Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Armanto
Abstrak :
Rumah tinggal sederhana yang umumnya terdapat pada negara kita terutama pada daerah perkotaan yaitu rumah tinggal yang terbuat dari pasangan batu bata dengan perkuatan beton. Dalam pelaksanaanya pembangunan rumah tinggal sederhana ini banyak bentuk struktur bangunannya yang antara balok dan kolomnya tidak bertemu pada salah satu titik simpul. Pada penulisan ini telah dilakukan peninjauan prilaku rumah tinggal sederhana dari bentuk struktur atau pemodelan akibat terdapatnya balok dan kolom yang tidak bertemu pada salah satu titik simpul. Selain itu dinding bata dari rumah tinggal sederhana dimodelkan dan digunakan dalam perhitungan simulasi numerik. Pada bangunan satu lantai terdapat 6 model. Model 1 sebagai model acuan dimana kolom dan balok bertemu pada satu titik simpul. Model 2 tidak bertemunya balok dan kolom pada satu titik simpul dengan adanya jarak sebesar 25 cm antara kolom K1 - dengan kolom K2 dan kolom K3 - dengan K14. Model 3 tidak bertemunya balok dan kolom pada satu titik simpul dengan adanya jarak sebesar 50 cm antara kolom K1 - dengan kolom K2 dan kolom K3 - dengan K14. Model 4 tidak bertemunya balok dan kolom pada satu titik simpul pada as A. Model 5 pemodelan dinding bata yang berjarak sebesar 25 cm dibawah ringbalok pada as B. Model 6 sama seperti model 1 tetapi tanpa pemodelan dinding bata sebagai penahan gaya lateral. Pada bangunan dua lantai terdapat 3 model. Model pertama dimana kolom Kp 7 pada lantai 2 bertemu pada satu titik simpul. Model 2 dimana Kp 7 tidak bertemu pada satu titik simpul dengan adanya jarak sebesar 1,25 meter dengan kolom Kp 3 - , dan model 3 sama seperti model 1 tetapi tanpa pemodelan dinding bata sebagai penahan gaya lateral. Peninjauan prilaku rumah tinggal tersebut dilakukan pada elemen kolom dan balok, terdiri dari nilai daya layan dan perbandingan rasio kekuatan struktur (perbandingan antara nilai gaya dalam ultimate dengan kapasitas penampang). Rasio kekuatan struktur yang di tinjau yaitu berupa rasio kuat lentur dan normal pada kolom, rasio kuat geser pada kolom, rasio kuat lentur pada balok, dan rasio kuat geser pada balok. Untuk mendapatkan kesimpulan bentuk struktur atau pemodelan mana yang lebih baik maka nilai rasio kekuatan tiap - tiap elemen balok dan elemen kolom digunakan nilai rasio rata-ratanya. Dari nilai perbandingan rasio rata-rata kuat lentur dan normal pada kolom, rasio rata-rata kuat geser pada kolom, rasio rata-rata kuat lentur pada balok, dan rasio rata-rata kuat geser pada balok, nilainya diberikan peringkat dari tiap-tiap model. Kemudian nilai peringkat tersebut dirata-ratakan sehingga didapat kesimpulan bentuk struktur atau pemodelan mana yang lebih baik bedasarkan perbandingan rasio rata-rata kekuatan struktur. Pada hasil perhitungan didapat nilai daya layan dari tiap-tiap pemodelan masih memenuhi syarat. Untuk bentuk struktur atau pemodelan yang paling baik berdasarkan nilai peringkat rata-rata dari rasio rata-rata kekuatan elemen yaitu : pada bangunan satu lantai untuk kombinasi pembebanan beban mati dan beban hidup yaitu model 3,1,4,2,dan 5 atau 6 ; dan untuk kombinasi pembebanan beban mati, hidup, dan gempa yaitu model 1,3,4,2,5, dan 6; pada bangunan dua lantai untuk kombinasi pembebanan beban mati dan beban hidup; maupun kombinasi beban mati, hidup, dan beban gempa yaitu pada model 2,1,dan 3. Pada bangunan satu lantai bentuk struktur yang antara kolom dan baloknya bertemu pada titik simpul nilai rasio kekuatan rata-ratanya lebih baik, sedangkan pada bangunan dua lantai bentuk struktur yang antara kolom dan baloknya tidak bertemu pada salah satu titik simpul nilai rasio kekuatan rataratanya lebih baik. Sehingga bentuk struktur yang balok dan kolomnya bertemu pada titik simpul tidak selalu mempunyai nilai rasio kekuatan rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan struktur yang kolom dan baloknya tidak bertemu pada satu titik simpul karena dipengaruhi pula oleh panjang bentang balok akibat jarak antara kolom.
