Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arini Wulansari
"Caesalpinia coriaria Jacq. Willd. tanaman Dewi merupakan salah satu dari 500 lebih jenis suku Caesalpiniaceae. Penelitian kandungan fitokimia dan efek farmakologis terhadap jenis ini masih terbatas meskipun tanaman ini telah dimanfaatkan secara tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak kulit batang C. coriaria dalam menghambat aktivitas arginase. Simplisia kulit batang tanaman dewi diekstraksi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol secara refluks. Masing-masing ekstrak diuji penghambatannya terhadap aktivitas arginase dan dilakukan penetapan kadar flavonoid total serta penapisan fitokimia dari ekstrak yang memiliki aktivitas penghambatan.
Hasil uji penghambatan aktivitas arginase menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan metanol dengan konsentrasi 100 g/mL memberikan rata-rata nilai penghambatan sebesar 14,43 dan 33,59 berturut-turut. Kandungan total flavonoid dalam ekstrak etil asetat dan metanol berturut-turut adalah 6,30 dan 7,75 mgQE/gram sampel. Pada penapisan fitokimia yang dilakukan, diketahui bahwa ekstrak etil asetat mengandung golongan senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan steroid. Sementara, ekstrak metanol mengandung golongan senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa ekstrak kulit batang C. coriaria memiliki potensi aktivitas penghambatan aktivitas arginase yang rendah.

Caesalpinia coriara Jacq. Willd. Dewi tree is one of over 500 species of Caesalpiniaceae family with a very minimum research about its phytochemical content and pharmacological effect although it has been already used traditionally. This research aims to gain information about the potency of bark extract of Caesalpinia coriaria Jacq. Willd in inhibiting arginase activity. Bark of Dewi tree was extracted under reflux condition with n hexane, ethyl acetate, and methanol. Each extract was tested its activity in inhibiting arginase activity. Total flavonoid and phytochemical content were determined from the most active extract.
Arginase activity inhibition test showed that ethyl acetate and methanol extracts had an average inhibition value of 14.43 and 33.59 , respectively on concentration of 100 g mL. The total flavonoid content of ethyl acetate and methanol extract was 6.30 and 7.75 mgQE gram sample, respectively. In phytochemical screening test, the results showed that ethyl acetate extract contains flavonoid, tannin, saponin, and steroid. Meanwhile, methanol extract contains flavonoid, tannin, and saponin. The conclusion of this research is C. coriaria bark extracts had low potency of activity as arginase inhibitor."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Wulansari
"ABSTRAK
Apoteker memegang peranan penting dalam terlaksananya pelayanan kefarmasian yang memenuhi standar peraturan perundang-undangan. Praktik kerja profesi di Apotek Atrika periode Bulan Maret tahun 2018 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek serta melakukan pelayanan kefarmasian sesuai dengan perundang-undangan dan etika yang berlaku, mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di Apotek, serta memberikan gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian dan strategi yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik kefarmasian. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu ldquo;Rancangan Pendirian Apotek yang Bekerja Sama dengan Praktik Dokter dan Melayani Program Rujuk Balik PBJS di Tangerang Selatan Provinsi Banten rdquo;. Tugas khusus ini bertujuan agar calon Apoteker dapat membuat rancangan Apotek yang bekerja sama dengan praktik dokter dan melayani Program Rujuk Balik BPJS. Tugas khusus dilakukan dengan melakukan penelusuran pustaka.

ABSTRACT
Pharmacists play an important role in the implementation of pharmaceutical services that meet the legislation standards. Internship at Apotek Atrika in March 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in pharmacy management and performing pharmaceutical services in accordance with applicable legislation and ethics, to acquire knowledge, skills, and practical experience to perform pharmaceutical services in pharmacies, as well as provide a clear picture of the pharmaceutical practice issues and strategies that can be applied in order to develop pharmaceutical practices. The internship was held for four weeks with a special papers assignment titled ldquo;Pharmacy Establishment Draft Working in Cooperation with Doctor Practice and Serving Program Rujuk Balik BPJS in Tangerang Selatan Banten Province rdquo;. This special papers assignment aims to prospective pharmacist to design pharmacies that cooperate with doctor practice and serve the Program Rujuk Balik BPJS. The special papers assignment was done by doing literatures search. "
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Wulansari
"Peran Apoteker di industri farmasi merupakan hal penting di mana industri farmasi wajib memiliki setidaknya tiga orang apoteker penanggung jawab masing-masing pada bidang pemastian mutu, produksi, dan pengawasan mutu. Praktik kerja profesi dilaksanakan bertujuan untuk calon apoteker dapat memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di industri farmasi, serta mendapatkan wawasan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi. Praktik kerja dilaksanakan di PT Darya-Varia Laboratoria Tbk Plant Gunung Putri selama dua bulan pada Bulan Januari hingga Februari 2018. Salah satu aspek dalam CPOB adalah dokumentasi, di mana dokumentasi yang baik, contohnya batch record, merupakan bagian penting dari pemastian mutu. Belum adanya sistem penyimpanan batch record melatarbelakangi dilakukannya pemetaan ruang dan pendataan lokasi penyimpanan batch record sebagai tugas khusus dalam praktik kerja profesi ini. Dilaksanakannya tugas khusus ini memberikan kemudahan personil dalam mencari batch record dalam waktu yang cepat sehingga penyelesaian masalah yang membutuhkan penelusuran catatan produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat.

