Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arofah
"Perubahan struktur ketatanegaraan seiring dengan dilakukannya perubahan terhadap UUD 1945 sebagai salah satu akibat dari Reformasi 1998, sehingga muncul komposisi baru pembentuk institusi MPR yang terdiri dari DPR dan DPD yang dipilih oleh rakyat hasil Pemilu 2004.
Beberapa perubahan yang telah dilakukan terhadap UUD 1945 memberikan implikasi terhadap komposisi dan relasi antarlembaga negara. Komposisi dalam lembaga MPR Sebelum Perubahan terdiri dari anggota DPR yang dipilih dalam pemilihan umum dan utusan daerah serta utusan golongan, berubah menjadi anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum. Perubahan komposisi tersebut diikuti dengan beberapa perubahan peran, kedudukan, dan kewenangan lembaga MPR.
Berubahnya tugas dan wewenang MPR setelah perubahan UUD 1945 sangat mempengaruhi kedudukan MPR dalam struktur ketatanegaraan. Perubahan dari pemegang kedaulatan negara dan sebagai lembaga tertinggi negara, menjadi sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang melaksanakan kedaulatan rakyat.
Implikasi lain dari perubahan yang telah dilakukan terhadap UUD 1945 yang berkenaan dengan lembaga MPR adalah relasi MPR dengan lembaga-lembaga tinggi negara lain. Relasi ini berkaitan erat denagn kedudukan, fungsi, peran, dan kewenangan lembaga MPR.
Dengan mengacu pada Pasal 3 UUD 1945 Setelah Perubahan, kewenangan MPR adalah :
1. MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD.
2. MPR melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.
3. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.
Dari ketiga kewenangan MPR tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kedudukan MPR berubah dari lembaga tertinggi negara menjadi lembaga tinggi negara mengingat pada Pasal 6A (1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Sehingga Presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR lagi dan mempunyai tingkat legitimasi yang sama dengan demikian, jelas bahwa kedudukan MPR berubah dari lembaga tertinggi negara menjadi lembaga tinggi negara.
Perubahan tersebut telah mengubah Sistem Hukum Tata Negara Indonesia dalam kedudukan, tugas, dan wewenang .Lembaga Negara. Sangat penting untuk diselidiki bagaimanakah nantinya dalam praktek ketatanegaraan Indonesia. Dalam penelitian ini dibahas mengenai kewenangan lembaga MPR dalam kaitannya dengan proses pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden. Pembahasan dikhususkan setelah Perubahan Ketiga UUD 1945 dengan mencermati Pasal 3 ayat (3) serta kaitannya dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerimis Arofah
"Penyakit jantung menyebabkan sekitar 7 juta kematian setiap tahun akibat infark miokard yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Dengan kemampuan terbatas jantung untuk meregenerasi diri, diperlukan strategi terapi efektif untuk pemulihan fungsi miokard pasca infark miokard. Penelitian ini berfokus pada karakterisasi fisika kimia hydrogel berbasis PVA-gelatin-hAM untuk menargetkan terapi infrak miokard. Hydrogel berbasis PVA-gelatin-hAM difabrikasi menggunakan metode freeze-thaw dengan 2 siklus. Karakterisasi hydrogel yang dilakukan meliputi FTIR, DSC, swelling, compression, reologi, dan SEM. Hasil uji FTIR menunjukkan adanya pembentukan ikatan silang dalam matriks hydrogel. Penambahan gelatin dan hAM terbukti dapat menurunkan melting temperature PVA. Hydrogel PVA-Gel-hAM menunjukkan nilai swelling ratio yang paling rendah. Nilai kuat tekan pada PVA, PVA-Gel, PVA-hAM, dan PVA-Gel-hAM secara berurutan sebesar 1,359 ± 0,0730 MPa, 0,7678 ± 0,1020 MPa, 0,3399 ± 0,01930 MPa, dan 0,5892 ± 0,05662 MPa. Hasil uji reologi dengan frequency sweep menunjukkan bahwa storage modulus lebih tinggi daripada loss modulus pada seluruh hydrogel berbasis PVA-gelatin-hAM. Hasil uji SEM menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan dalam morfologi antara hydrogel PVA, PVA-Gel, dan PVA-Gel-hAM, meskipun hydrogel PVA-hAM memiliki morfologi berserat yang khas kolagen. Penelitian hydrogel berbasis PVA-Gelatin-hAM merupakan yang pertama kali dilakukan. Hal ini menjadi kontribusi baru dalam bidang hydrogel untuk cardiac patch.