Landed houses at our country especially at urban area are made from brick combined with reinforced concrete elements. During construction phase of those houses, it is often find that one of their beam and column are eccentrically jointed. This paper has been conducted to study the behaviour of landed houses subjected to structure form variation of beams and columns which are jointed eccentrically. Brick wall of the landed house is used as a model in calculating numerical simulation. In this paper we define one story building that has 6 models. First model acts as reference model where the column and the beam are not jointed eccentrically. Second model is a model that beam and column where are jointed eccentrically either with both column K1' and K2 and column K3' and K14 with 25 cm in distance from those columns. Third model is a model that beam and column where are jointed eccentrically either with both column K1' and K2 and column K3' and K14 with 50 cm in distance from those columns. Forth model is about column and beam model where are jointed eccentrically at axis A. Fifth model is a brick wall model that has 25 cm distance between brickwall and beam at axis B. The last, six model is the same as first model but without brickwall as lateral force resistance. While at a two story building, we define it into 3 models. First model is a model where column Kp 7 is not eccentrically jointed at second floor. Second model describes as a model that jointed eccentrically between both column Kp 3' and Kp 7 with 1,25 m in distance from those columns. Third model is the same as first model but without brickwall as lateral force resistance. This behaviour study of landed house consists of serviceability value and comparison of structure strength ratio that conducted at column and beam elements (comparison between internal ultimate force and cross section capacity). Furthermore, the ratio of structure strength consists of flexural and normal strength ratio at column, shear strength ratio at column, flexural strength ratio at beam, and shear strength ratio at beam. To obtain the conclusion of structure form or model, it is better therefore if the ratio of strength value from each beam and column elements is taken into average ratio of strength elements value. From comparison value of average ratio of flexural and normal strength at column, average ratio of shear strength at column, average ratio of flexural strength at beam, and average ratio of shear strength at beam, we will rank the each model and than calculate the values of rank as average value so that we may conclude the form of the structure or type of the model that is better based on the average ratio of structure strength. Based on the result, the serviceability value from each model is still fulfil the serviceability criteria. At one story building, the rank of structure form or model (from top until bottom) based on dead load and live load combination that taken from average rank value of average ratio of strength elements are models 3,1,4,2, and 5 or 6. While for combination of dead load, live load and eathquake, the rank (from the top until bottom) are models 1,3,4,2,5, and 6. In two story building, the rank either for combination of deadload and liveload, and combination of deadload; liveload; and earthquake the models are 2, 1, and 3. For one story building, the average ratio of structure strength value is better if the beam and column are not eccentrically jointed. While at two story building, the average ratio of structure strength is better if the beam and column are eccentrically jointed. In conclusion, the structure that its beam and column are not eccentrically jointed does not always have a better average ratio of structure strength value compared with the structure that its beam and column eccentrically jointed. The value itself is influenced by the length of the beam as the effect of distance between columns.
2008
S35872
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kresnasyafar Armanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi profitabilitas bank umum di Indonesia karena profitabilitas bank berperan penting bagi terwujudnya Stabilitas Sistem Keuangan. Peran penting ini tercermin dari penguasaan 75% total aset industri keuangan oleh perbankan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank-bank umum yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2002-2011 sehingga jenis datanya adalah unbalanced panel data. Model yang digunakan adalah model efek tetap (MET) dengan treatment Generalized Least Square (GLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal bank yang terdiri dari permodalan, risiko kredit, dan reserve memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank umum di Indonesia. Faktor eksternal bank memiliki pengaruh yang berbeda, namun semuanya signifikan. Tingkat konsentrasi, pertumbuhan ekonomi, dan krisis keuangan global 2007 memberikan pengaruh negatif terhadap profitabilitas bank umum di Indonesia, sementara inflasi dan market-based financial development memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas bank umum di Indonesia.
