Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asih Setiarini
"Kualitas pelayanan KB mencakup dua dimensi, dimensi klien (peserta) dan dimensi provider (petugas pemberi pelayanan). Salah satu ukuran kualitas dengan melihat kejadian komplikasi dan kegagalan. Kejadian komplikasi dapat menunjukkan tingkat pendeteksian, konseling, pemberian informasi mengenai potensi efek samping yang dapat menolong klien memilih metode yang paling sesuai dengan kondisinya, kesehatannya, gaya hidup serta pilihannya. Kejadian kegagalan dapat mencerminkan tidak hanya rendahnya efektifitas metode yang dipilih, tetapi juga berhubungan dengan ada atau tidaknya kontak dengan petugas kesehatan. Dengan memanfaatkan laporan publikasi yang dikeluarkan oleh Biro Pelaporan dan Statistik BKKBN setiap bulannya, maka dikembangkan cara penghitungan kejadian komplikasi dan kegagalan. Studi ini merupakan analisa data sekunder, dari 2 publikasi yaitu laporan umpan batik klinik dan laporan pembinaan keluarga sejahtera dan bulan April 1994 sampai Maret 1997. Janis data yang dimanfaatkan adalah peserta baru, peserta aktif, komplikasi dan kegagalan KB. Analisa data dengan mengelompokkan berdasarkan pembagian wilayah Jawa-Bali, Luar Jawa-Bali I, dan Luar Jawa-Bali-II serta per propinsi dan per tahun. Angka persentase komplikasi dihitung dengan 2 cara, yaitu membagi kejadian komplikasi dengan denominator peserta baru dan peserta aktif. Sedangkan angka persentase kegagalan hanya dengan denominator peserta aktif. Angka hasil perhitungan semakin kecil menunjukkan semakin rendah kejadiaannya yang berarti semakin baik kualitas pelayanan. Terlihat kecenderungan yang terus menurun kejadian komplikasi dan kegagalan selama kurun waktu 3 tahun untuk semua metode kontrasepsi. Klien yang menggunakan IUD paling banyak mengalami kejadian komplikasi (7,22%, 1996/97) dan kejadian kegagalan (0,16%, 1996/97). Sedangkan klien metode Suntik yang paling rendah mengalami komplikasi (1,34%, 1996/97) dan kegagalan (0,04%, 1996/97). Wilayah yang paling baik kualitas pelayanannya berada di wilayah Luar Jawa-Bali I untuk kejadian komplikasi, sedangkan wilayah Jawa-Bali untuk kejadian kegagalannya. Penghitungan angka persentase komplikasi dengan peserta aktif (penyebut yang lebih besar), angka komplikasinya menjadi sangat kecil. Akibatnya tidak tertangkap perhatian manajer program sebagai masalah mutu pelayanan yang panting untuk diprioritaskan."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Setiarini
"A study to investigate the effect of iron supplementation program among underfive children in North Central 'Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia was conducted. The study was comprised into two parts: a cross-sectional study to investigate the impact of the ongoing government of Indonesia iron supplementation program and a intervention trial aiming to investigate the effect of daily compared to weekly iron supplementation. Hemoglobin, weight, height and compliance assessment were performed.
The cross-sectional study involved 127 underfive children from four health centers. The average of age, weight and height of the recruited subjects was 36.6 months, 10.4 kg and 84.5 cm respectively. The result of this study showed that the prevalence of anemia among 127 underfive children where iron supplementation program has been implemented was still high, (81.5%), although 75.6% of the subjects claimed to take all the iron syrup.
The intervention study recruited 160 preschool children and were divided into two groups: for 10 week one group received a daily supplement of 30 mg Fe, while the other group received 30 mg Fe per week A complete data set was obtained from 75 children in the group supplemented daily and 73 children in the group supplemented weekly. Th average age, weight and height of the subjects for daily group were 43.7 months, 12.1 kg and 91.0 cm respectively while 41.8 months, 11.7 kg and 90.3 cm for the weekly group.
The result of this study showed a significant hemoglobin increase in both groups (p<0.001) which reduced the prevalence of anemia from 42.3 to 7 % in daily group and from 55.9% to 27.9% in weekly group. Although the weekly group had higher compliance (100%) compared to daily group (42.1%), it is concluded that daily group resulted in a better effect in reducing anemia prevalence among the preschool children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T7928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library