Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Wibowo
Abstrak :
Karya akhir ini memiliki dua tujuan utama yaitu memberikan gambaran kepada pelaku bisnis tentang jasa integrasi dan konsultasi jejaring telekomunikasi seluler dalam konteks pasar jasa B2B dan memberikan rekomendasi pola pengembangan jasa kepada pelaku bisnis dengan berdasarkan kepada pemodelan industri jasa telekomunikasi seluler, yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis dampak pilihan keputusan bisnis yang terkait dengan pengembangan jasa, terhadap kinerja perusahaan. Analisis ini mengacu kepada vendor infrastruktur telekomunikasi sebagai organisasi focal dalam rantai pasokan dengan operator telekomunikasi sebagai pelanggannya. Industri jasa telekomunikasi seluler berkembang sejalan dengan pertumbuhan yang pesat dari industri perangkal infrastruktur telekomunikasi seluler, sebagai produk komplementer yang bersifat konvensional (product-near-services). Pola konsumsi produk jasa ini mengikuti tahapan pembangunan jejaring telekomunikasi seluler, yang melipuli perencanaan, pembangunan, pemeliharaan jejaring dan optimisasi jejaring, dengan jenis produk jasa konsultasi jejaring (network consulting), jasa perencanaan dan pembangunan jejaring (nerwork design and roll our services), jasa pendidikan dan pelatihan (education and trafnfing services); jasa operasi dan pemeliharaan (operation and mainrenance), termasuk di dalamnya jasa integrasi sistem dan yang terakhir adalah managed sewices. Produk jasa konvensional dapal dikembangkan menjadi produk jasa non-konvensional yang tidak lagi mengacu kepada spesifikasi perangkat yang diproduksi vendor tertentu, namun mengacu kepada standar teknologi yang digunakan oleh semua vendor, sehingga jasa ini dapat diaplikasikan untuk perangkat yang diproduksi oleh vendor manapun. Dinamika persaingan dalam industri infrastruktur telekomunikasi telah menekan marjin keuntungan dari penjualan perangkat yang dilakukan vendor incumbent, dengan masuknya vendor baru yang mencrapkan strategi cost leadership. Kondisi ini telah menempatkan produk jasa yang masih menjanjikan marjin keuntungan yang tinggi pada posisi yang strategis dalam pertumbuhan bisnis vendor. Dengan hanya mengandalkan produk konvensional, maka demand produk jasa akan dibatasi oleh pangsa pasar infrastruktur suatu vendor. Cara umum yang dilakukan untuk meningkatkan demand produk jasa adalah dengan aktivitas swapping yaitu penggantian jejaring satu vendor oleh vendor lain, dengan biaya yang relatif mahal dan membutuhkan upaya yang besar untuk mendapatkan peluang ini. Beberapa hal tersebut selanjutnya menjadikan pengembangan jasa non-konvensional menjadi hal yang penting dalam meningkatkan service demand, tanpa perlu melakukan aktivitas swapping, terlebih lagi saat ini operator mulai membuka peluang vendor untuk menjual produk jasa ini. Berdasarkan hasil pemodelan dan simulasi yang dilakukan, dapat disimpulkan selama terdapat peluang untuk menjual produk multivendor dan persentase pangsa pasar infrastruktur dari vendor tersebut lebih kecil daripada persentase potensi keunlungan yang didapatkan dari pengembangan jasa multivendor terhadap ukuran pasar jasa, maka pengembangan produk jasa non-konvensional akan lebih menguntungkan. Persentase potensi keuntungan yang didapatkan dari penelitian ini sebesar 30%- Jika persentase pangsa pasar infrastruktur lebih besar dari persentase ini, maka vendor dapat lebih fokus pada produk konvensionalnya dan mengoptimalkan skala ekonomi dari basis infrastrukturnya, serta meningkatkan keunggulan operasional agar produk tersebut dapat semakin kompetitif.
