Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azizah Rukmawati
"Penelitian ini dilatarbelakangi olch adanya masalah dalam hal waktu tunggu pasien, terutama di Apotik Rawam Jalan ?A? RSPP, berdasarkan survey kepuasan oleh Bagian Total Quality Management yang mendapatkan hasil rendahnya kcpuasan pasien dalam hal waldu tunggu.
Dari analisis situasi di RSPP dan pengolahan data rekapitulasi resep di Apotik Rawat Jalan RSPP ditemukan bahwa sekitar 71% dari coral resep yang dilayani perlunya diselesaikan dalam waktu lebih dari 1 jam, sehingga menimbukan masalah terjadinya penumpukan resep dan waktu tunggu pengambilan obat yang lama di Apolik Rawat Jalan "A" RSPP.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian resep dan mencari model yang lebih sesuai untuk melayani resep yang masuk ke Apotik Rawat Jalan "A" RSPP sehingga diharapkan dapat mcningkatkan mutu pelayanan RSPP khususnya pelayanan apotik.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan analisis kuantitatif. Data yang diolah berasal dari kegiatan pengumpulan data waktu masuk dan keluarnya resep ke dan dari setiap titik pelayanan di Apotik "A" tanggal 27 - 31 Mei 2002.
Hasil penclitian ini adalah pola kedatangan resep mengikuti distribusi Poisson dengan puncak kedatangan umumnya berada antara pukul 7.30 sampai pukul 12.00, disiplin antriannya FIFO, struktur antrian single channel mulli phase. Pola pelayanan resep juga mengikuti distribusi Poisson dengan rata-rata total waktu pemroscsan resep adalah 2 jam 19 menit.
Pada penelitian ini dibahas tiga altematif untuk mencari model sistem antrian resep yang paling sesuai dengan cara mengubah komposisi petugas di tiap titik pelayanan yang waktu pelayanannya belum optimum, membagi pelayanan resep menjadi 2 bagian antara pelayanan resep iterisasi dan pelayanan resep orisinil.
Pembahasan ketiga alternatif ini difokuskan pada resep dengan obat jadi saja. Ketiga alternatif yang telah disimulasikan menghasilkan parameter antrian yang efisien dengan tingkat utilisasi petugas sudah mencapai nilai optimum. Alternatif kedua dipilih karena parameter antriannya paling baik dan tingkat utilisasi petugasnya paling optimum dengan biaya yang lebih efisien.

Background of this research is waiting problem found in Ambulatory Care Pharmacy "A" Pertamina Central Hospital (Pharmacy ?A? RSPP) based on survey by Total Quality Management (T QM) Department in Pertamina Central Hospital (RSPP).
Survey found a low satisfaction of patients on waiting, time. From the situation analisys in RSPP and processing of prescription recapituation data in Pharmacy ?/\?, about 71% of total prescriptions a day is served more than 1 hour. it caused u prescriptions accumulation and long waiting time of patients who want to get their medicine trom l?l1armac§f RSPP
The purpose of this research, to get a description of prescription queing system and look for a suitable queuing model to increase quality of service at Pharmacy "A" RSPP. This is a cross sectional research with quantitive analisys. Data has collected from May 27"` - May 31", 2002.
The resut of this research is a prescription arrival scheme in Poisson distribution with peak arrival time between 07:30 AM to 12:00 PM. Qucing mode is FIFO, queuing structure is single channel multi phase. Prescription serving scheme also in Poisson distribution rule with total average serving time 2 hours and 9 minutes.
This research discusses three altematives to look For the inost suitable prescription quing model by way of changing officer at every service point which serving time is not optimum, dividing prescription service into 2 sections between iteritation prescription service and original prescription service. Those discussion ony focuses on non blend prescription.
Those simulation result of those three altemulives are efficient queuing systems with optimum ofiicer uliization. The second altemativcs is choosen because it has the most efficient cost and queuing system with an optimum officer utilization."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Rukmawati
"Dispepsia merupakan sindrom penyakit pada regio gastroduodenal yang berpengaruh besar terhadap kualitas hidup penderitanya baik secara fisik maupun mental. Berbagai terapi farmakologis telah dikembangkan, namun efektivitasnya masih belum maksimal. Akupunktur merupakan salah satu modalitas terapi yang telah terbukti efektif dalam mengatasi gejala-gejala dispepsia. Elektroakupunktur (EA) pada titik ST 36 Zusanli merupakan metode perangsangan dan titik akupunktur yang paling sering digunakan dalam penelitian untuk mengatasi masalah lambung melalui mekanisme yang melibatkan nitrit oksida (NO).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode terapi elektroakupunktur dibandingkan dengan akupunktur manual pada ST 36 Zusanli terhadap peningkatan kadar NO serum pada penderita dispepsia. Uji klinis acak tersamar ganda dengan pembanding dilakukan terhadap 40 pasien dispepsia yang dibagi ke dalam kelompok elektroakupunktur (EA) dan kelompok akupunktur manual (AM).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rerata peningkatan kadar NO serum pada kelompok elektroakupunktur dibandingkan dengan kelompok akupunktur manual (p = 0,026).
Kesimpulan penelitian ini yaitu tindakan elektroakupunktur pada ST 36 Zusanli lebihefektif meningkatkan kadar NO serum dibandingkan tindakan akupunktur manual pada pasien dispepsia (p < 0,05).

Dyspepsia is a syndrome in gastroduodenal region which affect the quality of life ofpatients both physically and mentally Various pharmacological therapies have beendeveloped but its effectiveness is unsatisfying Acupuncture is a modality that hasbeen proven effective in addressing the symptoms of dyspepsia Electroacupuncture EA at ST 36 Zusanli is the method of stimulation and acupuncture points whichmost frequently used in research to overcome the problem of the stomach through amechanism involving nitric oxide NO
The aim of this study was to determine theeffectiveness of electroacupuncture treatment method compared to manualacupuncture at ST 36 Zusanli to increase serum levels of NO in patients withdyspepsia A double blind randomized controlled trial involved 40 patients withdyspepsia randomly allocated into groups of electroacupuncture EA and manualacupuncture MA
The results showed there were significant differences in themean serum levels of NO in the EA group compared to the MA group p 0 026 The results suggested that electroacupuncture at ST 36 Zusanli is more effectivethan manual acupuncture in increasing the serum levels of NO in patients withdyspepsia p 0 05
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library