Cardiovascular disease results in approximately 7 million deaths annually, primarily due to myocardial infarction, which is a leading cause of morbidity and mortality. Given the heart's limited regenerative capacity, there is a pressing need for effective therapeutic strategies to restore myocardial function post-myocardial infarction. This research focuses on the physicochemical characterization of a PVA-gelatin-hAM-based hydrogel for myocardial infarction therapy. The hydrogel was fabricated using a freeze-thaw method over two cycles. Characterization techniques included FTIR, DSC, swelling tests, compression tests, rheological analysis, and SEM. FTIR results indicated the formation of cross-links within the hydrogel matrix. The addition of gelatin and hAM significantly reduced the melting temperature of PVA. The PVA-Gel-hAM hydrogel exhibited the lowest swelling ratio among the samples. The compressive strength values for PVA, PVA-Gel, PVA-hAM, and PVA-Gel-hAM were 1.359 ± 0.0730 MPa, 0.7678 ± 0.1020 MPa, 0.3399 ± 0.01930 MPa, and 0.5892 ± 0.05662 MPa, respectively. Rheological tests using frequency sweep analysis demonstrated that the storage modulus was consistently higher than the loss modulus across all PVA-gelatin-hAM-based hydrogels. The SEM analysis shows no significant difference in morphology between PVA hydrogel, PVA-Gel, and PVA-Gel-hAM, despite PVA-hAM hydrogel exhibiting a characteristic collagen-like fibrous morphology. This pioneering study on PVA-Gelatin-hAM-based hydrogels represents a novel contribution to the field of hydrogels for cardiac patch applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Arofah
"ABSTRAK
Sistem distribusi pada industri ritel di Indonesia memiliki kompleksitas tersendiri. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan produktivitas outlet ritel di Indonesia yang semakin berkembang dari tahun ke tahun. Kegiatan distribusi pada penelitian ini berkaitan dengan pembentukan rute kunjungan salesman dengan objek sejumlah 38.900 customer base outlet ritel. Oleh karena itu, studi kasus pada penelitian ini akan berpacu pada konsep TSP dan VRP serta memperhitungkan keseimbangan kerja dan pola kunjungan persoalan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah balanced K-means dan MST-Prim rsquo;s Walk, yang terbukti dapat menyelesaikan persoalan dengan waktu komputasi yang singkat dengan hasil rute harian yang lebih seimbang dibandingkan kondisi saat ini.Kata Kunci :Balanced K-means, Minimum Spanning Tree, Algoritma MST Prim rsquo;s- Walk, VRP

ABSTRACT
Distribution system in the retail industry in Indonesia has its own complexity. This is due to growth and productivity of retail outlets in Indonesia are growing from year to year. Distribution activities in this study related to the formation of salesman visit routes with 38,900 customer base retail outlets. Therefore, the case studies in this research will be raced on the concept of TSP and VRP also take into account work balance and visitation patterns. The method used in this research is balanced K means and MST Prim rsquo s Walk, which is proven to solve the problem with a short computation time with the results of a more balanced daily route than current conditions. "
2018
T51278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Fitrotul Mu Arofah
"ABSTRAK
Permasalahan korupsi menjadi hambatan serius di tengah kondisi perekonomian yang sedang melaju pesat di negara-negara ASEAN. Oleh sebab itu sangat penting untuk mendeteksi faktor apa saja yang berpengaruh terhadap korupsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel yang menjadi determinan korupsi Indeks Persepsi Korupsi . Variabel ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB , Pendapatan Per Kapita, Globalisasi dan Keterbukaan Perdagangan, sedangkan variabel kontrol yang digunakan berasal dari dimensi politik yakni Stabilitas Politik dan Demokrasi. Penelitian ini menggunakan data panel negara ASEAN pada 2012-2015 dengan menggunakan model Pooling Least Square PLS atau Common Effect sebagai alat analisisnya. Hasil penelitian menemukan bahwa seluruh variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Persepsi Korupsi, artinya Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB , Pendapatan Per Kapita, Globalisasi, Keterbukaan Perdagangan, Stabilitas Politik dan Demokrasi dapat digunakan sebagai determinan korupsi.

ABSTRACT
Corruption becomes a serious obstacle in the midst of conditions are being developed rapidly in ASEAN countries. Therefore, detecting what factors are affecting corruption is very important. This study aims to analyze the variables that become determinant of corruption Corruption Perceptions Index . Economic variables used are growth rate of gross domestic product GDP , income per capita, globalization and trade openness, while the control variables used from the political dimension are political stability and democracy. This study uses data panel of ASEAN countries in 2012 2015 by using Pooling Least Square PLS model or Common Effect as its analysis tool. The results of the study found that all variables had significant influence on CPI, meaning that growth rate of gross domestic product GDP , income per capita, globalization, trade openness, political stability and democracy can be used as a determinant of corruption."
2018
T51481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library