Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arinando Pratama
"Derajat kesehatan yang optimal merupakan modal dasar bagi pembangunan sumber daya manusia agar mampu melaksanakan tugasnya dalam menghasilkan karya-karya yang bermanfaat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Berkat pengembangan ilmu dan teknologi serta kehidupan masyarakat, maka tumbuhlah bermacam bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan. Pengorganisasian pelayanan kesehatan yang baik seharusnya disusun berdasarkan rencana strategi yang baik agar tercapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu RS Bhayangkara Brimob harus memiliki perencanaan strategi yang tepat dalam mengantisipasi terjadinya tuntutan perubahan lingkungan eksternal dan internal sehingga dimasa mendatang dapat beradaptasi dan mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki serta mampu bersaing dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan yang bermutu. Untuk keperluan melihat kelayakan pengembangan RS Bhayangkara Brimob, dilakukan penulisan dengan tujuan menganalisa kelayakan pengembangan RS Bhayangkara Brimob berdasarkan analisa faktor-faktor yang berpengaruh baik internal maupun eksternal, sehingga diperoleh strategi alternatif dalam mengantisipasi terjadinya perubahan lingkungan eksternal dan internal pada tahun 2008 - 2012.
Penulisan ini merupakan penulisan operasional dengan analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Ruang lingkup penulisan dilakukan di RS Bhayangkara Brimob. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, consensus dessision making group, kajian dokumen dan observasi.
Hasil penulisan mengungkapkan bahwa faktor eksternal yang merupakan unsur peluang adalah letak strategis, jumlah total penduduk, penerapan kebijakan pemerintah, status keluarga, jumlah kunjungan rawat jalan dan jumlah mitra kerja / pemasok. Faktor eksternal yang merupakan unsur ancaman adalah jumlah penduduk dengan pendidikan rendah dan menengah, dan jumlah sarana pelayanan kesehatan. Faktor internal yang merupakan unsur kekuatan adalah perkembangan jenis layanan. Faktor internal yang merupakan unsur kelemahan adalah target jangka waktu visi dan misi, adanya prosedur tetap, pengembangan SDM, penanggung jawab unit keuangan, kondisi bangunan, penanggung jawab sistem informasi dan keberadaan unit pemasaran.
Kesimpulan pada penulisan ini adalah posisi RS Bhayangkara Brimob yang dianalisis sesuai Matriks TOWS berada pada kuadran Internal Fix-it. Pada analisis dengan Matriks IE, berada pada sel V yaitu Hold and maintain. Sedangkan pada matriks SPACE berada pada kuadran Konservatif. Pada tahap pencocokan dihasilkan strategi product development dengan penentuan prioritas kegiatan berdasarkan analisis QSPM adalah pengadaan produk medical check up massal bagi perusahaan, peningkatan kemampuan UGD dengan menambah alat canggih dan dokter jaga bedah 24 jam, pembuatan sarana rawat inap anak dan pengembangan laboratorium serta peralatannya. Adapun layanan unggulan RS Bhayangkara Brimob pada analisis dengan matriks BCG didapatkan instalasi UGD memiliki pangsa pasar dan pertumbuhan pasar lebih besar dari instalasi pelayanan lain di RS Bhayangkara Brimob.

The degree of optimal health is the basic need for development of human resources in order to be able to do his tasks in producing useful works. In order to be able to implement the healthy condition, one of the efforts is by holding health service. Because of the development of science and technology as well as environment's life, it leads to the variety of forms of health services which can be conducted the organizing of good health service should be arranged based on good strategic plan in order to be able to reach the aim of the goal. Therefore, Bhayangkara Brimob's hospital should have got right strategic plan in anticipating the demand of environment change whether it is external or internal, so in the future the changes can adapt and able to optimize the provided human resources and able to compete in giving qualified health service.
This research is aimed to obtain or get the feasible Bhayangkara Brimob's hospital, so it is hoped to get the alternative strategy in anticipating the changes of internal and external environment in 2008 ? 2012. This research is operational research by using qualitative and quantitative data. The field of the research is done at Bhayangkara Brimob?s hospital. The data collection is done by deep interview, concensus decision making group, document analysis and observation.
The result of this research indicates that external factors that is opportunities element are strategic place, the total number of population, family status, the number of outpatient and the number of suppliers. The external factors which become the threats factors are the number of population with low and middle education, the number of equipments and the application of government of policy. The internal factors that become the strength factors are the development of various services. The internal factors that become the weakness factors are the target of duration vision and mission, fixed procedures, the condition of building, the one who takes responsibility for information system and the existence of marketing unit.