This Final Paper is having 2 main research goals, i.c. : to give a brief picture to the business society regarding the system integration and cellular telecommunication network consulting sewices business in the business to business (B2B) services market and to propose a recommendation on the services development strategy based on the modelling of the cellular telecommunication industry. Furthermore the modelling can be used a tool to analyze the impact of each business decisions related to the service development to the company performance. The analysis is based on the perspective of telecolntnunication vendors as thc local organization and telecommunication operators as the first tier customers in the supply chain structure. The cellular telecommunication service industry has been developing in line with the rapid development of the cellular telecommunication inlrastrueture businesses, as the conventional complementary product of cellular telecommunication infrastructure (product-near services). The consumption pattern of the services product is in line with the cellular network development phases, which is including network design, network roll out, network operation and maintenance, and network optimization, with services product type network consulting service, network design and roll out services, education and training services, operation and maintenance services, including system integration services, and the last one is managed services. The conventional service products can be developed to a certain level of development and resulting new service product category, the non conventional service products, which no longer refer to any specific infrastructure manufactured by certain vendor, but referring to the technology standard as the reference of all vendors. With this case, the type of product is able to be implemented to all infrastructure products manufactured by any vendor within the same technology standard. The competition dynamics in the telecommunication infrastructure industry with the entry of new vendors applying cost leadership strategy, have been reducing the product margin ofthe infrastructure sales of the incumbent vendors. This condition has put service products which are still offering higher margin as the strategic product in terms of vendor business growth. By only relying on the conventional service products, the service demand of a vendor will be limited by the infrastructure marketsharc of the vendor. The common methode currently applied in increasing service demand is by performing swap activities, which refer to the activity of replacing one vendor infrastructure by other vendor product, with the high cost impact and an extra effort required to get this chance. These conditions linthennore have increased the importance of the development of non conventional service products in order to increase the service demand without the necessity to perform swapping activities. On the other side the operator outsourcing policy has given the chance forthe vendors to sell non conventional service products. Based on the modelling and simulation result, it can be concluded that as long as there is a chance to sell rnultivendor service product and the infrastmcture market share percentage of a certain vendor less than thc potential revenue percentage from total service market size, received from the multivendor sales, the development of non conventional service product will always be more profitable compared to the conventional product sales only. The modelling and simulation in this research concluded the potential revenue of 30% from the non conventional product development and sales. lf the infrastructure market share of a certain vendor is higher than this percentage, this vendor can be more focused on its conventional service products and gaining advantage from the economy of scale of its installed base infrastructure and improving its operational excellence resulting an even better service product competitiveness.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wibowo
Abstrak :
Tujuan tesis ini adalah untuk menilai penerapan program Internal Control Over Financial Reporting (ICFR) dalam Meningkatkan Kegiatan Pengendalian pada Siklus Aktiva Tetap di Perusahaann Hulu Migas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah, studi lapangan dan studi literature. