Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Audrey Achmadsyah
"Modelling dan Tell-Show-Do termasuk dalam metode tata laksana perilaku kecemasan dental anak. Video efektif digunakan dalam bidang kesehatan. Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelah penayangan video restorasi gigi anak yang diujikan pada usia 10-11 tahun. Responden berjumlah 66 anak dengan pengukuran tingkat kecemasan menggunakan Facial Image Scale modifikasi. Penelitian terdiri dari uji kualitatif terhadap kuisioner dan video dan uji kuantitatif terhadap tingkat kecemasan anak. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan batas kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna tingkat kecemasan sebelum dan setelah penayangan video restorasi gigi anak. Video tidak menimbulkan tingkat kecemasan yang lebih buruk.
Modelling and Tell Show Do are included as child dental anxiety management. Video is effective to be used in health field. The purpose of this study was to determine the difference of anxiety level before and after video viewing for children aged 10 11 years. The study was divided into qualitative test for validating Modified FIS and video, and quantitative test for anxiety level on 66 children. Statistical analysis was using Wilcoxon test with significance level of 0.05. The results showed significant difference between anxiety level before and after child dental restoration video viewing. The video does not cause worse anxiety level. "
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Audrey Achmadsyah
"Latar Belakang: Ketika perawatan saluran akar gagal, perawatan ulang saluran akar nonbedah, sedapat mungkin, adalah pilihan klinis pertama. Material pengisi saluran akar sebelumnya harus dibuang untuk kemudian dilakukan desinfeksi dan pengisian ulang saluran akar. Terdapat berbagai teknik pembuangan material pengisi, termasuk metode heat carrier, instrumen manual, putar, ultrasonik dan pelarut, atau kombinasi. Penghilangan sepenuhnya material pengisi tidak dapat dilakukan dengan hampir sebagian besar material yang tersisa dari perawatan ulang adalah siler. Siler biokeramik berikatan secara kimiawi dengan membentuk hidroksiapatit dan berpenetrasi ke tubulus dentin untuk menciptakan ikatan mikromekanis. Hal ini membuat pembersihan siler biokeramik sulit dilakukan. Tujuan: Mengevaluasi kebersihan saluran akar dengan berbagai metode pembuangan siler biokeramik menggunakan instrumen putar, kombinasi instrumen putarultrasonik, dan kombinasi instrumen putar-heat carrier pasca obturasi dengan teknik hidraulik dan WVC, yang dianalisis menggunakan Micro-CT. Metode: Empat puluh dua sampel gigi premolar rahang bawah pasca ekstraksi dengan akar lurus dan saluran akar tunggal yang diobturasi dengan siler biokeramik AH Plus® Bioceramic (Dentsply, USA) meggunakan dua teknik, hidraulik dan WVC. Pembuangan material pengisi menggunakan instrumen putar, kombinasi instrumen putar-ultrasonik, dan kombinasi instrumen putar-heat carrier. Pemindaian micro-CT setelah obturasi dan setelah pembuangan material dan dianalisis menggunakan perangkat lunak CTAn. Hasil: Terdapat perbedaan persentase kebersihan saluran akar (p<0,05) yang bermakna antara metode instrumen putar, kombinasi instrumen putar-ultrasonik, dan kombinasi instrumen putar-heat carrier. Kesimpulan: Pembuangan siler biokeramik menggunakan kombinasi instrumen putar-ultrasonik lebih efektif dibandingkan metode instrumen putar dan metode kombinasi instrumen putar-heat carrier. Teknik obturasi tidak mempengaruhi kebersihan saluran akar.
Background: When root canal treatment fails, non-surgical retreatment, if possible, is the first clinical choice. Previous root canal filling materials must be removed for subsequent disinfection and obturation of the root canal. There are various techniques for removing filling materials, including heat carrier methods, manual instruments, rotary, ultrasonic and solvent, or combinations thereof. Complete removal of filling materials cannot be achieved with almost all remaining materials from retreatment being sealer. Bioceramic sealers chemically bond by forming hydroxyapatite and penetrate into dentin tubules to create micromechanical bonds. This makes cleaning of bioceramic sealer difficult. Objective: To evaluate the cleanliness of root canal walls in retreatment with various methods of removing bioceramic sealer using rotary instruments, combination of rotary-ultrasonic instruments, and combination of rotary-heat carrier instruments postobturation with hydraulic and WVC techniques, analyzed using Micro-CT. Methods: Forty-two extracted mandibular premolar samples with straight roots and single root canals obturated with AH Plus® Bioceramic sealer (Dentsply, USA) using two techniques, hydraulic and WVC. Removal of filling material using rotary instruments, combination of rotary-ultrasonic instruments, and combination of rotary-heat carrier instruments. Micro-CT scanning after obturation and after removal of material and analyzed using CTAn software. Results: There is a significant difference (p<0.05) in the percentage of root canal cleanliness between the rotary instrument, the combination with ultrasonic, and the combination with heat carrier.Conclusion: Bioceramic sealer removal methods using a combination of rotary-ultrasonic instruments are more effective than rotary instrument methods and combination of rotary-heat carrier methods. The obturation technique does not affect the cleanliness of root canal."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library