Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azhar Firdaus
"ABSTRAK
Penelitian yang dipaparkan dalam tesis ini adalah mengenai hubungan
pemanfaatan sumber daya alam pesisir oleh masyarakat, korporasi, dan
pemerintah daerah di pesisir selatan Kulon Progo, Yogyakarta. Fokus
penelitian ini terletak pada hubungan pemanfaatan sumber daya alam
pesisir dari masing-masing pihak, yaitu masyarakat, korporasi, dan
pemerintah daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi literatur, wawancara mendalam, dan observasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dan persamaan pada
pemanfaatan sumber daya alam pesisir terjadi di antara ketiga pihak
tersebut. Masyarakat memanfaatkan lahan pasir untuk pertanian lahan
pasir. Korporasi (PT JMI) memanfaatkan lahan pasir untuk penambangan
pasir besi, dikarenakan jumlah kandungan pasir besi yang cukup tinggi
sebagai bahan baku besi baja. Pemerintah Daerah, dalam hal ini
mendukung kegiatan penambangan pasir besi dan pertanian lahan pasir.
Hal ini dikarenakan dapat meningkatkan APBD, mensejahterakan
masyarakat pesisir, dan melestarikan lingkungan. Namun, rencana
penambangan pasir besi yang dilakukan oleh Korporasi (PT JMI) dan
pemerintah daerah ini tidak berjalan dengan lancar. Menurut mereka,
selama ini kegiatan penambangan merusak lingkungan dan tidak
mensejahterakan masyarakat. Sedangkan, persamaan antara ketiga
pandangan tersebut adalah mengutamakan pertanian lahan pasir, wilayah
cagar alam dan pengembangan masyarakat pesisir. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka dilakukan empat proses minimsasi masalah.
Proses ini mencakup empat aspek, yaitu aspek ekonomi terpenuhi, yaitu
penyerapan tenaga kerja dan ganti rugi lahan, aspek sosial dari
perubahan gaya hidup terpenuhi, aspek lingkungan dengan penambangan
ramah lingkungan, dan pengelolaan teknologi tambang. Keempat aspek
tersebut sebagai rumusan yang bertujuan untuk mencapai keselarasan
(harmony) dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

ABSTRACT
The research presented in this thesis is about the relationship to the
utilization of the coastal natural resources among the community, the
corporation, and the local governments in the South Coastal Areas of
Kulon Progo, Yogyakarta. The focus of this research lies in the relationship
to the utilization of the coastal natural resources for each party, i.e. the
community, the corporations, and the local governments. This research
was carried out by applying a qualitative approach by undertaking
literature studies, in-depth interviews, and observation. The result of this
research shows that the difference of utilization of the coastal natural
resources indeed occurs among the three parties. The people utilize the
sand field for agriculture. The corporation utilizes the sand field for iron
sand mining because of the high amount of sand iron in the area that can
be used as the raw material to make steels. The local government
supports the iron sand mining and sand land for agriculture. Because it is
considered to be able to increase the Local Income and Expense Budget
as well as the level of prosperity in the commnuty, and sustainable
environment. However, the plan to conduct this iron sand mining by the
corporation and the local goverments does not go smoothly. The mining
always causes destruction to the environment and does not bring
prosperity to the community. Besides, the similarity of the utilization of
natural resources is prioritized farmer, sanctuary, and community
development for coastal communities. Considering this, the minimisation
problem should be based on the environmetal problem solving principles.
The principles include four aspects, namely economic aspects, social
aspects for lifestyle changes, environmental aspects with green mining,
and mine management. These four aspects aim to achieve a harmony for
a sustainable development."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T39064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Firdaus
"Proses resiliensi yang selama ini dibangun sebagian besar berfokus pada pemulihan pasca bencana dan belum dilakukan perincian bagaimana proses resiliensi dibangun sebelum, saat dan sesudah terjadinya terjadinya bencana, khususnya pada aspek kearifan lokal masyarakat. Hal ini terjadi pada upaya masyarakat untuk resiliensi terhadap Gunung Berapi Anak Krakatau yang sangat rendah baik dari segi fisik, pengetahuan dan nilai-nilai masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis aspek fisik; pengetahuan, kesadaran dan praktik; nilai-nilai masyarakat; dan resiliensi untuk membuat model resiliensi pra-bencana erupsi Gunung Berapi Anak Krakatau, sehingga terciptanya masyarakat yang tanggap akan bencana. Riset ini menggunakan analisis permodelan sosial dan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk memperlihatkan pemahamaman dan hubungan dari keempat aspek tersebut. Hasil riset menunjukkan bahwa perlu adanya intervensi kearifan lokal masyarakat dari dua hal yaitu infrastruktur bangunan yang tahan akan bencana alam dan pemahaman masyarakat terhadap tanda-tanda alam sebelum terjadinya bencana alam. Hasil tersebut menghasilkan model yang terintegrasi antara nilai-nilai masyarakat serta pengetahuan dan kebijakan kebencanaan untuk membangun kapasitas masyarakat terhadap bencana alam. Kesimpulan penelitian ini adalah model resiliensi pra-bencana diprediksi dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana erupsi Gunung Berapi Anak Krakatau untuk meminimalkan jumlah korban dan kerusakan yang dihasilkan.

The established resilience process primarily emphasizes recovery efforts following a catastrophe; however, the specific methods employed to build resilience prior to, during, and subsequent to the disaster, with particular emphasis on the community's local wisdom, remain unspecified. It is occurring in a public endeavor to bolster the Anak Krakatau Volcano's resilience, which is physically, intellectually, and socially deficient. In order to develop a society that is resilient to disasters, the purpose of this research is to examine and assess physical aspects—knowledge, awareness, and practice; societal values; and resilience—in order to construct a model of the pre-catastrophic resiliency of the Anak Krakatau Vulcan eruption. By employing a model analysis of social and the Confirmatory Factor Analysis (CFA), the research illustrated the correlation and comprehension of the four facets. The results indicate that local community wisdom intervention is necessary in two ways: first, in the form of natural disaster-resistant infrastructure development; and second, in the form of public awareness regarding the indicators of impending natural disasters. As a result of the Anak Krakatau Vulcan eruption calamity, the predicted pre-disaster resilience model could enhance the level of preparedness and vigilance, thereby reducing the number of fatalities and property damage, according to the study's findings."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library