Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atikah Sayogo Putri
"Latar belakang: Preeklamsia dihubungkan dengan kondisi inflamasi. Nekroptosis adalah kematian sel terprogram dengan luaran keadaan inflamasi. Vitamin D diketahui memiliki sifat anti-inflamasi, namun sampai saat ini belum ada penelitian yang mengaitkan konsentrasi vitamin D dan nekroptosis dalam pathogenesis preeklamsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status vitamin D dan aktivitas nekroptosis pada preeklamsia.
Metode: Studi potong lintang dilakukan di Jakarta selama tahun 2021-2023. Subjek dikelompokkan menjadi normal dan preeklampsia. Setelah persalinan, sampel darah vena dan plasenta diambil. Pengukuran konsentrasi 25(OH)D sampel serum dan plasenta dilakukan dengan LC-MS/MS. Imunohistokimia dilakukan untuk mengukur nekrosom RIPK1, RIPK3, dan MLKL pada trofoblas dan endotel.
Hasil: Sebanyak 60 subjek terlibat dalam studi (31 normal, 29 preeklampsia). Kelompok preeklampsia memiliki usia gestasi yang lebih rendah (35 vs 38 minggu), berat lahir yang lebih rendah (3080.33 ± 454.62 g vs 2283.27 ± 833.63 g), berat plasenta yang lebih rendah (580.40 ± 129.36 g vs 453.06 ± 173.65 g), kadar 25(OH)D plasenta yang lebih rendah (15.00 (3.50 – 58.00) vs 26.50 (5.00 – 153.00) ng/mL, p=0.014), dan kadar RIPK3 trofoblas yang lebih tinggi (93.88 (23.94) vs 76.20 (20.59), p=0.003). Ditemukan korelasi negatif sedang antara kadar 25(OH)D plasenta dan kadar RIPK3 trofoblas (-0.352, p=0.003), RIPK3 endotel (r=-0.244, p=0.03), dan MLKL trofoblas (r=-0.296, p=0.011).
Kesimpulan: Adanya korelasi negatif sedang antara 25(OH)D dan nekrosom trofoblas dapat menunjukkan efek protektif vitamin D terhadap nekroptosis pada patogenesis preeklamsia.

Background: Preeclampsia is correlated with inflammatory condition. Necroptosis is programmed cell death with inflammatory state. Vitamin D has anti-inflammatory properties, however, there has been no study linking vitamin D and necroptosis in preeclampsia. This study aimed to evaluate vitamin D status and necroptosis activity in preeclampsia.
Methods: A cross-sectional study was conducted in Jakarta during 2021-2023. Subjects were grouped into normal and preeclampsia. Following delivery, venous blood and placental samples were taken. Serum and placental 25(OH)D assay were performed by LC-MS/MS. Immunohistochemistry was performed to measure necrosomes RIPK1, RIPK3, and MLKL in trophoblast and endothelial.
Results: A total of 60 subjects participated (31 normal, 29 preeclampsia). Preeclampsia group had lower gestational age (35 vs 38 weeks), lower birth weight (3080.33 ± 454.62 g vs 2283.27 ± 833.63 g), lower placental weight (580.40 ± 129.36 g vs 453.06 ± 173.65 g), lower placental 25(OH)D (15.00 (3.50 – 58.00) vs 26.50 (5.00 – 153.00) ng/mL, p=0.014), and higher trophoblast RIPK3 (93.88 (23.94) vs 76.20 (20.59), p=0.003). A moderate negative correlation between placental 25(OH)D and trophoblast RIPK3 (-0.352,p=0.003), endothelial RIPK3 (r=-0.244, p=0.03), and trophoblast MLKL (r=-0.296,r-0.011) were observed.
Conclusion: Moderate negative correlation between 25(OH)D and trophoblast necrosomes suggest protective effect of vitamin D against necroptosis.
Keywords: Preeclampsia, necroptosis, cell death, vitamin D, pregnancy, inflammation
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Sayogo Putri
"Obesitas merupakan salah satu masalah utama di perkotaan, yang dapat menyebabkan banyak komplikasi. Aktivitas fisik merupakan pergerakan badan yang diproduksi kontraksi otot rangka yang meningkatkan konsumsi energi diatas level basal. Obesitas dipengaruhi oleh ketidakseimbangan energi masuk dan energi keluar. Untuk mengetahui perbandingan tingkat aktivitas fisik pada kasus obesitas dan non-obesitas, dilakukan perekaman aktivitas fisik selama 2 hari kerja dan 1 hari libur pada 44 karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2015 dengan obesitas dan tanpa obesitas. Perekaman dilakukan dengan kuesioner Bouchard yang dimodifikasi dan anamnesis subjek. Aktivitas fisik subjek digolongkan dalam 4 kategori: sedenter, ringan, sedang, dan berat. Hasil analisis data menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara tingkat aktivitas fisik pada subjek obesitas dan non-obesitas (p=1). Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak menjadi variabel tunggal dalam menyebabkan obesitas.

Obesity remains a big problem in an urban life, leading to complications. Physical activity is defined as bodily movement produced by skeletal muscle which increases energy expenditure above basal level. An inequilibrium of energy intake and expenditure leads to obesity. To investigate the level of physical activity between obese employees and non-obese employees of Medical Faculty of University of Indonesia (2015), their physical activities during 2 weekday and 1 weekend were recorded in modified Bouchard questionnaire and anamnesis was performed. The physical activities of the subject were classified into 4 categories: sedentary, mild, moderate, and vigorous. The result of data analysis using Kolmogorov-Smirnov test showed that there was no significant difference of physical activities level of the subjects (p=1). This research shows that physical activity level is not the only contributing factor of obesity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library