnet dan material perekat dituangkan kedalam cetakan yang dilengkapi dengan pemanas dan kemudian ditekan pada temperatur antara 130 °C dan 170 °C. Berdasarkan analisis pori melalui pengukuran densitas dapat disimpulkan bahwa magnet berperekat resin dengan cara penuangan berpeluang memiliki fraksi pori cukup tinggi - 10 %. Namun fraksi pori ini masih dapat ditekan menjadi - 2 % pada magnet berperekat resin dengan fraksi volume 60 %. Pada proses penekanan dingin material magnet berperekat resin, sebahagian material perekat mengalir keluar cetakan dan menghasilkan magnet berperekat resin babas pori dengan fraksi volume perekat terendah adalah 39 %.
Pada tahun kedua, juga telah dilakukan hibridisasi material magnetik antara Nd-Fe-B dan BaO.6(Fe203) melalui proses sinter. Semua perlakuan panas dilaksanakan dalam suasana inert. Pada proses hibridisasi antara Nd-Fe-B dan BaO.6(Fe203) melalui perlakuan sinter pada temperatur --- 1000 °C, fasa BaO6(Fe203) terdekomposisi dan diikuti oleh fasa Nd2Fe14B yang terdekomposisi menjadi fasa magnet lunak dan fasa oksida. Disimpulkan bahwa hibridisasi kedua fasa magnetik tsb tidak dapat terjadi dengan cara sintering.
Pada tahun ketiga dilanjutkan studi magnet berbasis material Sm-Co serta hibridisasi antara material berbasis fasa Nd2Fe14B dan fasa-fasa material berbasis Sm-Co tsb dengan cara sintering. Studi ini menunjukan bahwa sifat kemagnetan balk manet berbasis Nd-Fe-B maupun Sm-Co sangat sensitip terhadap mikrostruktur. Perlakuan panas menjadi tahapan yang sangat kritis untuk menghasilkan magnet permanen yang optimal. Temperatur sintering - 1150 °C dan aniling - 800 °C diikuti oleh pendinginan dapur ditemukan tepat untuk preparasi magnet Sm-Co. Namun pada proses hibridisasi antara fasa Nd2Fe14B dan Sm2Co17 terjadi interdifusi antar sesarna logam tanah jarang dan antar logam transisi membentuk magnet hibrida multi-fasa dengan fasa-fasa utama masingmasing adalah (Nd,Sm)2(Fe,Co)14B dan (Sm,Nd)2(Fe,Co)17. Hipotesis awal dimana kedua fasa hibrida tsb hadir sebagai fasa Batas butir pada magnet hibrida belum terbukti karena kurang memadainya fasilitas proses perlakuan panas dalam suasana sangat inert yang tersedia pada saat ini. Pada tahun ketiga ini pula telah berhasil dibuat prototip magnet Nd-Fe-B berperekat material thermoset dengan dua cara konsolidasi berbeda yaitu masing-masing pemadatan pada tempertur - 140-150 °C dan pemadatan pada temperatur kamar diikuti oleh pemanasan pada temperatur - 140-150 °C. Sifat kemagnetan magnet berperekat tsb mendekati nilai teori."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Manaf
"ABSTRAK
Telah dilanjutkan suatu studi teoritik dan eksperimental tentang magnet permanen Nd-Fe-B. Studi teoritik melibatkan teori klasik Stoner-Wohlfarth (S-W) dengan mengikut sertakan efek interaksi antar partikel (yang absen pada asumsi S-W). Hasil komputasi menunjukkan bahwa efek interaksi menurunkan koersifitas intrinsik magnet Nd-Fe-B. Terdapat kesesuaian secara kualitatip antara nilai komputasi dan nilai eksperimental meskipun terdapat perbedaan yang sangat besar secara kuantitatip. Baik model komputasi yang dikembangkan maupun optimasi sifat dari pengukuran eksperimental masih harus sama-sama menjalani perbaikan.
Studi eksperimental melibatkan dua proses berbeda untuk memproduksi magnet permanen Nd-Fe-B yaitu masing-masing proses konvensional sintering dan proses modern meltspinnig. Pada proses konvensional telah berhasil dipertahankan fasa utama Nd2Fe14B yang merupakan fasa magnetik magnet permanen setelah melalui tahapan sintering dan aniling meskipun masih teramati adanya fasa oksida yang seharusnya dihindarkan. Magnet permanen Nd-Fe-B untuk tiga komposisi berbeda (komposisi stoildometri; komposisi kaya Nd dan komposisi yang mengandungg Dy) telah dipelajari. Ketiga jenis magnet mencapai densitas medekati 100 % nilai teoritik dengan penggunaan tekanan sebesar 121 MPa untuk menghasilkan green compact dengan densitas 77 % dan densifikasi dicapai setelah proses anil pada temperatur -- 1100 °C selama 1 - 2 jam. Studi XRD menunjukkan bahwa magnet sinter komposisi stoildometri masih mengandung fasa kedua (a-Fe) yang diduga berasal dan sistem milling sedangkan magnet sinter Nd-Fe-B kaya Nd memiliki fasa kedua fasa kaya Nd. Magnet sinter yang dihasilkan menunjukkan koersivitas yang sangat tinggi demikian sehingga medan luar 1,5 T tidak cukup tinggi untuk menginduksi magnetisasi magnet. Ini memberikan loop histeresis yang tidak dapat dievaluasi.
