Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggi Maulida Dewi
Abstrak :
Nanopartikel perak (AgNP) telah banyak dilaporkan memiliki aktivitas terhadap bakteri. Aktivitas antibakteri nanopartikel perak tersebut dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, dan muatan permukaan partikel. Penambahan penstabil dapat meningkatkan dan mempertahankan karakteristik tersebut, secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas antibakteri dari nanopartikel perak. Dendrimer PAMAM merupakan makromolekul yang dapat digunakan sebagai penstabil dalam pembuatan nanopartikel perak. Disisi lain, PVA menjadi salah satu polimer yang telah banyak dikaji dan terbukti dapat menstabilkan nanopartikel perak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh penggunaan bahan penstabil yaitu dendrimer PAMAM G4 dengan PVA terhadap karakteristik nanopartikel perak dan aktivitas antibakterinya. AgNP disintesis dengan metode reduksi kimia larutan perak nitrat menggunakan natrium borohidrida sebagai reduktor. AgNP dikarakterisasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis, Particle Size Analyzer (PSA), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). AgNP terstabilisasi dendrimer PAMAM G4 dan PVA juga dilakukan pengujian terkait kemampuannya sebagai agen antibakteri terhadap bakteri E. coli dan S. aureus menggunakan teknik mikrodilusi. Berdasarkan waktu penyimpanan 0, 14, dan 28 hari, AgNP-PAMAM G4 menunjukkan hasil karakteristik fisikokimia yang paling baik dengan memiliki bentuk morfologi yang sferis, partikelnya berukuran antara 8,78 – 12,25 nm, spektrum serapan UV terjadi pada panjang gelombang 403-403,5 nm, indeks polidispersitas bernilai 0,167 – 0,185, serta zeta potensial berada pada rentang +14,65 - +29,3 mV. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa AgNP-PAMAM G4 memiliki nilai IC50 terendah yaitu berkisar antara 6,989 – 13,28 μg/mL dibandingkan dengan AgNP (49,09 – 79,99 μg/mL) dan AgNP-PVA (12,89 – 28,89 μg/mL). Berdasarkan hasil tersebut, AgNP-PAMAM G4 memiliki aktivitas antibakteri yang lebih kuat dibandingkan AgNP tanpa penstabil dan AgNP-PVA. ......Silver nanoparticles (AgNP) have been widely reported to have activity against bacteria. The antibacterial activity of silver nanoparticles is influenced by the size, shape, and surface charge of the particles. The addition of stabilizer can improve and maintain these characteristics, indirectly affect the antibacterial activity of silver nanoparticles. Dendrimer PAMAM is a macromolecule that can be used as a stabilizer in the synthesis of silver nanoparticles. On the other hand, PVA is one of the polymers that has been widely studied and proved to stabilize silver nanoparticles. This study aims to determine and compare the effect of using a stabilizer, dendrimer PAMAM G4 with PVA on the characteristics of silver nanoparticles and their antibacterial activity. AgNP was synthesized by chemical reduction method of silver nitrate solution using sodium borohydride as a reducing agent. AgNPs were characterized using UV-Vis spectrophotometry, Particle Size Analyzer (PSA), and Transmission Electron Microscopy (TEM). AgNP stabilized by dendrimer PAMAM G4 and PVA were also tested for their ability as antibacterial agents against E. coli and S. aureus bacteria using microdilution technique. Based on storage time 0, 14, and 28 days, AgNP-PAMAM G4 showed the best physicochemical characteristics by having a spherical morphology, the particle size was between 8.78 – 12.25 nm, the UV absorption spectrum occurred at a wavelength of 403-403.5 nm, the polydispersity index was 0.167 – 0.185, and the zeta potential was in the range of +14.65 - +29,3 mV. The results of the antibacterial activity test showed that AgNP-PAMAM G4 had the lowest IC50 value, which ranged from 6.989 – 13.28 μg/mL compared to AgNP (49.09 – 79.99 μg/mL) and AgNP-PVA (12.89 – 28,89 μg/mL). Based on these results, AgNP-PAMAM G4 has stronger antibacterial activity than AgNP without stabilizer and AgNP-PVA.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Maulida Dewi
Abstrak :
Pendidikan profesi apoteker menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya memenuhi kebutuhan apoteker yang professional. Apoteker sebagai salah satu pelaku pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kefarmasian harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang handal, serta integritas etika/moral untuk mendukung terwujudnya pelayanan kefarmasian yang bermutu. Dalam rangka peningkatan profesionalisme apoteker, baik calon apoteker maupun apoteker yang telah praktik, diperlukan pelatihan terstruktur yang dapat membangun pengetahuan, keterampilan serta sikap professional sebagai seorang apoteker yang berkualitas. Pelatihan terstruktur yang dimaksud dalam dokumen ini dapat dalam bentuk praktik kerja apoteker (PKPA) bagi calon apoteker. Pada kali ini, Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di PT Kalbio Global Medika periode Januari – Februari 2022 dan Apotek Roxy Sawangan periode Mei 2022. Melalui proses PKPA di bidang industri farmasi dan pelayanan apotek, calon apoteker diharapkan mampu memperoleh wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sesuai untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. ......Professional pharmacist education is a very important factor in an effort to meet the needs of professional pharmacists. Pharmacists, as one of the actors in health services, especially pharmaceutical services, must have reliable knowledge and skills, as well as ethical and moral integrity to support the realization of quality pharmaceutical services. In order to increase the professionalism of pharmacists, both prospective pharmacists and pharmacists who have built a career, structured training is needed that can be used for knowledge, skills, and professional attitudes as a qualified pharmacist. The structured training referred to in this document can be in the form of pharmacist work (PKPA) for prospective pharmacists. This time, the Pharmacist Professional Work Practice was held at PT Kalbio Global Medika for the January–February 2022 period and at Roxy Sawangan Pharmacy for the May 2022 period. Through the PKPA process in the pharmaceutical industry and pharmacy services, prospective pharmacists are expected to be able to gain insight, knowledge, skills, and appropriate experience to perform pharmaceutical work.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library