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan program ICFR secara umum telah sesuai dengan teori dan panduan, namun perlu peningkatan pada pelaksanaan konsep tiga lini pertahanan dan proses pembentukan kesimpulan yang belum sesuai dengan panduan. Penulis menyarankan kepada Perusahaan untuk menetapkan jangka waktu rinci untuk pembangunan unit pengelola ICFR dan memenuhi personel yang kompeten serta menetapkan kebijakan dan prosedur yang dapat menjadikan tone at the top. Penulis juga menyarankan kepada Pemerintah untuk membuat peraturan yang lebih detail mengenai pelaksanaan evaluasi ICFR. ......The purpose of this thesis is to evaluate the implementation of Internal Control over Financial Reporting to improve control activities on Property Plant & Equipment Cycle. The methode used in research is field and literature study. The conclussion is that in general the implementation were align with teory and guidance and potential improvement noted regarding of three lines of control defense and the statement of efectiveness. Researcher recommend the company to set time line of ICFR unit organization establishment and fulfill competence personel required, and set formal policy and procedures of internal control over financial reporting. Researcher also recommend the regulator to set the detail regulation of internal control over financial reporting.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Arief Wibowo
Abstrak :
Teknologi LTE (Long Term Evolution) mampu memberikan efisiensi spektrum yang lebih baik dari teknologi seluler sebelumnya [1] dan bisa menjadi solusi trafik telekomunikasi seluler yang diprediksikan meningkat di dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia, trafik komunikasi mobile data seluler untuk tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 meningkat dengan kisaran kenaikan 55% sampai dengan 80%. Sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar seperti Indonesia [7], India sudah memprediksikan peningkatan trafik seluler akan terjadi di masa mendatang dengan menetapkan National Telecom Policy 2012 yang salah satu isinya menjamin ketersediaan layanan komunikasi data bergerak dengan kecepatan download minimum sebesar 2 Megabit per second (Mbps) pada tahun 2020 [9]. Apabila Indonesia ingin menetapkan hal yang sama (kecepatan download minimum sebesar 2 Mbps) maka dapat diprediksikan kebutuhan frekuensi beberapa operator seluler Indonesia adalah sebesar 399 MHz. Salah satu pita frekuensi penerapan teknologi LTE yaitu pita frekuensi 2600 MHz digunakan oleh layanan Broadcasting Satellite Service (BSS). Meski demikian, pemerintah telah mengidentifikasi bahwa band frekuensi 2600 MHz merupakan potensi yang dapat digunakan untuk telekomunikasi bergerak pita lebar (mobile broadband). Terkait hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah menganalisa posisi teknologi LTE di pita 2600 MHz dengan menggunakan metode SWOT serta kelayakan alokasi frekuensinya dengan menggunakan metode QSPM. Berdasarkan hasil analisa SWOT, teknologi LTE berada dalam Kuadran I analisa SWOT. Posisi ini menunjukkan bahwa teknologi LTE memiliki Kekuatan dan Peluang yang lebih besar bagi suatu operator telekomunikasi. Hasil analisa tahap lanjut metode QSPM memperlihatkan bahwa Opsi Alokasi B yaitu penerapan teknologi LTE menggantikan teknologi satelit di pita frekuensi 2600 MHz layak untuk dilakukan dengan nilai terbesar yaitu 143,945. Dukungan untuk implementasi LTE juga dapat dilihat dengan total nilai Opsi Alokasi D untuk status quo yang paling kecil dengan hanya -3,047. Secara umum, responden mendukung untuk diterapkannya teknologi LTE baik bersamaan dengan satelit maupun tidak. ......LTE (Long Term Evolution) technology is able to provide better spectral efficiency than previous cellular technologies [1] and could be a solution to the predicted cellular telecommunication traffic increases in the world including Indonesia. In Indonesia, mobile communications data traffic in 2012 compared to 2011 increased within range of 55% to 80%. As the country with the largest population like Indonesia [7], India have predicted an increase in mobile traffic is going to happen in the future by establishing the National Telecom Policy 2012 that ensures the availability of mobile data communication services with minimum download speed of 2 megabits per second (Mbps) in 2020 [9]. If Indonesia wants to set the same (minimum download speed of 2 Mbps), the predicted frequency needs for some Indonesian cellular operator is equal to 399 MHz. A frequency band for LTE technology implementation is 2600 MHz, currently being used by service Broadcasting Satellite Service (BSS). However, the government has identified that 2600 MHz frequency band is potential for mobile broadband telecommunications. Related to this, the aim of this study was to analyze the position of LTE technology on 2600 MHz frequency bands by using the SWOT method and the frequency allocation feasibility by using the QSPM method. Based on SWOT analysis result, LTE technology appears in Quadrant I SWOT analysis. This position shows that LTE technology has greater strength and opportunities for a telecom operator. Advanced stage of the analysis, QSPM method shows that the Allocation Option B for LTE technology implementation replacing satellite technology in the 2600 MHz frequency band is feasible with the highest value 143.945. Support for LTE implementation can also be seen with total value of Allocation Option D for the status quo is the smallest with only -3.047. In general, respondents supported the implementation of LTE technology along with satellite or not.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Arief Wibowo
