Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angga Davida
"Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu penyakit dengan tingkat kematian terbanyak di dunia. Oleh karena itu, diperlukan metode diagnosis yang cekatan dan akurat agar dapat ditangani dalam waktu secepatnya. Magnetic Particle Imaging (MPI) adalah metode pencitraan non-invasif baru yang sedang berkembang. MPI bekerja dengan menggunakan medan magnet untuk memindai, mengeksitasi dan mendeteksi sinyal tracer, yang berupa superparamagnetic iron oxide nanoparticle (SPION), yang sebelumnya telah diinjeksikan ke dalam subjek. Dibandingkan dengan modalitas lain seperti Computed Tomography (CT), tracer MPI tidak radioaktif dan tidak diproses oleh ginjal, sehingga lebih aman untuk diagnosis atau pemantauan PGK. Tujuan dari penelitian tesis ini adalah untuk menyimulasikan alat MPI dengan bidang field-free point (FFP) dan mendemonstrasikan rekonstruksi citra MPI 1D dari sinyal output simulasi. Hal tersebut dilakukan dengan membuat model 3 dimensi sesuai dengan parameter yang telah ditentukan oleh hasil studi literatur dan melakukan simulasi dengan tracer pada lokasi-lokasi berbeda dalam field of view, lalu mengolah data menggunakan dua metode signal processing yaitu metode system matrix (SM) dan metode X-Space. Hasil dari penelitian adalah model 3D mampu menyimulasikan kinerja MPI dengan cukup baik, dengan hasil rekonstruksi dengan metode SM mempunyai error rata-rata 42,66% dan skor Structural Similarity Index Measure (SSIM) 0,346 karena jumlah sampel yang sedikit. Namun, sinyal output tidak dapat digunakan untuk rekonstruksi X-Space oleh karena bentuk FFP yang terlalu landai, meskipun berdasarkan pemodelan matematis, metode rekonstruksi X-Space memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi dengan waktu rekonstruksi yang cepat, dengan resolusi 2 mm dan skor SSIM 0,861. Melalui penelitian ini, didapat bahwa meskipun tidak dapat menggunakan metode X-Space, model MPI yang dibuat mampu digunakan untuk menyimulasikan kinerja MPI FFP 1D dengan akurasi yang cukup baik agar dapat menghasilkan citra melalui metode rekonstruksi system matrix.

Chronic kidney disease (CKD) is one of the deadliest diseases in the world. Therefore, there is a constant search for an accurate and fast method to diagnose CKD so treatment can begin as fast as possible. Magnetic Particle Imaging (MPI) is an emerging non-invasive imaging method that is currently being developed for medical use. MPI uses a combination of varying magnetic fields to scan and detect magnetic signals from its tracers, named superparamagnetic iron oxide nanoparticles (SPIONs), which are injected into the subject beforehand. Compared to other imaging modalities like Computed Tomography (CT), MPI’s tracers are not radioactive and are not processed in the kidneys, making it a safer option for diagnosing CKD without worsening its condition. The aim of this thesis is to simulate the mechanisms of a field-free point (FFP) MPI and to reconstruct a 1D image based on the acquired simulated MPI data. This is done by making a 3-dimensional model of an MPI device based on parameters gathered via literature research and simulating MPI scans with tracers located in various points inside the field of view. The gathered data are then processed by two methods, the system matrix (SM)-based reconstruction and the X-Space reconstruction. The results of this research are that the 3D model can simulate the mechanisms of MPI properly, with an average error of 42.66% and a Structural Similarity Image Measure (SSIM) score of 0.346 using the SM-based reconstruction due to a very limited sample size and an inaccurate tracer model. However, the signals cannot be reconstructed using X-Space methods due to the low gradient of the FFP, despite the X-Space method being a very fast and accurate reconstruction method based on mathematical models, having a 2 mm resolution and an SSIM of 0.861. These findings conclude that despite being unable to use the X-Space reconstruction method, the 1-dimensional FFP MPI model can simulate the mechanics of MPI with enough accuracy to create an image using SM-based reconstruction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Davida
"Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) merupakan sistem terapi yang menggunakan tekanan negatif untuk membersihkan luka dari cairan eksudat serta bakteri yang mungkin masih ada di dalam bagian luka, serta juga meningkatkan aliran darah ke dalam bagian luka dan meningkatkan proliferasi sel untuk mempercepat pemulihan. Oleh karena itu, terapi ini berpotensi lebih efektif dalam membantu mengobati berbagai jenis luka, seperti luka ulkus yang disebabkan oleh diabetes daripada teknik konvensional. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk membuat rangkaian kontrol purwarupa alat NPWT menggunakan Arduino UNO sebagai mikrokontroler. Hal tersebut dilakukan dengan menulis kode dalam bahasa C++ pada software Arduino IDE yang kemudian di-upload ke dalam board Arduino UNO, yang kemudian dihubungkan kepada perangkat pendukung seperti push button, LCD, Motor driver L298N, pompa tekanan negatif, dan sensor MPXV4115VC6U. Pengujian purwarupa dilakukan dengan menyalakan alat selama 30 menit dalam tekanan negatif 85, 75, dan 125 mmHg. Hasil dari penelitian adalah purwarupa alat NPWT mampu menjalankan terapi selama 30 menit dan mencapai ketiga tekanan setting tersebut secara konsisten dengan error output tekanan negatif rata-rata 0,45% untuk mode continuous dan 0,96% untuk mode intermittent pada setting 85 mmHg, -0,22% untuk mode continuous dan -0,59% untuk mode intermittent pada setting 75 mmHg, serta -0,20% untuk mode continuous dan -1,50% untuk mode intermittent pada setting 125 mmHg. Pengujian menggunakan alat wound phantom dengan tekanan 85 mmHg memperlihatkan error output tekanan negatif rata-rata -0,56% untuk mode continuous dan -0,20% untuk mode intermittent. Melalui sensor MPXV4115VC6U, alat juga mampu mendeteksi tekanan dengan akurasi 99,46%, dan fungsi timer yang menggunakan internal clock mikrokontroler mampu menjalani terapi tepat waktu dengan deviasi rata-rata 0,05% dari setting waktu yang ditetapkan. Melalui penelitian ini, dibuktikan bahwa Arduino UNO mampu digunakan sebagai mikrokontroler untuk menjalankan alat NPWT dengan efektif.

Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) is a wound therapy system which utilizes negative pressure to clean wound areas from exudate and bacteria, as well as to increase blood flow in order to induce cell proliferation and accelerate healing. This therapy is potentially more effective at assisting the regeneration of wounds, such as diabetic ulcers, compared to other conventional methods. The purpose of this research is to create a control circuit for an NPWT prototype using Arduino UNO as its microcontroller. This is done by writing code into the Arduino IDE software and uploading it into the Arduino UNO board, which has been connected to various supporting components such as push buttons, LCD, Motor Driver L298N, a negative pressure pump, and the pressure sensor MPXV4115VC6U. Testing of the prototype is done by turning the device on for 30 minutes with the negative pressure setting 85, 75, and 125 mmHg. Result of this test is that the NPWT prototype is capable of performing therapy with the aforementioned settings very well, with an average pressure error of 0.45% for the continuous mode and 0.96% for the intermittent mode at 85 mmHg, -0.22% for the continuous mode and -0.59% for the intermittent mode at 75 mmHg, as well as -0.20% for the continuous mode and -1.50% for the intermittent mode at 125 mmHg. Simulation by using a wound phantom resulted in the average pressure errors -0.56% for the continuous mode and -0.20% for the intermittent mode. Using the sensor MPXV4115VC6U, the prototype is able to detect pressure with an average of 99.46% accuracy, and the timer function, which uses the microcontrollers internal clock, is able to keep the timing of the therapy session with a 0.05% average deviation from the intended time setting. From these findings, it can be concluded that Arduino UNO is a microcontroller which is perfectly suitable to run an NPWT device effectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Davida
"Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) merupakan sistem terapi yang menggunakan tekanan negatif untuk membersihkan luka dari cairan eksudat serta bakteri yang mungkin masih ada di dalam bagian luka, serta juga meningkatkan aliran darah ke dalam bagian luka dan meningkatkan proliferasi sel untuk mempercepat pemulihan. Oleh karena itu, terapi ini berpotensi lebih efektif dalam membantu mengobati berbagai jenis luka, seperti luka ulkus yang disebabkan oleh diabetes daripada teknik konvensional. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk membuat rangkaian kontrol purwarupa alat NPWT menggunakan Arduino UNO sebagai mikrokontroler. Hal tersebut dilakukan dengan menulis kode dalam bahasa C++ pada software Arduino IDE yang kemudian di-upload ke dalam board Arduino UNO, yang kemudian dihubungkan kepada perangkat pendukung seperti push button, LCD, Motor driver L298N, pompa tekanan negatif, dan sensor MPXV4115VC6U. Pengujian purwarupa dilakukan dengan menyalakan alat selama 30 menit dalam tekanan negatif 85, 75, dan 125 mmHg. Hasil dari penelitian adalah purwarupa alat NPWT mampu menjalankan terapi selama 30 menit dan mencapai ketiga tekanan setting tersebut secara konsisten dengan error output tekanan negatif rata-rata 0,45% untuk mode continuous dan 0,96% untuk mode intermittent pada setting 85 mmHg, -0,22% untuk mode continuous dan -0,59% untuk mode intermittent pada setting 75 mmHg, serta -0,20% untuk mode continuous dan -1,50% untuk mode intermittent pada setting 125 mmHg. Pengujian menggunakan alat wound phantom dengan tekanan 85 mmHg memperlihatkan error output tekanan negatif rata-rata -0,56% untuk mode continuous dan -0,20% untuk mode intermittent. Melalui sensor MPXV4115VC6U, alat juga mampu mendeteksi tekanan dengan akurasi 99,46%, dan fungsi timer yang menggunakan internal clock mikrokontroler mampu menjalani terapi tepat waktu dengan deviasi rata-rata 0,05% dari setting waktu yang ditetapkan. Melalui penelitian ini, dibuktikan bahwa Arduino UNO mampu digunakan sebagai mikrokontroler untuk menjalankan alat NPWT dengan efektif.

Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) is a wound therapy system which utilizes negative pressure to clean wound areas from exudate and bacteria, as well as to increase blood flow in order to induce cell proliferation and accelerate healing. This therapy is potentially more effective at assisting the regeneration of wounds, such as diabetic ulcers, compared to other conventional methods. The purpose of this research is to create a control circuit for an NPWT prototype using Arduino UNO as its microcontroller. This is done by writing code into the Arduino IDE software and uploading it into the Arduino UNO board, which has been connected to various supporting components such as push buttons, LCD, Motor Driver L298N, a negative pressure pump, and the pressure sensor MPXV4115VC6U. Testing of the prototype is done by turning the device on for 30 minutes with the negative pressure setting 85, 75, and 125 mmHg. Result of this test is that the NPWT prototype is capable of performing therapy with the aforementioned settings very well, with an average pressure error of 0.45% for the continuous mode and 0.96% for the intermittent mode at 85 mmHg, -0.22% for the continuous mode and -0.59% for the intermittent mode at 75 mmHg, as well as -0.20% for the continuous mode and -1.50% for the intermittent mode at 125 mmHg. Simulation by using a wound phantom resulted in the average pressure errors -0.56% for the continuous mode and -0.20% for the intermittent mode. Using the sensor MPXV4115VC6U, the prototype is able to detect pressure with an average of 99.46% accuracy, and the timer function, which uses the microcontrollers internal clock, is able to keep the timing of the therapy session with a 0.05% average deviation from the intended time setting. From these findings, it can be concluded that Arduino UNO is a microcontroller which is perfectly suitable to run an NPWT device effectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library