The conclusion of this research is position of Bhayangkara Brimob?s hospital which is analysed is suitable with TOWS Matrix located on Internal Fix-it Quadrant. To the analysis by using IE Matrix, it is located on Cell V (Hold and Maintain). Which SPACE Matrix, it is located on Conservative Quadrant. In the step of adjustment is resulted strategy of Product Development by determining the priority of activities based on QSPM analysis are enhance the ability of emergency equipment and add the surgery doctor for 24 hours, providing mass medical check up to the companies, construct the children treatment room, and develop the laboratory and also it?s equipment. The superior product of Bhayangkara Brimob's hospital which is analysed by BCG matrix show the emergency room has greater relative market share and market growth rate than others that Bhayangkara Brimob?s hospital produce.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41285
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arinando Pratama
"ABSTRAK
Title : Comparison on the effectiveness of the insersion of i-gel based on
the ear size and body weight in children 1-11 years old in Cipto
Mangunkusumo Hospital
Objective To compare the effectiveness of i-gel insertion in children aged 1-
11 years based on the ear size and body weight.
Study design 104 subjects were included in the inclution criteria for
randomization.. Patients was given midazolam for premedication
0,01-0,02 mg / kg as needed. Patients who has no prior venous
access were induced with sevoflurane 8%, 50% oxygen fraction
combined with air, and patient who has venous access induction
was done with propofol 2-2.5 mg / kg, then continue administering
100% oxygen. Ear measurement by ruler measurement vertically,
from the top to the bottom and horizontally from the tragus to the
outer portion of the ear. Anesthesia continue by administration of
fentanyl 2 mcg / kg, and atracurium 0.5 mg / kg. After 3 minutes
insertion i-gel was performed. Data of seal pressure, the number of
the insertion attemp, post-discharge complications of blood stains
and sore throat 24 hours after surgery were obtained.
Results This research was followed by 104 children aged 1-11 years with
general anesthesia using i-gel. There were no differences in
demographics between the two groups The statistical results were
p> 0.05 for each variable seal pressure criteria, the number of
insertion attempts, complications of blood stains and sore throat.
Conclusion Insertion of i-gel based on the ear size has an equal effectiveness
with body weight

ABSTRACT
Judul : Perbandingan keefektifan pemasangan i-gel berdasarkan ukuran
daun telinga dengan berat badan pada anak 1-11 tahun di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
keefektifan pemasangan i-gel pada anak usia 1-11 tahun yang
pemilihan ukurannya didasarkan kepada ukuran daun telinga
dengan ukuran berat badan.
Metode 104 subjek yang masuk dalam kriteria inklusi dilakukan
randomisasi. Pasien diberikan premedikasi midazolam 0,01-0,02
mg/kgBB sesuai dengan kebutuhan. Pasien yang tidak terpasang
akses vena dilakukan induksi dengan gas sevofluran 8%, fraksi
oksigen 50 % kombinasi dengan air, pada pasien yang sudah
terpasang akses vena induksi dengan propofol 2-2,5 mg/kgBB dan
dilajutkan dengan pemberian oksigen 100%. Pengukuran daun
telinga menggunakan penggaris secara vertikal, dari bagian teratas
sampai dengan terbawah dan horizontal dari tragus sampai dengan
bagian terluar daun telinga. Anestesi dilanjutkan dengan pemberian
fentanyl 2 mcg/kgBB dan atrakurium 0,5 mg/kgBB. Setelah 3
menit dilakukan insersi i-gel. Dinilai seal pressure, jumlah upaya
pemasangan, komplikasi noda darah pasca pelepasan dan nyeri
tenggorok 24 jam pasca operasi.
Hasil Penelitian ini diikuti oleh 104 anak usia 1-11 tahun dengan anestesi
umum menggunakan i-gel. Secara demografi tidak terdapat
perbedaan diantara kedua kelompok. Hasil penelitian didapatkan
p>0,05 pada masing-masing uji statistik untuk kriteria seal
pressure, jumlah upaya pemasangan, komplikasi noda darah dan
nyeri tenggorok.
Kesimpulan Pemasangan i -gel berdasarkan ukuran daun tel inga sama
efekt ifnya dengan berat badan"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library