Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arwanto
"Penggunaan komposit untuk berbagai komponen peralatan di berbagai industri terus dikembangkan. Flat ini karena kelebihan yang dimiliki komposit antara lain anti korosif, ringan dengan kekuatan yang dapat bersaing dengan material lain. Dalam kaitan perkembangan industri minyak dan gas di Indonesia, komposit merupakan suatu material yang cukup prospek untuk dimanfaatkan. Hal ini dapat mengurangi masalah korosi yang kerapkali terjadi dan juga tidak membebani, sehingga akan sangat efektif pada penggunaan di anjungan lepas pantai. Untuk itu perlu diketahui ketahanan komposit terhadap lingkungan yang ada, kinerja komposit dalam menahan laju penyerapan fluida serta bagaimana pengaruhnya terhadap sifat fisik dan mekanik. Mengacu pada kondisi di atas telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh perendaman GRP (Glass Reinforced Plastic) dalam bensin, solar dan crude oil serta pemaparan GRP di udara. Pengaruh penambahan berat terhadap sifat mekanik menunjukkan untuk fluida udara, relatif sama pada kedua jenis GRP dengan gradien persamaan yang tidak jauh berbeda; E = - 3,82 C + 9,30 untuk glass/polyester dan E = - 1,75 C + 8,55 untuk glasslepoxy. Sedangkan pada perendaman dalam bensin terjadi perbedaan yang sangat besar, dengan E _ - 28,09 C + 9,086 untuk glass/polyester dan E = - 0,812 C + 8,608 untuk glasslepoxy. Glasslpolyester mempunyai persentase penambahan berat terbesar pada perendaman dalam crude oil dan terendah pada bensin. Sedangkan untuk glasslepoxy persentase terbesar terjadi pada perendaman dalam bensin dan terendah pada udara. Persentase penambahan berat pada perendaman dalam solar dan crude oil untuk glasslepoxy, relatif sama. Untuk fluida bensin perbedaan persentase penambahan berat antara glass/polyester dengan glass/epoxy cukup besar dibandingkan dengan fluida lain dan teori yang ada. Hal ini dapat dikarenakan unsaturated polyester resin larut dalam bensin sehingga penambahan berat akibat penyerapan diimbangi oleh adanya resin yang terlarut. Kondisi ini didukung dengan adanya perubahan warna pada bensin untuk perendaman glasslpolyester sementara untuk glass/epoxy serta fluida lain tidak terjadi. Jadi secara umum glass/polyester lebih baik dalam menahan laju penyerapan fluida, namun pengurangan kekuatannya relatif lebih besar dibandingkan glass/epoxy.

The utilization of composite for components of equipment in industries has been expanding. Because composite has many advantages such as: non-corrosion and high in ratio strength to density. Composite is a prospect material for use in both oil and gas industries, because the utilization of composite can reduce of corrosion problem, moreover, composite is light in weight so its very effective in use at offshore. For this reason, we need to know how composite can resist to its environment, how it can hold back the rate of diffusion and absorption, and also how it can effect to mechanical properties. Refer to that condition, we conducted a research about the effect of immersion Glass Reinforced Plastic (GRP) in gasoline, in automotive diesel oil, in crude oil and expose GRP on atmosphere. The result of research shown that GRP exposed on atmosphere, that the effect weight gain to mechanical properties of glass/polyester is relatively the same effect as glass/epoxy does, with equation: E = - 3,82 C + 9,30 for glass/polyester and E = - 1,75 C + 8,55 for glass/epoxy. While for GRP is immersed in gasoline, the effect weight gain to mechanical properties for glass/polyester is difference to glass/epoxy, with equation: E = -28,09 C + 9,086 for glass/polyester and E = - 0,812 C + 8,608 for glass/epoxy. A great deal of quantities of weight gam is happened in crude oil for glass/polyester, and in gasoline for glasslepoxy. On immersion in gasoline, ratio weight gain of glasslepoxy to glass/polyester is high, whereas for another fluid this condition is not happened. This happen because Unsaturated Polyester Resin (UPR) is degradation and soluble in gasoline. so weight gain will reduce. This condition is supported with the change in color of gasoline for glass/polyester. In general glass/polyester is. better than glasslepoxy to hold back of rate of diffusion and absorption, but in decrease of mechanical properties glass/epoxy was better than glass/polyester."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwanto
"Potensi pemanfaatan material komposit untuk pembuatan tabung gas sangat besar, karena memiliki bobot sekitar 70% lebih ringan dibandingkan tabung baja dan 30 ? 50% lebih ringan dibanding tabung dari Aluminium. Carbon nanotube (CNT) sejak ditemukan pertama kali oleh Iijima pada tahun 1991 telah banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan kekuatan struktur komposit. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kekuatan pada disain tabung komposit. Pemanfaatan CNT pada komposit glassfiber reinforced polymer akan memiliki sifat mekanik yang berbeda. Dalam penelitian ini dilakukan eksperimen pembuatan sampel komposit laminasi menggunakan teknik handly up. Material yang digunakan adalah Epoxy sebagai matrik, serat Glass dan MWNT sebagai penguat Untuk mngurangi terjadinya void, digunakan metode RTVBM (Room Temperature Vaccum Bag Moulding). Variasi Penambahan MWNT dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap sifat mekanik komposit. Disamping eksperimen dalam penelitian ini juga dikembangkan model mikromekanik komposit hybrid (Glass/Epoxy - MWNT) yang akan digunakan dalam menganalisis hasil eksperimen. Model juga dapat digunakan untuk memprediksi sifat mekanik komposit hybrid. Pengembangan model didasarkan pada Model ROM dan persamaan Halpin ? TSai. Pada bagian akhir penelitian dilakukan simulasi disain lapisan tabung untuk melihat pengaruh penambahan MWNT dan untuk mendapatkan disain lapisan yang dapat memenuhi persyaratan tabung gas.
Hasil eksperimen memperlihatkan penambahan MWNT dapat meningkatkan sifat mekanik komposit. Penambahan 0,1% berat MWNT dapat meningkatkan Kekuatan tarik mencapai rata-rata 91% dan modulus elastisitas 42%. Pengaruh penambahan MWNT hanya terjadi pada penambahan MWNT maksimum 0,3% berat. Penambahan MWNT di atas 0,3% tidak banyak berpengaruh bahkan cenderung menurun pada penambahan MWNT 1,0% berat. Validasi model secara teoritis menunjukkan model sangat valid untuk digunakan. Begitu pula perbandingan model dengan data eksperimen menunjukkan tingkat kecocokan yang sangat tinggi. Simulasi disain lapisan tabung menunjukkan, komposit laminasi dapat memenuhi syarat untuk pembuatan tabung, yaitu dengan kekuatan 0,29 GPa jauh lebih dari persyratan 0,003 GPa. Kemampuan menahan tekanan dapat mencapai 0,011 GPa, sementara persyaratannya 0,008 GPa dengan jumlah lapisan tabung 6 Ply. Jadi penambahan MWNT dapat membantu meningkatkan kinerja dari komposit. Model mikromekanik komposit hybrid dapat digunakan untuk membantu disain lapisan tabung.

Potential use of composite materials for the manufacture of gas cylinders is enormous, because it weight about 70% lighter than steel and 30-50% lighter than aluminum. The discovery of Carbon nanotubes (CNTs) by Iijima in 1991 has brought the material technology into the era of nanotechnology. Utilization of CNTs as a reinforcement component has been chosen in order to improve the mechanical properties of the composite materials. This potential can be exploited to increase the strength of the composite tube design. Utilization of CNTs in glassfiber reinforced polymer composites will have different mechanical properties. In this study, laminated composite is manufactured by using the handly up method, and material to be used are, Epoxy as a matrix, MWNT and Glass fibers as reinforcement. RTVBM (Room Temperature Vacuum Bag Moulding) method was used to reduce the occurrence of voids. The addition of MWNT was done to see its effect on mechanical properties of composites. This study also developed a micromechanical model of hybrid composites (Glass / Epoxy - MWNT) to be used for analyzing experimental results. The model can also be used to predict the mechanical properties of hybrid composites. The development of the model is based on the ROM model and Halpin - Tsai equations. The study carried out simulations for the design of the LPG tube layer. The effect of MWNT on the design of the LPG tube layer was also studied.
