Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antolis, Maureen
"Tingkat distorsi vertikal yang cukup besar pada radiograf periapikal gigi anterior rahang atas serta penggunaan lebar singulum sebagai acuan evaluasi distorsi vertikal radiograf gigi anterior.
Tujuan: Untuk mengetahui perubahan sudut vertikal yang masih dapat ditoleransi pada radiograf periapikal gigi insisif rahang atas.
Metode: Pada 30 gigi insisif rahang atas, dilakukan pembuatan radiograf periapikal sudut vertikal 0° sebagai acuan standar, selanjutnya dilakukan perubahan sudut vertikal -10°, +10°, -15°, +15°, -20°, dan +20°. Sumbu panjang gigi diatur posisinya sejajar film pada saat dilakukan paparan sinar-X. Kemudian panjang gigi dan lebar singulum pada radiograf dengan perubahan sudut vertikal diukur dan dibandingkan dengan kondisi sebenarnya. Seluruh hasil pengukuran diuji secara statistik dengan T test.
Hasil: Perbedaan antara panjang gigi klinis dengan panjang gigi radiografik pada seluruh perubahan sudut vertikal terbukti tidak signifikan (p>0.05), sedangkan perubahan lebar singulum signifikan pada sudut +15° dan -10° (p<0.05).
Kesimpulan: Panjang gigi pada radiograf periapikal gigi insisif rahang atas yang diposisikan sejajar dengan film radiograf masih dapat ditoleransi sampai dengan perubahan sudut vertikal sebesar 20º. Lebar singulum menyempit secara signifikan pada radiograf yang mengalami perubahan sudut +15º dan melebar secara signifikan pada radiograf yang mengalami perubahan sudut -10º.

The prevalence of vertical distortion in the periapical radiograph of anterior maxillary teeth is quite significant and cingulum is commonly used as the reference of vertical distortion in anterior radiograph.
Objective: To evaluate the limit of vertical angulation error that still can be tolerated.
Method: Periapical radiograph with vertical angle 0° was obtained from 30 maxillary incisors as reference, then the vertical angulation was changed into -10°, +10°, -15°, +15°, -20°, and +20°. Long axis of the teeth was adjusted parallel to the film. Tooth length and cingulum width with vertical angulation alteration was measured and compared to the actual length. All of the measurement was tested using T test.
Result: There were no significant difference between all the measurements of tooth length with the alteration in vertical angulation (p>0.05), whereas cingulum width had a significant difference at +15° and -10°, (p>0.05).
Conclusion: Tooth length in periapical radiograph of maxillary incisor with parallel position is still tolerable until 20º vertical angle errors. Cingulum width on radiograph with +15º vertical angle alteration is significantly narrowed and on radiograph with -10° vertical angle alteration is significantly widened.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antolis, Maureen
"Toleransi perubahan angulasi vertikal pada radiografi gigi insisif rahang atas (studi in vitro). Tingkat distorsi vertikal yang cukup besar pada radiograf periapikal gigi anterior rahang atas serta penggunaan lebar singulum sebagai acuan evaluasi distorsi vertikal radiograf gigi anterior.
Tujuan: Untuk mengetahui perubahan sudut vertikal yang masih dapat ditoleransi pada radiograf periapikal gigi insisif rahang atas.
Metode: Pada 30 gigi insisif rahang atas, dilakukan pembuatan radiograf periapikal sudut vertikal 0° sebagai acuan standar, selanjutnya dilakukan perubahan sudut vertikal -10°, +10°, -15°, +15°, -20°, dan +20°. Sumbu panjang gigi diatur posisinya supaya sejajar film pada saat dilakukan paparan sinar-X. Kemudian panjang gigi dan lebar singulum pada radiograf dengan perubahan sudut vertikal diukur dan dibandingkan dengan kondisi sebenarnya. Seluruh hasil pengukuran diuji secara statistik dengan menjadi uji T.
Hasil: Perbedaan antara panjang gigi klinis dengan panjang gigi radiografik pada seluruh perubahan sudut vertikal terbukti tidak signifikan (p>0.05), sedangkan perubahan lebar singulum signifikan pada sudut +15° dan -10° (p<0.05).
Simpulan: Panjang gigi pada radiograf periapikal gigi insisif rahang atas yang diposisikan sejajar dengan film radiograf masih dapat ditoleransi sampai dengan perubahan sudut vertikal sebesar 20º. Lebar singulum menyempit secara signifikan pada radiograf yang mengalami perubahan sudut +15º dan melebar secara signifikan pada radiograf yang mengalami perubahan sudut -10º.