Abstrak :
Tesis ini berfokus pada perubahan sikap masyarakat di Jepang terhadap h?fu, yaitu sebagai salah satu kelompok minoritas di Jepang dengan permasalahan sosial terhadap kelompok tersebut.Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah perubahan sikap yang terjadi pada masyarakat Jepang terhadap h?fu kearah positif.Data yang diperoleh merupakan data primer dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 23 orang Jepang dan data sekunder dari hasil wawancara melalui film dokumenter dan penelitian kepustakaan serta pengumpulan data dari sumber-sumber publikasi lainnya seperti artikel elektronik maupun jurnal ilmiah. Model analisis yang digunakan bersifat deskriptif eksploratif.Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan penyebab terjadinya perubahan sikap tersebut dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi, sosial dan budaya. ...... This research focused on one of minority group in Japan, H fu as one of social problem in Japanese society.This study attemps to examine the background experienced by h fu people who are discriminated in Japanese society.The primary data were obtained from questionnaire spread to 23 Japanese people and the secondary data were through documentary films, the result of literature research as well as the collection of data from publications resources such as electronic articles and scientific journals. This research used descriptive explorative method to analyze the data.Based on the findings, it can be concluded that the causes of the changing attitude from Japanese society towards h fu are motivated by economic, social and cultural factors.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Arief Wibowo
Abstrak :
Tingkat produksi minyak bumi Indonesia saat ini kurang lebih sekitar 830 ribu BOPD yang akan semakin menurun apabila tidak terdapat penemuan cadangan baru atau dengan melakukan optimasi pengembangan lapangan tahap lanjut. Dari data Original Oil in Place OOIP , sisa cadangan minyak Indonesia masih memiliki unrecoverable/remaining oil in place sebesar 46,42 milyar barel. Studi Analisis Penerapan Enhanced Oil Recovery EOR Pada Lapangan ldquo;X rdquo; dilakukan untuk mendapatkan 2 dua kandidat metode EOR yang dapat diterapkan dengan melakukan screening metode EOR serta melakukan 2 dua skenario perhitungan evaluasi keekonomian berdasarkan skema Bagi Hasil Production Sharing Contract PSC dan skema Bagi Hasil Gross Split GS dengan mempertimbangkan indikator keekonomian NPV, IRR, POT, dan PI. Hasil screening metode EOR yang dapat diterapkan pada Lapangan ldquo;X rdquo; yaitu metode injeksi polimer dan injeksi Alkaline Surfactant Polymer ASP . ASP merupakan metode EOR yang tepat untuk dapat diterapkan pada Lapangan ldquo;X rdquo; secara teknis dan keekonomian. Skema Bagi Hasil GS lebih ekonomis dengan revenue sebesar US 659,56 juta, NPV pada tingkat discount rate 10 sebesar US 10,27 juta, IRR sebesar 15,77 , POT selama 6,96 tahun serta PI sebesar 1,29. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi bagi Kontraktor dan Pemerintah dalam menentukan alternatif kebijakan terhadap skema bagi hasil PSC agar penerapan metode EOR dapat dilaksanakan. ......Indonesian oil production is currently around 830 thousand BOPD and will decrease if there no new reserves discovery or by doing enhanced recovery optimization. From Original Oil in Place OOIP data, Indonesian remaining oil reserves still have unrecoverable remaining oil in place of 46.42 billion barrels. Study Analysis of Enhanced Oil Recovery EOR Application In Field X was conducted to obtain 2 two candidate EOR methods that can be applied by screening EOR method and performing two scenarios of economic evaluation calculation based on Production Sharing Contract PSC scheme and Gross Split GS scheme considering economic indicators NPV, IRR, POT, and PI. Screening results of EOR methods that can be applied on Field ldquo X rdquo are Polymer injection and Alkaline Surfactant Polymer ASP injection. ASP is an appropriate EOR method to apply on Field X technically and economically. The GS Sharing Scheme is more economical with revenue of US 659.56 million, NPV at 10 discount rate of US 10.27 million, IRR of 15.77 , POT for 6.96 years and PI of 1.29. This study results are expected to be a recommendation for Contractor and Government in determining the policy alternatives to the PSC revenue sharing scheme in order to implement the EOR method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Arief Wibowo
Abstrak :
