Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asy Syifa Nur Adilah
"Di masyarakat Indonesia, pandangan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah beban, aib, atau bahkan bentuk karma dari orang tua masih kerap kali diwariskan. Meskipun pandangan tersebut mulai bergeser, anggapan bahwa ABK merupakan individu yang inferior tetap sering muncul dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun, hal berbeda justru terlihat di lingkungan SMP Hikmah Teladan di Kota Bandung, di mana penerimaan terhadap teman-teman ABK tampak nyata dalam keseharian siswa-siswinya. Banyak siswa non-ABK menunjukkan interaksi yang mencerminkan penerimaan, kepedulian, dan rasa saling menghargai di antara mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana sekolah sebagai agen sosial merekonstruksi pemahaman mengenai ABK hingga terbentuk penerimaan di dalam konteks sekolah inklusi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi, penelitian ini memberikan gambaran bahwa dalam memelihara penerimaan, sekolah sebagai agen sosial berperan aktif dalam merekonstruksi ulang cara pandang siswa terhadap ABK. Proses rekonstruksi makna ini berlangsung melalui relasi sosial yang sederhana, seperti memposisikan teman-teman dengan disabilitas sebagai “adik”, penanaman nilai-nilai Islam tentang keberagaman, serta penciptaan ruang sosial melalui program dan kegiatan inklusif. Penelitian ini juga berusaha menunjukkan bahwa proses rekonstruksi makna tersebut terbentuk melalui sosialisasi yang berlangsung secara situasional dan organik dengan menggunakan pendekatan model kultural.

In Indonesian society, the perception that children with special needs (ABK) are a burden, a disgrace, or even a form of karma passed down from their parents is still commonly inherited. Although such views have gradually shifted, the notion that ABK are inferior individuals often persists in everyday social life. However, a different reality can be seen at SMP Hikmah Teladan in Bandung, where acceptance toward students with special needs is visibly practiced in daily student interactions. Many non-ABK students display behaviors that reflect acceptance, care, and mutual respect. This research aims to understand how the school, as a social agent, reconstructs students’ perceptions of ABK, leading to meaningful inclusion within the school environment. Using a qualitative approach through in-depth interviews and observation, this study illustrates that the school actively plays a role in reshaping how ABK are perceived. This process of meaning reconstruction takes place through simple social relations, such as positioning students with disabilities as “younger siblings,” integrating Islamic values of diversity, and creating inclusive social spaces through school programs and activities. The study also shows that this reconstruction process occurs through situational and organic forms of socialization based on a social model approach."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library