Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Anjani Widyasintia
"Diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat prevalensi yang meningkat setiap tahunnya. Salah satu obat yang semakin dikembangkan untuk pasien diabetes mellitus tipe 2 adalah inhibitor DPP-4. Pengembangan obat inhibitor DPP-4 yang memiliki struktur inti kuinazolinon menghasilkan senyawa yang selektif, serta memiliki potensi, onset, dan durasi yang baik. Dalam rangka pengembangan obat inhibitor DPP-4 turunan kuinazolinon baru, senyawa 2-([4-okso-2-(N,N-dibutilaminometil)kuinazolin-3-il]amino)benzonitril dirancang berdasarkan prinsip bioisosterisme pada senyawa yang telah ada. Sintesis tersebut memerlukan beberapa tahapan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa antara tahap 1 dan 2 dari sintesis senyawa 2-([4-okso-2-(N,N-dibutilaminometil)kuinazolin-3-il]amino)benzonitril. Tahap 1 yaitu sintesis asam 2-(bromoasetamido)benzoat dengan mereaksikan senyawa asam antranilat dengan senyawa bromoasetamido bromida dalam pelarut DMF-dioksan (1:1). Tahap 2 yaitu sintesis senyawa asam 2-(2-[dibutilamino]asetamido)benzoat dengan cara merefluks senyawa hasil sintesis tahap 1 dan dibutilamina dalam aseton dengan penambahan kalium karbonat dan kalium iodida. Produk 2 dimurnikan menggunakan metode KLT preparatif. Produk hasil sintesis diuji kemurniannya dan dikarakterisasi strukturnya dengan menggunakan FTIR. Hasil sintesis tahap 1 diperoleh rendemen sebesar 82,49%, sementara tahap 2 diperoleh rendemen sebesar 74,14%. Karakterisasi produk 1 dengan FTIR menunjukkan bahwa gugus amina dari senyawa asam antranilat telah tersubstitusi dengan amida dan memunculkan puncak C-Br pada spektrum. Karakterisasi senyawa pada produk 2 menunjukkan bahwa terdapat penghilangan puncak C-Br dan penambahan puncak baru yang mengindikasikan gugus C-H alifatis serta gugus karboksilat terionisasi. Berdasarkan hasil tersebut diindikasikan bahwa senyawa antara 1 yaitu asam 2-(bromoasetamido)benzoat dan senyawa antara 2 yaitu asam 2-(2-[dibutilamino]asetamido)benzoat telah berhasil disintesis.
Type 2 diabetes mellitus has an increasing prevalence every year. One of the antidiabetic medications that are being developed is DPP-4 inhibitors. DPP-4 inhibitors drug development with quinazolinone main structure give good selectivity, also has good potency, onset, and duration. In the development of a new drug DPP-4 inhibitor with quinazolinone main structure, the compound 2- ([4-oxo-2-(N,N-dibutylaminomethyl)quinazolin-3-il] amino)benzonitrile was designed based on bioisosterism principle from existing compounds. The synthesis of the compound requires several steps. This study aims to obtain intermediate compounds from the synthesis of 2-([4-oxo-2-(N,N-dibutylaminomethyl)quinazoline-3-yl]amino)benzonitrile with the first two steps. The first step was the synthesis of 2-(2-bromoacetamido)benzoic acid by reacting anthranilic acid and bromoacetyl bromide in DMF-dioxane (1:1) solvent. The second step was the synthesis of 2-(2-[dibutylamino]acetamido)benzoic acid by refluxing the first product with dibutylamine in acetone with the addition of potassium carbonate and potassium iodide. Purification of the compound was done by preparative layer chromatography. The purity of the products were tested and characterized by FTIR. The first product of the synthesis was obtained with a yield value of 82.49%, while second product was obtained with a yield value of 74.14%. The characterization result from the first product by FTIR showed that amine group from anthranilic acid compound was substituted with amide and gave C-Br peak in the spectra. The characterization of the second product showed that C-Br peak disappeared, while aliphatic CH group and ionized carboxylate group appeared. Based on these results, the first intermediate compound, 2-(2-bromoacetamido)benzoic acid, and the second intermediate compound, 2-(2-[dibutylamino]acetamido)benzoic acid were successfully synthesized."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S70478
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anjani Widyasintia
"Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikosis yang mengacaukan kejiwaan seseorang berupa sikap, pikiran, dan perilaku. Orang dengan gangguan jiwa berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai dengan standar pelayanan kesehatan jiwa. Salah satu cara untuk menangani masalah kejiwaan tersebut adalah dengan menggunakan terapi farmakologi dengan menggunakan antipsikotik untuk mengatasi gejala yang dialami. Antipsikotik adalah golongan obat untuk mengendalikan dan mengurangi gejala psikosis yang bisa dialami oleh penderita gangguan mental. Salah satu peran penting apoteker adalah memberikan pharmaceutical care yang komprehensif dengan mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi adanya drug related problem, serta melakukan monitoring dan evaluasi pengobatan sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku. Salah satu bentuk pelayanan farmasi klinik di apotek adalah melakukan pengkajian resep baik dari aspek administratif, farmasetik, dan klinis. Selama masa pengobatan dengan obat-obat antipsikotik dan antidepresan, diperlukan monitoring terkait kepatuhan pengobatan, manfaat terapeutik, dan efek samping.
Schizophrenia is a psychotic disorder that disrupts a person's psyche in the form of attitudes, thoughts, and behavior. People with mental disorders have the right to obtain mental health services in accordance with mental health service standards. One way to deal with these psychiatric problems is to use pharmacological therapy using antipsychotics to treat the symptoms experienced. Antipsychotics are a class of drugs to control and reduce the symptoms of psychosis that can be experienced by people with mental disorders. One of the important roles of pharmacists is to provide comprehensive pharmaceutical care by supporting the correct and rational use of drugs, identifying, preventing, and overcoming drug related problems, as well as monitoring and evaluating treatment in accordance with applicable service standards. One form of clinical pharmacy services in pharmacies is to conduct prescription assessments from the administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. During the treatment period with antipsychotic and antidepressant drugs, monitoring is required regarding medication adherence, therapeutic benefits, and side effects."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Anjani Widyasintia
"Sumber daya manusia/personel merupakan salah satu aspek penting di industri farmasi, terutama di area produksi obat. Kegiatan produksi obat harus dilaksanakan mengikuti pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), dimana personel harus terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas, memahami prinsip CPOB yang menyangkut tugasnya, serta memperoleh pelatihan, termasuk instruksi higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya sehingga perlu dilakukannya pelatihan terhadap personel untuk memastikan seluruh kegiatan produksi sesuai dengan CPOB. Pelatihan dilakukan dengan cara pembuatan kurikulum dan kamus kompetensi teknis karyawan, pembuatan materi dan modul baru, serta pembuatan online training platform untuk menunjang pelatihan karyawan. Setelah dilakukannya pelatihan, personel di production line 07 PT. Dankos Farma telah terkualifikasi dan mendapatkan pelatihan untuk menjalankan tugasnya dengan presentase pelatihan kompetensi pelatihan teknis 100% untuk tiap personel, serta adanya 13 modul pelatihan baru diharapkan dapat dibaca oleh setiap personel produksi dan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi teknis personel produksi.
Human resources/personnel are one of the important aspects in the pharmaceutical industry, especially in the area of drug manufacturing. Drug manufacturing activities must be carried out following the guidelines for Good Manufacturing Practices (GMP), in which personnel must be qualified in sufficient numbers to carry out all tasks, understand GMP principles related to their duties, and receive training, including hygiene instructions related to their duties. Employee training have to be conducted to ensure all production activities are in accordance with GMP. The training is carried out by developing employee technical competencies curriculum, creating new materials and modules, as well as creating an online training platform to support employee training. After the training, all employee in the production line 07 PT. Dankos Farma has been qualified and received training to carry out their duties, also the 13 new training modules are expected to be read by every production personnel and are expected to improve the technical competence of production personnel."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library