Peningkatan kebutuhan energi listrik di Pulau Sulawesi menjadi alasan perlunya penambahan sumber tenaga listrik baru, dengan luas wilayah 193,846 KM2 dan jumlah penduduk mencapai 16 juta jiwa, kebutuhan energi listrik di Pulau ini tumbuh 11% per tahun, dimana kebutuhan energi listrik sebesar 11,672 GWh pada tahun 2015 diperkirakan meningkat menjadi 30,308 GWh pada tahun 2024, sehingga Pulau Sulawesi berpotensi mengalami defisit energi listrik di beberapa daerahnya. Sesuai RUPTL tahun 2016-2025, PT X berencana memanfaatkan LNG sebagai bahan bakar pembangkit listrik (PLTG/MG) yang sedang dipersiapkan seiring dengan program 35.000 MW. Untuk itu, optimasi penting dilakukan untuk mendapatkan biaya distribusi LNG yang minimum. Metode penelitian yang digunakan menggunakan model optimasi perangkat lunak solver (Microsoft excel) dengan objective function meminimalkan biaya distribusi LNG. Dari hasil optimasi berdasarkan empat skenario distribusi LNG yang dipilih dan dari tiga sumber LNG yang akan di distribusikan ke tujuh lokasi pembangkit listrik berbahan bakar gas di Pulau Sulawesi dalam periode satu tahun didapatkan bahwa, metode transportasi yang menghasilkan biaya minimum adalah dengan menggunakan skenario Milk Run untuk masing-masing sumber LNG. Biaya transportasi terendah dari setiap sumber LNG didapatkan dari skenario 1 Bontang, yaitu dengan biaya transportasi diperoleh sebesar 0,81 USD/MMBTU sedangkan jumlah kapal yang digunakan pada metode Milk Run untuk seluruh sumber LNG berjumlah satu buah kapal LNG dengan kapasitas 19.500 m3. ......Increasing the demand of electric energy in Sulawesi Island is the reason for the need for additional new power source, with the area of 193,846 KM2 and the total population reaches 16 million, the need of electric energy in this island grows 11% per year, where the need of electrical energy is 11,672 GWh in year 2015 is expected to increase to 30,308 GWh in 2024, so that Sulawesi Island has potential to deficit electrical energy in some areas. In accordance with RUPTL 2016-2025, PT X plans to utilize LNG as fuel for power plant (PLTG / MG) which is being prepared along with the 35,000 MW program. Therefore, optimization is important to obtain minimum LNG distribution costs. The research method used using software solver optimization model (Microsoft excel) with objective function minimize LNG distribution cost. From the optimization results based on the four selected LNG distribution scenarios and from the three LNG sources that will be distributed to seven gas-fired power plant sites on Sulawesi Island within the one-year period it is found that the transportation method that generates the minimum cost is to use the Milk Run scenario for each LNG source. The lowest transportation cost of each LNG source is obtained from scenario 1 Bontang, with transportation cost is 0.81 USD / MMBTU while the number of vessels used in Milk Run method for all LNG sources amounts to one LNG vessel with capacity of 19,500 m3.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wibowo
Abstrak :
Dalam hal penyelenggaraan pengelolaan tanah, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan penguasaan dan hak-hak atas tanah (land tenure and land right) lembaga yang berwenang adalah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) untuk tingkat pusat sedangkan untuk tingkat daerah adalah Kantor Pertanahan sebagai organisasi publik yang berhak menyelenggarakan pengelolaan pertanahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pertanahan. Berdasarkan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan melalui partisipasi masyarakat yang telah dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Gorontalo bekerja sama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan German Technical Cooperation (GTZ), telah ditemukan beberapa masalah pelayanan yang dialami oleh masyarakat pengguna layanan pertanahan pada Kantor Pertanahan Kota Gorontalo. Hal ini tertuang dalam survey pengaduan masyarakat terhadap pelayanan di Kantor Pertanahan Kota Gorontalo yang dilakukan oleh Kementrian PAN dan GTZ yang dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2009 sampai dengan tanggal 28 Februari 2009. Adanya kesenjangan antara persepsi masyarakat mengenai kualitas pelayanan dengan kualitas pelayanan yang sebenarnya diharapkan oleh masyarakat, menyebabkan adanya perasaan puas atau tidak puas dari masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan penelitian mengenai kualitas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan Kota Gorontalo Indikator yang paling sesuai untuk mengukur kualitas pelayanan Kantor Pertanahan Kota Gorontalo yang akan digunakan penulis dalam penelitiann ini mengacu pada Prinsip Pelayanan Publik berdasarkan Kep.MenPan No.63 Tahun 2003 yang terdiri dari 10 dimensi, yaitu : Kesederhanaan, Kejelasan, Kepastian Waktu, Akurasi, Keamanan, Tanggung jawab, Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Kemudahan Akses, Kedisiplinan, Kesopanan atau Keramahan dan Kenyamanan. Dari hasil penelitian, ditemukan beberapa indikator ketidakpuasan masyarakat serta prioritas perbaikan indikator yang direkomendasikan beberapa kebijakan yang dapat diterapkan oleh Kantor Pertanahan Kota Gorontalo dalam usaha peningkatan kualitas pelayanan pertanahan.
