Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aria Atyanto Satwiko
Abstrak :
Riset ini mengkaji terbentuknya ruang aman digital bagi kaum muda dalam konteks pencarian layanan kesehatan mental secara daring. Ruang aman digital atau tempat tanpa diskriminasi, kritik, dan pelecehan bagi partisipannya, adalah fenomena sosial yang merespon kesehatan mental di berbagai negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, kesehatan mental adalah hal yang tabu dan diberi stigma oleh masyarakat, hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan mental memiliki praktik keseharian untuk membentuk dan memaknai ruang digital yang memfasilitasi wadah diskusi sejawat. Penelitian ini bertujuan untuk memahami praktik dalam dan pemaknaan terhadap ruang aman digital yang memberikan perasaan nyaman ketika para penggunanya berinteraksi. Melalui wawancara mendalam serta diskusi kelompok fokus, penelitian ini berargumen bahwa praktik yang membentuk ruang aman digital adalah taktik dewasa muda Jakarta untuk bertahan hidup sehari-hari di tengah tabu dan stigma mengenai kesehatan mental. Menggunakan kerangka pemikiran de Certeau (1984), individu memiliki taktik dalam keseharian, salah satunya melalui bentuk kekuatan untuk meninggalkan atau menciptakan elemen spasial yang baru agar dapat bertahan hidup. Praktik ini melibatkan hubungan sosial setara dan mutual, yang menerapkan psikoterapi amatir sehingga membentuk pengalaman nyaman bagi kaum muda yang berpartisipasi dalam ruang aman digital. ......This research examines the creation of a digital safe space for young people in the context of a bold search for mental health services. Digital safe space or a place without discrimination, criticism, and for its participants, is a social phenomenon that responds to mental health in various countries including Indonesia. In Indonesia, mental health is a taboo subject and stigmatized by society, this causes people with mental health to have daily practices to form and interpret digital spaces that facilitate peer discussion. This study aims to understand the internal practice and meaning of a digital safe space that provides a comfortable feeling when its users interact. Through in-depth interviews and focus group discussions, this research argues that the practices that make up a digital safe space are a tactic for young Jakartans to survive day-to-day in the midst of taboos and stigma about mental health. Using de Certeau's (1984) framework, individuals have tactics in their daily lives, one of which is through the power to leave or create new spatial elements in order to survive. This practice involves equal and mutual social relationships, applying amateur psychotherapy so that it is a comfortable experience for young people participating in digital safe spaces.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Atyanto Satwiko
Abstrak :
ABSTRAK
Kedai kopi kini bukan hanya sebatas tempat untuk menyediakan kopi dan dimana pengunjungnya tidak hanya sekedar untuk menikmati kopi, tapi café atau kedai kopi kini telah berubah wajah dengan menjadi rumah kedua para komunitas, budayawan, dan aktivis kampus. Teknik pengamatan dan wawancara digunakan untuk mendapatkan hasil yang deskriptif untuk menjelaskan sudut pandang konsumen mengenai kegiatan yang mereka lakukan, serta pandangan yang mereka miliki mengenai konsumen-konsumen lainnya. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teori-teori dan konsep yang relevan untuk mendapatkan pemahaman mengenai pembagian ruang dalam suatu peristiwa di ruang publik. Dengan menerapkan pengetahuan budaya yang mereka miliki, konsumen kedai kopi semesta, dalam konteks tertentu menjadikan ruang yang terdapat di kedai kopi Semesta sebagai ragam ruang bagi kehidupan mereka.
ABSTRAK
Coffee shop is now not only a place to provide coffee and where visitors not only to enjoy the coffee, but the café or coffee shop has now turned face to become the second home of the community, cultural, and campus activists. Observation and interview techniques used to obtain descriptive results to explain the viewpoint of consumers about their activities, as well as the views they have about other consumers. The data obtained were then processed using the theories and concepts that are relevant to gain an understanding of the division of space in an event in a public space. By applying their knowledge of culture, consumer at Cafe ‗Semesta?, in a particular context to make space available in the Cafe ‗Semesta? as a wide space for their lives.
2015
S59401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library