Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Yusrika
"Latar belakang: Pneumokoniosis merupakan kelainan akibat penumpukan debu di dalam paru sehingga menyebabkan timbulnya reaksi akibat pajanan debu tersebut didalam jaringan yang dinamakan sebagai fibrosis. Pekerja tambang kapur termasuk ke dalam daerah pertambangan yang diketahui memiliki risiko tinggi terkena pajanan debu silika. Serum surfactant protein D (SP-D) akan meningkat pada pekerja yang terpajan silika sehingga hal ini menjadikan penanda hayati ini mungkin dapat digunakan sebagai alat pendeteksi dini penyakit paru akibat kerja.
Metode: Penelitian potong lintang ini menggunakan penghitungan sampel secara consecutive sampling pada bulan November 2018-Maret 2019 pada 71 subjek penelitian yang bekerja di area pertambangan dan penggilingan batu kapur. Pemeriksaan kadar serum SP-D menggunakan metode ELISA.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan karakteristik penelitian pekerja tambang kapur didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan median umur 42 tahun, status pendidikan terbanyak sekolah dasar, mayoritas telah bekerja <6 tahun dan bekerja >8 jam dalam sehari, mayoritas pekerja tidak menggunakan masker, status gizi pekerja mayoritas normal, pekerja terbanyak pernah merokok, kadar debu perusahaan tertinggi 223,30 mg/m3 dan lokasi pekerja bekerja mayoritas di area tambang kapur.
Kesimpulan: Kadar serum surfactant protein D (SP-D) pada pekerja tambang kapur memiliki median yaitu 45,40 (2,81-449,15) ng/mL.

Background: Pneumoconiosis is a disorder that occurs due to the accumulation of dust in the lungs which causes a tissue reaction to the dust, the main reaction due to dust exposure is fibrosis. Limestone mining workers are who is high risk to get occupational disease of the lung caused by silica dust. Surfactant protein D serum level increased in silica dust exposed workers. Surfactant protein D serum may be useful as biomarker for early detection in occupational lung disease.
Method: Design of this study was observational with cross sectional. Sampling of limestone mining workers was done by consecutive sampling. Total subject was 71, approach population of limestone exposed workers from November 2018-March 2019. SP-D serum levels was measured by ELISA method. Limestone exposed mining workers are worker in quarry and miller area. Results:. This study found that characteristic subjects dominated by male with the median of age was 42 years old and last education mostly elementary school. Majority duration of working <6 years and time working in a day >8 hours perday. The limestone mining workers mostly did not wore mask and had normal weight group. Majority limestone mining workers ever smoking. The highest dust level was 223.30 ng/m3 and the location of limestone mining workers mostly in quarry area. Conclusion: The SP-D serum levels in limestone mining workers had median 45,40 (2,81-449,15) ng"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Yusrika
"ABSTRAK
Latar belakang: Kapasitas difusi paru berdasarkan karbon ke sirkulasi pulmoner. Nilai DLCO prediksi pada asma cenderung normal atau sedikit monoksida (DLCO) didesain untuk mengukur laju perpindahan gas CO dari alveolus meningkat sedangkan pada PPOK kapasitas difusi cenderung menurun akibat emfisema. Sindrom tumpang-tindih asma-PPOK dinyatakan sebagai entitas yang unik dengan kombinasi karakteristik asma dan PPOK. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui nilai DLCO pada pasien tumpang tindih asma- PPOK (TAP) di RSUP Persahabatan Jakarta.
Metode: Uji DLCO dengan metode napas tunggal dan beberapa pemeriksaan penunjang lainnya telah dilakukan pada 40 pasien yang terdiagnosis sebagai TAP. Diagnosis TAP pada subjek penelitian ditegakkan menggunakan kriteria pedoman GINA/GOLD 2017. Kriteria akseptabilitas dan reprodusibilitas DLCO napas tunggal dinilai menggunakan kriteria dari ATS/ERS 2017. Hasil uji DLCO disajikan dalam nilai mutlak dan nilai persen prediksi.
Hasil: Rerata nilai DLCO mutlak dan %DLCO prediksi yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 17.98 ± 5.37 mL/menit/mmHg dan 84.16 ± 18.29%. Jika menggunakan persamaan penyesuaian DLCO berdasarkan kadar hemoglobin didapatkan nilai %DLCO prediksi sedikit meningkat dibanding sebelumnya, 85.17 ± 18.04%. Terdapat 10 subjek (25.0%) yang mengalami penurunan nilai DLCO. Enam diantaranya mengalami penurunan ringan dan empat lainnya mengalami penurunan sedang.
Kesimpulan : Rerata nilai DLCO pada subjek TAP di RSUP Persahabatan Jakarta dapat diinterpretasikan normal, lebih menyerupai asma dibandingkan PPOK. Hasil ini juga mengindikasikan kebanyakan pasien TAP dalam penelitian ini tidak mengalami penurunan luas permukaan alveolar yang mengganggu proses difusi.

ABSTRACT
Background: Diffusing capacity of the lung for carbon monoxide (DLCO) was designed to measure transfer rate of carbon monoxide from alveoli to pulmonary circulation. As we know, DLCO predicted value in asthma proved to be normal or slightly elevated. On contrary it decreased in COPD with emphysematous pattern. Asthma-chronic obstructive pulmonary disease overlap (ACO) declared as a unique entity with combined characteristics between asthma and COPD. The aim of the research is to find out DLCO value of ACO patient in Persahabatan Hospital, Jakarta.
Method: We have conducted single-breath DLCO and other required test to 40 patients diagnosed with ACO using GINA/GOLD 2017 guidelines. The acceptability and reproducibility of single-breath DLCO was done according to ATS/ERS 2017 criteria. The result then presented as absolute value and percent predicted value.
Results: The mean DLCO of our patient is 17.98 ± 5.37 mL/minute/mmHg with percent predicted value is 84.16 ± 18.29%. Using adjusted DLCO equation for hemoglobin, we found that the value is slightly increased, 85.17 ± 18.04%. However, we found 10 patient (25.0%) with DLCO decrease. Six of them have DLCO predicted value <75% (mild-decrease) and four of them have DLCO predicted value <60% (moderate-decrease).
Conclusion: The mean DLCO value of patient with ACO in our hospital can be interpreted as normal, similar with asthma, rather than COPD. It also indicate most of our patient did not have alveolar loss that altering diffusion process."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library