In terms of implementation of land management, particularly related to management control and rights over land (land tenure and land rights) is the regulating authority of the Republic of Indonesia National Land Agency (BPN RI) for the central level, while for the regional level is the Land Office as an organization public has the right to organize land management and providing services to the public in the area of land. Based on service quality improvement activities through community participation which have been carried out by Gorontalo City Land Office in cooperation with the Ministry of Administrative Reform and the Germany Technical Cooperation (GTZ), has found some problems experienced by public service users of land in the Land Office in Gorontalo city. This was stated in a survey of public complaints against the service at the Land Office in Gorontalo city conducted by the Ministry of PAN and GTZ which was held on February 10, 2009 until February 28, 2009. The existence of the gap between public perception about the quality of service with the actual quality of service expected by the community, causing a feeling satisfied or not satisfied from the community. Therefore, it is necessary to implement research on the quality of services provided by the Land Office Gorontalo City. The most appropriate indicators to measure service quality Gorontalo City Land Office to be used in this study the authors refer to the Principles of Public Service under Kep.MenPan No.63 of 2003 which consists of 10 dimensions, namely: Simplicity, Clarity, Certainty Time, Accuracy, Safety, Responsibility, Completion Services and Tools, Easy Access, Discipline, Courtesy, or Hospitality and Leisure. From the research, found several indicators of dissatisfaction with society and the improvement of priority indicators that recommended several policies that can be applied by the Land Office in Gorontalo city in an attempt to improve the quality of land services.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28057
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Arief Wibowo
Abstrak :
Morfologi sebagai salah satu teknik yang digunakan untuk mengolah citra merupakan sebuah metode untuk melakukan transformasi dan menerapkan fungsi pada sebuah citra dengan berdasar pada teori, konsep geometri, dan konsep topologi suatu citra[l]. Pada saat sekarang ini, ukuran gear menjadi semakin kecil begitu juga dengan ukuran gigi yang terdapat pada sebuah gear sehingga sangat sulit untuk mengidentifikasi dengan menggunakan mata telanjang. Dengan metode morfologi diharapkan proses penghitungan yang terjadi menjadi lebih cepat dan akurat. Selain itu, morfologi juga bisa digunakan untuk menentukan ยท kondisi sebuah gear. Pada skripsi ini dilakukan analisa pengaruh tiga operasi morfologi seperti erosi, area open 1, dan opening 2 yang dilakukan pada tahap penghalusan terhadap proses identifikasi yang dilakukan dan dampak yang terjadi pada data histogram. Dalam simulasi ini digrmakan perangkat lunak Matlab R12 yang dioperasikan dengan menggunakan impuler Intel Pentium lll-866 MHz dan memori 256MB. Dari hasil simulasi, opening 2 memberikan hasil identifikasi secara akurat dengan persen kesalahan 0%. Ini menunjukkan bahwa proses opening 2 merupakan operasi yang paling baik untuk tahap penghalusan sehingga bisa didapat data histogram yang tepat untuk mengamati kondisi sebuah gear.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Arief Wibowo
Abstrak :
Internet Protocol version 4 (IPv4) yang telah berusia harnpir dua dekade dirasakan memiliki banyak kekurangan. Internet Protocol version 6 (IPv6) yang dipersiapkan untuk mcnggantikan 1Pv4 ternyata juga menemui kesulitan untuk diimplementasi secara langsung. Untuk memperoleh keungulan TPv6 tanpa meninggalkan IPv4 secara langsung maka diperlukan metode transisi diantara keduanya. Metode tunneling 6ovcr4 dan 6to4 adalah altematif yang diharapkan dapat menjembatani proses transisi dari 1Pv4 ke IPv6. Sebagai metode yang akan menjembatani dua buah platform yang berbeda, metode tunneling 6over4 dan 6to4 harus memiliki interoperabi!i!y yang baik yaitu dapal mcnjalankan fungsi tunnel IPv6 dan pada saat yang sama tetap mampu menjalankan fungsi IPv4. Dalam skripsi ini dilakukan pengujian terhadap parameter round trip time (RTI). latency dan throughput dari kedua metode tunneling ini, dimana terdapat payload IPv4 dan IPv6 dalam jaringan uji coba pada saat yang bersamaan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode funneling 6over4 dan 6to4 terbukti tetap dapat mempertahankan RTT dengan nilai latency yang bertambah tidak lebih 5% dan nilai throughput keseluruhan hanya mengalami penurunan rata-rata kuraqg dari 2% dibanding IPv6 murni.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S39288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arief Wibowo