Experiment results showed, that the effect of MWNT can improve the mechanical properties of composites. The addition of 0.1 wt% MWNT can improve the tensile strength reached an average of 91% and 42% modulus of elasticity. Effect of the addition of MWNT occurs only in the addition of a maximum of 0.3 wt% MWNT. The addition of MWNT above 0.3% did not have much effect even it tends to decrease on addition of 1.0 wt% MWNT. Theoretically, modification of micromechanic model showed that the model is valid for use. Similarly, comparison of the model with experimental data shows a very high degree of similarity. Based on simulation result, the composite laminate can qualify for the manufacture of tubes, by tensile strength of 0.29 GPa which is much more than 0.003 GPa on its requirement. The ability to withstand the pressure can reach 0.011 GPa, while its requirements is 0.008 GPa. with the number of layers 6 Ply. Thus the addition of MWNT can help improve the performance of the composites. Micromechanical models of composite Hybrid can be used to help design the tube layer.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
D1339
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arwanto
"Tekno-Meter merupakan panduan umum yang memberikan gambaran tingkat kematangan sebuah teknologi secara universal, Tekno-Meter juga dapat diterapkan guna mengukurTingkat Kesiapan Teknologi (TKT) dari satu jenis teknologi tertentu.Pengukuran TKT dapat disesuaikan untuk diterapkan baik secara spesifik atau generik, dengan memodifikasi perangkat kuesioner pengukuran karena setiap bidang teknologi tertentu mempunyai karakter yang berbeda antara satu teknologi dengan teknologi yang lain.
Hasil penelitian, pengembangan dan rekayasa (litbangyasa) dari Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Kerekayasaan (Lemlitbangyasa)belum banyak dimanfaatkan secara optimal oleh pihak pengguna. Permasalahan yang dihadapi lembaga Litbangyasa dalam kaitan pengembangan Inovasi dan Teknologi adalah: Tidak adanya ukuran kuantitatif terkait dengan kesiapan teknologi hasil riset, sehingga dokumentasi terukur mengenai hasil riset belum dilakukan, sementara Informasi mengenai track record pengembangan suatu teknologi sangat penting bagi perencanaan pengembangan riset lanjutan; Belum ada bahasa komunikasi yang sama antara lembaga Litbang dan Industri mengenai tingkat kesiapan suatu hasil riset, sehingga menjadi penghambat dalam interaksi difusi teknologi; Lemahnya hubungan antara lembaga Litbang dengan Industri dapat mengakibatkan terjadi ?kelesuan? dalam berinovasi.
Teknometer dapat mengatasi permasalahan di atas karena:Perkembangan suatu riset dapat terukur secara kuantitatif; Tersedia satu bahasa komunkasi yang terukur mengenai tingkat kesiapan teknologi, sehingga industri dapat menghitung resiko investasi terhadap adopsi teknologi. Sehingga terjadi akselarasi adopsi hasil riset lembaga litbang oleh Industri; Akselarasi adopsi teknologi atau hasil riset lembaga litbang oleh Industri akan mengakselarasi kegiatan litbang yang berorientasi inovasi. Diharapkan dengan pemanfaatan Tekno-Meter dapat mengurai stagnasi inovasi teknologi di Lembaga litbangyasa dan juga dapat memperkuat hubungan Pemasok-Pengguna (supply-demand)."
Lengkap +
Pusat Pengkajian Kebijakan Difusi Teknologi ; Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi ; Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2017
600 TEK 1:14 (2017) ; PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library