The purpose of this study is to examine the internal and external factors that affects profitability of conventional banks in Indonesia. Banking profitability is an important ingredient for stability of financial system in Indonesia. This important role is reflected in conventional banks taking nearly 75% of financial industry`s total assets. The data used in this study are financial statements of conventional banks that are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2002-2011 so this study used unbalanced panel data. The model used in this study is fixed effect with generalized least square (GLS) treatment. The findings showed that all of the internal factors that consists of equity, credit risk, and reserve positively and significantly affect banks` profitability. All of the external factors also significantly affect banks` profitability but they affect differently. While market concentration, economic growth, and 2007 financial crisis affect bank`s profitability negatively, inflation and market-based financial development affects bank`s profitability positively.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dony Armanto
Abstrak :
Aspek biologi ikan terbang merupakan salah satu informasi ilmiah yang dibutuhkan dalam merumuskan kebijakan pengelolaannya. Aspek ini diuji pada ikan terbang Cheilopogon katoptron yang merupakan hasil tangkapan utama nelayan di perairan Pemuteran Bali Barat, dengan pengoperasian drift gillnet selama bulan April-Juni 2011. Aspek biologi merupakan permasalahan utama yang dibahas dalam penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh informasi nisbah kelamin, pola pertumbuhan, kondisi, masa pemijahan, kondisi lingkungan, dan makanan. Pengumpulan sampel meliputi data panjang-berat, kematangan gonad, isi perut, data parameter fisik air dan populasi plankton. Data dianalisis dengan fungsi regresi, uji-t dan koefisien determinasi. Data sebaran panjang untuk ikan terbang jantan pada 168-231 mm dan betina 158-284 mm, dengan perbandingan sex ratio jantan-betina sebesar 1,8:1,0. Kondisi ikan terbang jenis ini dinyatakan sebagai ikan yang kurus dan belum memasuki masa pemijahan. Pertambahan ukuran panjang ikan memberikan pengaruh yang nyata dan keeratan yang tinggi terhadap pertambahan berat ikan terbang Cheilopogon katoptron jantan (2,6 %) dan betina (1,8 %). Pertambahan panjang ikan juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap volume isi perut ikan terbang Cheilopogon katoptron, yakni pada kisaran 1,7 - 2,8 %. Pada bulan Juni 2011, perairan Pemuteran Bali Barat diduga terjadi upwelling, yang didukung oleh data parameter fisik air laut dan adanya lonjakan pertumbuhan fitoplankton.
Biological aspects of flying fish is one of the scientific information needed to formulate management policy. This aspect was tested on Cheilopogon katoptron which the main catches of fishermen in the waters of Pemuteran Bali Barat, with the operation of drift gillnet during of April to June 2011. Biologycal aspect is the main issue discussed in the research, with the aim to obtain information sex ratio, growth patterns, conditions, spawning time, food and environmental conditions. Samples collection was cover of length-weight data, gonad maturity, stomach contents, physical water parameters and plankton populations. Data were analyzed with regression, t-test and determination coefficient. Data on the distribution of the length on male was 168-231 mm and female was 158-284 mm, with a sex ratio of male-female were 1.8:1.0. The condition of fish flying fish species is expressed as a skinny and have not entered the spawning period. Added fish length gives a real impact and high closeness of flying fish weight Cheilopogon katoptron, males (2.6 %) and females (1.8 %). Fish length also provide a noticeable effect on the stomach contents volume of, in the range of 1.7 % to 2.8 %. In June 2011, the waters of Pemuteran Bali Barat is suspected upwelling, which is supported by the data of physical water parameters and occurrence of phytoplankton blooming.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30172
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanu Armanto
Abstrak :
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan wilayah dataran rendah pantai Jakarta. Dengan kondisi fisik yang relatif seragam Jakarta merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dimana dinyatakan dalam intensitas penggunaan tanah yang beragam. Perubahan penggunaan tanah alami (tutupan tanah) ke arah penggunaan tanah buatan sekaligus mengubah wujud fisiknya. Pemetaan penggunaan tanah dari tahun ke tahun menunjukkan semakin menurunnya penggunaan tanah alami (tutupan tanah) menjadi penggunaan tanah buatan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pola perubahan tutupan tanah DKI Jakarta tahun 1960-2005 menggunakan metode analisis deskriptif dengan unit analisis region fungsional. Variabel yang digunakan sebagai penyebab perubahan tutupan tanah yaitu ketinggian, lereng, jenis tanah dan jenis batuan yang ada pada jenis region fungsional yang berbeda. Hasil penelitian memperlihatkan pola perubahan tutupan tanah dalam bentuk tanah basah menjadi tanah kering secara besar-besaran dan terus menerus mengingat keterbatasan tanah yang dapat dibangun (available land) jumlahnya tetap hingga mengakibatkan bentuk penurunan kualitas lingkungan. Contoh nyata dari adanya perubahan tersebut dapat dilihat dari lokasi-lokasi daerah banjir yang tersebar di DKI Jakarta.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34118
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library