Abstrak :
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang seringkali terjadi bencana alam. Penanggulangan bencana menjadi fokus utama dalam mengatasi bencana alam, terutama saat situasi tanggap darurat. Penyaluran logistik atau biasa disebut humanitarian logistic menjadi suatu hal penting guna memenuhi kebutuhan korban serta mencegah timbulnya korban jiwa. Namun, permasalahan seringkali terjadi saat penyaluran logistik, seperti penumpukan logistik di suatu posko, kurang meratanya persebaran logistik, dan permasalahan lainnya. Berbagai permasalahan tersebut muncul akibat kurangnya koordinasi antar stakeholder bencana alam serta kurangnya informasi terkait logistik yang akurat dan relevan. Oleh karenanya, dengan menggunakan disiplin ilmu Human Computer Interaction (HCI), penelitian ini bertujuan untuk membuat perancangan desain purwarupa aplikasi bencana alam. Penelitian ini juga menggunakan metode User-Centered Design (UCD) yang bertujuan agar perancangan desain lebih berfokus ke pengguna. Target pengguna dari aplikasi ini adalah seorang relawan bencana alam yang pernah membantu dalam penyaluran logistik di suatu posko bencana alam. Hasil dari penelitian ini berupa perancangan desain purwarupa high-fidelity mockup. Selain itu, hasil penelitian ini juga berupa evaluasi desain purwarupa dengan menggunakan pendekatan mixed methods yang mana menggunakan usability testing untuk data kualitatif, dan System Usability Scale (SUS) untuk data kuantitatif. Berdasarkan hasil evaluasi data kualitatif, 10 narasumber berpendapat bahwa desain purwarupa sudah memiliki informasi yang cukup lengkap dan mudah dipahami. Selain itu, berdasarkan data kuantitatif, desain purwarupa memiliki nilai di atas rata-rata yaitu 76 dan 80,5, sehingga sudah memiliki usability yang baik ......Indonesia is the largest archipelagic country in the world that is often affected by natural disasters. Disaster management is the main focus in overcoming natural disasters, especially during emergency response situations. Logistics distribution or commonly called humanitarian logistics becomes an important thing to meet the needs of victims and prevent casualties. However, problems often occur when distribution of logistics, such as logistics stacking at a post, lack of equitable distribution of logistics, and other problems. These problems arise due to lack of coordination among stakeholders of natural disasters as well as a lack of accurate and relevant logistical information. Therefore, by using the discipline of Human Computer Interaction (HCI), this study aims to create a prototype design of natural disaster applications. This study also uses the User-Centered Design (UCD) method which aims to make the design of the design more focused on the user. The target user of this application is a natural disaster volunteer who has helped in the distribution of logistics at a natural disaster post. The results of this study are in the form of high-fidelity mockup prototype design. In addition, the results of this study are also in the form of an evaluation of prototype design using a mixed methods approach which uses usability testing for qualitative data, and System Usability Scale (SUS) for quantitative data. Based on the results of the evaluation of qualitative data, 10 speakers argued that the prototype design already had sufficiently complete and easily understood information. In addition, based on quantitative data, prototype design has a value above the average of 76 and 80.5, so it already has good usability.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>