Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Rahmawati
Abstrak :
Penelitian ini menggambarkan perolehan jenis kata bahasantara pemelajar Bahasa Inggris siswa sekolah dasar yang merupakan studi kasus pada sekolah dasar yang berbahasa pengantar bahasa Inggris. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perolchan jenis kata bahasantara khsususnya untuk jenis kata verba, nomina, adjektiva, dan adverbia yang diperoleh/dikuasai siswa sekolah dasar kelas lima dalam hal anak Indonesia yang helajar bahasa Inggris Berta bagaimana urutan pemerolehan jenis kata tersebut? Penelitian ini merupakan kajian dalam aspek morfologis karena hanya meneliti jenis kata verba, nomina, adjektiva dan adverbia yang diperoleh/dikuasai oleh siswa kelas lima sekolah dasar yang berbahasa pengantar bahasa Inggris. Penelitian ini rnenggunakan ancangan kualitatif dan kuantitatif. Ancangan kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan menjelaskan jenis kata yang dihasilkan oleh pemelajar bahasa Inggris. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung rata-rata jenis kata yang dihasilkan oleh pemelajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Dasar SBI Madania dan percontoh sebanyak 22 orang yang yang mernenuhi karakteristik berikut: siswa kelas lima SD SRI Madania, tidak pernah atau sedang mengikuti kursus bahasa Inggris di sekolah, kedua orangtuanya adalah warga negara Indonesia yang bahasa pertamanya adalah bahasa Indonesia, dan tidak pernah tinggal di luar negeri. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T38849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aulia Rahmawati
Abstrak :

TikTok awalnya dirilis sebagai jaringan untuk konten video musik, tetapi kini telah berkembang sebagai tempat untuk konten-konten bermuatan promosi, informasi hingga anjuran opini tertentu. Dengan durasi video yang terbatas, para kreator konten berlomba-lomba membuat konten yang tentu saja harus mengkonsiderasi efisiensi waktu. Oleh karenanya, banyak konten yang tersebar dan didukung oleh mudahnya pengunduhan, pengunggahan, serta pengaksesan konten-konten yang ada di TikTok. Melalui tulisan ini, kemudahan serta kemasifan akses terhadap TikTok akan dielaborasi dengan analisis institusional Noam Chomsky dan Edward S. Herman, yakni Model Propaganda, untuk menunjukkan peluangnya sebagai suatu media propaganda. Model Propaganda menunjukkan keterlibatan media massa dalam manufakturisasi konsen masyarakat. Di era buku Manufacturing Consent, media massa yang dimaksudkan adalah televisi, radio, serta media cetak. Namun sekarang ini, kita mengenal internet sebagai salah satu sarana media massa yang memungkinkan interaksi sosial dan artifisial yang muncul pada jaringan media sosial. Propaganda konvensional kini telah menjadi propaganda komputasional. Dibanding dengan media sosial lain, TikTok memiliki potensi menjanjikan untuk menjadi media propaganda masa kini sebagai propaganda komputasional mendapatkan ruangnya seiring dengan kepopuleran dan fitur-fitur yang mendukung di dalamnya. ......TikTok was originally released for music video content’s platform, but currently has grown to become the plate for various promotions, informations and certain opinion’s triggers’ content. By its duration’s limitation, content creators compete to create content(s) with time efficiency’s consideration. Thus, a lot of shortcut content(s) spreaded and supported by the ease of content’s downloading, uploading and accessing on TikTok. This paper will elaborate TikTok’s ease and massiveness with Noam Chomsky and Edwarrd S. Herman’s institutional analysis, the Propaganda Model, to show its opportunities as a propaganda media. The Propaganda Model shows the involvement of mass media in the manufacturing consent. In the Manufacturing Consent’s book era, the mass media were television, radio, and printed media(s). Nowadays, internet is one of leading mass media that also allows social and artificial interaction on social media’s platform. The conventional propaganda now has become the computational propaganda. Compared to other’s social media(s), TikTok has promising potential to become a nowadays propaganda media which accommodates computational propaganda during its popularity and its supportive feature

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahmawati
Abstrak :
ABSTRACT
Even after the rise of Indonesian feminist film directors by the likes of Nia Dinata, Mira Lesmana, Mouly Surya, Nan T Achnas and Lola Amaria, the Indonesian moviegoers still flocked into badly written teenage romance dramas. This paper interrogates the way romance and femininities have been shaped within the cinematic representation in London Love Story 2, Promise and Dear Nathan. It is concluded that the Indonesian romance teenage dramas are entrenched with masculine power and dominance spectacles in which the feminine heroines have been treated as passive objects of desire whose agency and subjectivities are being stripped away. Using feminist literature on post feminist romance cinema, the heroines in these films have mostly been constructed as independent, smart and seemingly agentive at first, but nevertheless pursued romantic, traditional, heterosexual relationships saturated with masculine control and dominance. This paper shows that post feminist popular culture has transpired globally and morphed into transnational post feminism that influenced the production and consumption of such text in Indonesia.
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2018
305 JP 23:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library