Penelitian terhadap pita alloy Nd-Fe,Co-B material magnetik dengan teknik meltspinning menunjukkan bahwa pita alloy membentuk struktur nanokomposit sistem Nd.(Fe-Co)14BIFe-Co . Struktur nanokomposit ini memberikan ratio antara remanen dan polarisasi total > 0,5 meskipun diturunkan dari loop minor. Pengukuran temperatur transisi menyimpulkan bahwa subsitusi Co terhadap Fe pada fasa Nd2Fe14B meningkatkan Tc secara progresif dari 310 °C sampai 650 °C. Ukuran-ukuran kristal kedua fasa adalah sangat lulus (berskala manometer) sehingga memberikan efek interaksi. Namun efek interaksi tidak signifikan pada nilai Tc."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Manaf
"Dilakukan proses pemanasan pada lembaran besi yang telah dilapisi Zn di sekitar titik lebur Zn dengan tujuan untuk membentuk lapisan alloy Fe-Zn pada permukaan subtrat (Fe). Bila lapisan ini terbentuk, alloying tersebut diharapkan berperan sebagai pelindung kedua setelah lapisan Zn terhadap serangan dari lingkungan lingkungan yang korosif yang merusak material melalui proses korosi.
Pada penelitian ini digunakan Diffraksi Sinar-X dan Spektroskopi Effek Mossbauer untuk mengidentifikasi terbentuk atau tidaknya alloy Fe-Zn. Identifikasi diperkuat dengan analisa melalui hukum Hume Rothery(19) dan diagram fase Fe-Zn.
Sebagai hasil dan kesimpulan adalah: proses pemanasan tersebut menghasilkan alloying Fe-Zn dengan ketebalan 30-40 μm dengan rumus struktur γ- Fe3Zn10. Struktur γ-Fe3Zn10 mengikuti struktur γ Cu3Zn8 berbentuk kubus komplek dengan 52 buah atom total di dalam 1 unit cell. Alloy bersifat non magnetik. Di atas lapisan alloy Fe-Zn ini terdapat lapisan lain yaitu lapisan Zincite (Zn0) dengan ketebalan 50-55 μm. Dari hasil pengukuran ketebalan kemudian dibuat model lapisan."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Manaf
"Series of Ti2+-Mn4+ ions substituted BaFe12-2xTixMnxO19 samples with x = 0.0–0.8 have been studied to find out the effect of ion substitution on their microstructure, magnetic, and microwave absorption characteristics. The materials were synthesized through the mechanical alloying process. X-ray diffraction pattern for all sintered samples confirmed that the materials are single phase materials with BaFe12O19 structure. Referring to the results, it is shown that all samples that are subject to ultrasonic irradiation treatment characterized by a crystallite size distribution with the width get slimmer and mean crystallite size get smaller as the substitution level increased from x = 0 to x = 0.8. A sample of latter composition has fine crystals between 10–200 nm with the mean size of 42 nm. The effect of ionic substitution also affected the magnetic properties in which coercivity decreased proportionally with an increase of x value. The saturation magnetization increased to 0.41 T at x = 0.4, and then decreased for higher x values. Hence, the increase occurred only in samples with low-level substitutions of Ti2+-Mn4+ ions. Microwave absorption characterization clearly shows that the reflection loss (RL) value of Ti2+-Mn4+ substituted BaFe12-2xTixMnxO19 samples was enhanced from 2.5 dB in a doped free sample (x = 0) to 22 dB (~92% absorption) in a sample with x = 0.6 in the frequency range 8–12 GHz."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Manaf
"ABSTRAK
Dibicarakan alloy magnet dengan fasa Nd2Fe14B yang menjadi penting sejak penemuannya oleh dua kelompok peneliti terpisah masing-masing dari Sumitomo Special Metals di Jepang dan General Motors di USA pada tahun 1984; tidak saja dikarenakan alloy ini terdiri dari bahan dasar Fe yang murah dan banyak tersedia tetapi juga fasa Nd2Fe14B memiliki anisotropy field, HA sebesar 6800 kA/m dan polarisasi total, J, sebesar 1,6 T. Parameter intrinsik iri. secara teori akan memberikan maximum energy product, (BH) sebesar 512 kJ/m3 (- 64 MGOe) dan coercivity sebesar 6800 kA/m (- 85 kOe). Nilai teoritik (BH) ini kira-kira 14 kali nilai teoritik (BH)^ hard ferrite dan 2,5 kalinya nilai teoritik yang dapat diperoleh dari Sm-Co. Nilai (BH)^ yang cukup tinggi dari alloy Nd-Fe-B sangat diperlukan bagi produk-produk teknologi yang mengutamakan miniaturisasi ruang. Pada paper ini juga disajikan data hasil studi sistimatik dan pengukuran sifat-sifat kamagnitan alloy Nd-Fe-B yang diproses melalui teknik "rapid solidification". Juga dibahas korelasi empiris antar parameter-parameter kamagnitan dan efek struktur mikro yang dihasilkan terhadap sifat-sifat kemagnitannya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, [Date of publication not identified]
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Manaf
"ABSTRAK
Telah dilakukan sintesis dan analisis sifat kemagnetan magnet permanen Nd-Fe-B berperekat polimer. Magnet berperekat dipersiapkan dengan teknik kompresi dengan aplikasi beban tekanan yang divariasi mencapai 6 ton. Pengukuran densitas magnet menunjukkan bahwa densifikasi efektip terjadi pada tekanan ~ 1,4 GPa menghasilkan magnet berperekat dengan fraksi pori 10 %. Proses curing terhadap magnet pada temperatur dekat titik lelehnya efektip mengurangi pori sehingga magnet berperekat dengan densitas mendekati nilai teoritiknya dapat diperoleh dengan mudah. Pada penelitian ini, efek komposisi magnet berperekat terhadap sifat kemagnetannya dievaluasi dengan VSM menggunakan medan magnet luar 5 T. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa semua sifat dasar kemagnetan mengalami penurunan. Namun magnet permanen berperekat dengan sifat yang optimal terjadi pada komposisi magnet dengan fraksi volume perekat - 30 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia,
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library