The prevalence of vertical distortion in the periapical radiograph of the anterior maxillary teeth is quite significant and cingulum is commonly used as the reference of vertical distortion in anterior radiograph.
Objective: To evaluate the limit of vertical angulation error that still can be tolerated.
Methods: Periapical radiograph with vertical angle 0° was obtained from 30 maxillary incisors as reference, then the vertical angulation was changed into -10°, +10°, -15°, +15°, -20° and +20°. Long axis of the teeth was adjusted parallel to the film. Tooth length and cingulum width with vertical angulation alteration was measured and compared to the actual length. All of the measurement was tested using T test.
Results: There were no significant differences between all the measurements of tooth length with the alteration in vertical angulation (p>0.05), whereas cingulum width had a significant difference at +15° and -10°, p<0.05.
Conclusion: Tooth length in periapical radiograph of maxillary incisor with parallel position is still tolerable until 20º vertical angle errors. Cingulum width on radiograph with +15º vertical angle alteration is significantly narrowed and on radiograph with -10° vertical angle alteration is significantly widened.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Antolis, Maureen
"Tujuan: Menganalisis pengaruh gangguan sendi temporomandibula terhadap aktivitas
otot mastikasi. Metode penelitian: Subjek merupakan pasien dengan tipe wajah
dolichofacial berusia 15 - 35 tahun yang belum melakukan perawatan ortodonti, yaitu 11
dengan gangguan sendi temporomandibula dan 11 tanpa gangguan sendi
temporomandibula sebagai kontrol. Pemeriksaan elektromiografi pada otot masseter dan
temporalis anterior dilakukan dengan menginstruksikan pasien menggigit cotton rolls
selama 5 detik. Perhitungan Root Mean Square dari pemeriksaan EMG masing-masing
otot dibandingkan dengan uji T tidak berpasangan dan uji korelasi Spearman. Hasil:
Terdapat perbedaan yang signifikan antara akticvitas otot kanan masseter, kiri masseter,
dan kanan temporalis anterior pada pasien maloklusi dengan dan tanpa gangguan sendi
temporomandibula yang memiliki tipe wajah dolichofacial. Terdapat korelasi negatif
antara otot mastikasi tersebut dengan gangguan sendi temporomandibula. Kesimpulan:
Pasien dolichofacial dengan gangguan sendi temporomandibula memiliki aktivitas otot
masseter dan otot temporalis anterior yang lebih lemah jika dibandingkan dengan pasien
tanpa gangguan sendi temporomandibula

Objectives: This study aimed to analyze the influence of temporomandibular joint
disorder (TMD) on surface electromyography activity in the masticatory muscles.
Methods: Dolichofacial patients (n = 22) aged 15 to 35 years were examined: 11 with
TMD and 11 control subjects without TMD. A standardized surface electromyography
recording was performed on the masticatory muscle during 5 s of maximum voluntary
clenching on cotton rolls. The root mean square value of each muscle was calculated and
analyzed for differences using an unpaired Student’s t-test. Spearman’s correlation
coefficients (r) were calculated for the determination of correlations between TMD and
root mean square values. Results: Surface electromyography revealed significant
differences in the right temporal, right and left masseter during maximum voluntary
clenching. Both sides of the masseter and right temporal also showed a negative
correlation with TMD. During maximum voluntary clenching, TMD patients had
relatively lower elevator muscle activity. Conclusions: Electromyographic activities in
the masseter muscles were lower in dolichofacial patients with TMD than non-TMD
controls. Surface electromyography of masticatory muscles may assist the clinical
assessment of TMD patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library