Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggoro Yudo Mahendro
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai perkumpulan sosial dalam kaitannya dengan negara. Dengan pendekatan keterlekatan (emededdness), kedua elemen tersebut dilihat memiliki hubungan resiprokal dan tidak bisa dipisahkan. Dalam konteks itu, perkumpulan sosial memiliki modal sosial dalam tiga bentuk; ikatan (bonding), hubungan (bridging), dan pengkait (linking). Ketiga entitas tersebut berkembang sesuai dengan latar belakang sejarah masyarakatnya, sehingga di dalam setiap masyarakat akan ditemuan proporsi modal sosial yang berbeda. Dengan menggunakan penekatan kualitatif, pengambilan data didapatkan melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Mengambil tempat di Anambas, dikerenakan wilayah ini baru saja memiliki pemerintahan lokal baru dengan beberapa karakteristik khas. Karakteristik khas tersebut antara lain; (1) berada di perbatasan Indonesia, (2) wilayahnya kepulauan, (3) pemerintah lokal memiliki APBD yang besar. Ditengah upaya demokratisasi, pemerintah baik dalam tingkat nasional maupun lokal berupaya untuk menciptakan masyarakat yang aktif, yang termanifestasi dalam berbagai perkumpulan sosial. Desa Rintis memperlihatkan bagaimana peran aktif pemerintah lokal, mampu memicu bermunculannya perkumpulan sosial di tingkat desa. Hal ini dipahami karena pemerintah lokal memiliki kekuatan struktural lewat regulasi yang dimilikinya untuk mempengaruhi masyarakat. Selain itu pemerintah lokal juga menyediakan modal ekonomi sekaligus modal kultural yang disertakan didalam proses relasional antara negara dengan perkumpulan sosial. Kondisi ini menyebabkan, adanya inisiatif dari beberapa anggota masyarakat untuk membentuk serta terlibat dalam aktifitas perkumpulan sosial. Ditinjau dari konsep modal sosial, perkumpulan sosial di Desa Rintis memiliki modal sosial yang tidak seimbang antara bonding, bridging, dan linking. Perkumpulan sosial kuat pada sisi linking, namun lemah pada sisi bonding dan bridging. Oleh karenanya, perkumpulan sosial di Desa Rintis eksitensinya hanya menggantung ke atas (negara). Dikatakan menggantung karena adanya upaya aktif dari para pemimpin perkumpulan sosial yang ada untuk mengakaitkan diri dengan negara. Kondisi ini merupakan umpan balik dari pola top-down yang dikembangkan sebelumnya oleh negara.
ABSTRACT
This study discusses the social community in relation to the state. By using approach embededdness, these two elements have seen a reciprocal relationship and cannot be separated. In that context, social association has social capital in Three forms: bonding, bridging, and linking. The Third entities are developed in accordance with the historical background of the people, so that in every society will be found the different proportion social capital. By using qualitative approach, data collection obtained through interviews, observation and document study. Took place in Anambas, because this region has just had a new local government with some distinctive characteristics. Typical characteristics include: (1) located on the border of Indonesia, (2) Island territory, (3) the local government has a huge budget. In the democratization efforts, the government both in the national and local level strive to create an active community, which is manifested in a variety of social associations. Desa Rintis shows how the active role of local government, capable of triggering the emergence of social associations at the village level. This is understandable because the local government has the structural strength through its regulations to influence society. Besides, local governments also provide cultural capitalas well as Economic capital that is included in the relasional process between the state and social associations. This condition causes, the initiative of some members of the Community to form associations and engage in social activities. Judging from the concept of social capital, social associations in the Desa Rintis have social capital that is not balanced between bonding, bridging, and linking. Strong social associations on the linking side and weak the bonding and bridging side. Therefore, the existence of social associations in the village Rintis just hang up (to the state). Said to hang because of the active efforts from the leaders of the social associations to involve themselves with the state. This condition is the feedback from the top-down pattern that developed earlier by the state.
2013
T35711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library