The role of pharmacists in the pharmaceutical industry is essensial in which the pharmaceutical industry is required to have at least three respective pharmacists in the areas of quality assurance, production and quality control. The internship conducted was aimed at the prospective pharmacist to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in the pharmaceutical industry, and to gain knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical work in the pharmaceutical industry. The internship was held at PT Darya-Varia Laboratoria Tbk Plant Gunung Putri for two months in January to February 2018. One aspect of the CPOB is documentation, where good documentation, for example batch record, is an important aspect of quality assurance. The absence of a batch record storage system became the background to perform the mapping of batch record storage room and set the database of batch record storage location as a project and special assignment during internship. The application of this project gave ease to any concerned personnel in finding batch records in quick time so that tracking of batch records in order to solve the pharmacy industrial problem can be done more quickly."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Wulansari
"ABSTRAK
Kementerian kesehatan bertugas dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Upaya kesehatan didukung oleh sumber daya di bidang kesehatan meliputi perbekalan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan lainnya termasuk perbekalan kesehatan rumah tangga PKRT . Pengawasan dan penetapan regulasi terkait penjaminan mutu sumber daya di bidang kesehatan dilakukan oleh personil yang memiliki kompetensi di bidangnya yaitu tenaga kesehatan, termasuk Apoteker. Praktik kerja profesi dilaksanakan di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan selama dua pekan, bertujuan untuk mengetahui struktur organisasi dan memahami tugas pokok, fungsi, tanggung jawab apoteker, serta mendapat gambaran nyata tentang permasalahan kefarmasian di di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, khususnya di Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT. Salah satu permasalahan yang ditemukan yaitu kasus hasil negatif palsu pada penggunaan alat kesehatan diagnostik in vitro Rapid Test HIV. Oleh karena itu, dilakukan analisis akar penyebab masalah terkait kasus tersebut sebagai tugas khusus selama praktik kerja profesi di instansi pemerintah. Analisis dilakukan dengan melakukan tinjauan pustaka dan diskusi dengan personil dari Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT. Hasil analisis disimpulkan bahwa akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu kondisi saat pendistribusian alat kesehatan yang tidak terkontrol dan kurangnya kemampuan penelusuran penanganan produk dalam rantai distribusi alat kesehatan.
ABSTRACT
The Ministry of Health is in charge of administering governmental affairs in the health sector. Health promotions are supported by health resources including pharmaceutical supplies, medical devices and other health supplies including household health supplies perbekalan kesehatan rumah tangga/PKRT . Supervision and stipulation of regulation related to quality assurance of health resources is performed by competent health personnel, including pharmacist. This internship held in Directorate General of Pharmaceutical and Medical Devices for two weeks was aimed to get a knowledge about the organizational structure and to understand the main tasks, functions, pharmacist responsibilities, and get a real picture about the pharmaceutical issues in the Directorate General of Pharmaceutical and Medical Devices of the Ministry of Health, especially in the Directorate of Medical Devices and Household Health Supplies Monitoring. One of the problems found was the case of false-negative results on the use of in vitro diagnostic medical device Rapid Test HIV. Therefore, the root causes analysis related to the case was conducted as a specific assignment during phamacists internship in government institute. The analysis was conducted by doing literature reviews and discussions with personnel from the Directorate of Medical Device Monitoring and PKRT. The result of the analysis concluded that the dominant root cause of the case is the uncontrolled distribution condition of medical devices and lack of traceability in medical devices product handling during distribution chain. "
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library