Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Krishnadi Wicaksono
"Fenomena dimana Indeks Harga Saham Gabungan mengalami tingkat pengembalian yang sangat berbeda yaitu sangat tinggi apabila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya beberapa kali terjadi di Bursa Efek Jakarta. Fenomena ini salah satunya terjadi pada hari-hari terakhir bulan Desember sampai dengan minggu-minggu pertama bulan Januari. Kejadian atau fenomena inilah yang dikenal dengan "January effect". Fenomena ini tidak hanya terjadi di pasar yang belum efisien seperti di Indonesia, namun juga terjadi di negara-negara lain yang memiliki bursa saham bahkan untuk pasar di Amerika yang sudah sangat efisien.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai January effect telah menunjukkan adanya suatu anomaii pasar pada bulan Januari yang berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya dimana terjadi kenaikkan harga-harga saham yang meningkatkan return yang lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai sebab terjadinya fenomena January Effect ini, antara lain adalah teori ketersediaan infonnasi; teori tax-loss selling; teori perilaku investor.
Dalam penelitian ini akan dicari hubungan antara return pasar bulan Januari sebagai variabel terikat dengan return bulan Desember dan beberapa variabel makro sebagai variabel bebas (analisis regresi berganda). Variabel-variabel lain tersebut antara lain Inflasi, SBI, Kurs dan PDB. Pencarian hubungan dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan software E-Views versi 4.1.
Karya Akhir ini memiliki tujuan utama untuk (1) melihat return pasar melalui indikator IHSG pada bulan Januari dari periode I989-2006 di Bursa Efek Jakarta; (2) mengetahui sejauh mana pengaruh variabel-variabel lain terhadap January effect yang terjadi pada Bursa Efek Jakarta dengan melihat besarnya return pasar pada Bursa Efek Jakarta; (3) menghasilkan bahan pertimbangan bagi investor dalam mengatur strategi berinvestasi menghadapi fenomena January effect tersebut.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dengan periode observasi sepanjang tahun Januari I989 hingga Januari 2006 menggunakan metode analisis regresi berganda. Variabel bebas dalam regresi ini adalah return pasar bulan Desember, variabel makro (Inflasi, SBI, Kurs dan PDB), sedangkan return pasar bulan Januari berlaku sebagai variabeI terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Menurut literatur, sebelum dilakukan penyusunan model, data hares memenuhi beberapa asumsi dan tidak memiliki masalah tertentu. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam suatu model regresi berganda. Asumsi yang harus dipenuhi atau masalah data yang harus diatasi meliputi norrnalitas, autokorelasi dan multikolinicritas.
Analisis regresi berganda dilakukan dengan melalui tujuh permodelan yaitu: (1) Regresi return bulan Desemberterhadap return pasar bulan Januari; (2) Regresi Inflasi terhadap return pasar bulan Januari; (3) Regresi SBI terhadap return pasar bulan Januari; (4) Regresi kurs terhadap return pasar bulan Januari; (5) Regresi PDB terhadap return pasar bulan Januari; (6) Regresi variabel Makro (Inflasi, SBI, Kurs dan PUB) terhadap return pasar bulan Januari; (7) Regresi return bulan Desember, Inflasi, SBI, Kurs dan PDB terhadap return pasar bulan Januari.
Hasil analisis menunjukan bahwa sebagian besar variabel-variabel lainnya yang merupakan variabel bebas yaitu return Desember, Inflasi, SBI dan PDB yang diujikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan return pasar bulan Januari. Hanya variabel Kurs yang memiliki mempengaruhi perubahan return pasar bulan Januari. Sehingga ketika semua variabel-variabeI bebas tersebut diregresi bersamaan terhadap return pasar bulan Januari maka dari basil multi regresi dengan menggunakan software E-Views 4.1 didapat hasil yang tidak signifikan terhadap perubahan return pasar bulan Januari.

For several times, Jakarta Stock Exchange has been undergoing unusual phenomenon in which Composite Index giving return that was so high in certain month compared to other months. This so-called January effect, named after its occurrence on the last days of December up to the first weeks of January, occurred not only in inefficient market as in Indonesia, but can also be found in other counties where the market is efficient such as United States' market.
Previous studies on January effect had shown market anomaly in January, which was different from the preceding months, that stock price increase had provided higher return than it did in other months of the year. There are several theories explaining the grounds of the January effect phenomenon, such as information availability theory, tax-loss selling theory and investor behavior theory.
This study will seek the relationship of market return in January as dependent variable to market return in December and several macroeconomic variables as dependent variables (multi-regression analysis). The macroeconomic variables are inflation, SBI, exchange rate and GDP. Correlation calculation was done through Ordinary Least Square (OLS) using E-Views software version 4.1.
The purpose of this thesis are to (1) observe market return through JSX index in January 1989-2006; (2) acknowledge the effect of macro-economic variables to January effect in JSX by measuring high return in the market; (3) provide opinion to investor in setting investment strategy when facing the January effect phenomenon.
The study conducted is an empirical study with observation period between January 1989 to January 2006 using multi-regression method. Included in independent variables are market return in December and macro-economic variables (inflation, SBI, exchange rate and GDP), whereas market return in January will be treated as dependent variable that will be defined by the independent variables. According to literature, before a model is being set up, data must fulfill several assumptions and free of certain issue. In the study, assumptions that must be fulfilled in a multi-regression model were tested. The assumptions or data to be covered included normality, autocorrelation and multicolinearity.
Multi-regression analysis conducted through seven modeling, which were: (1) regression of market return in December to market return in January; (2) regression of inflation rate to market return in January; (3) regression of SBI rate to market return in January; (4) regression of exchange rate to market return in January; (5) regression of GDP to market return in January; (6) regression of macro-economic variables (inflation, SBI exchange rate and GDP) to market return in January; (7) regression of market return in December, inflation, SBI, exchange rate and GDP to market return in January.
Analysis result showed that most tested independent variables, market return in December, inflation, SBI and GDP, had no significant effect on the adjustment of market return in January. Only exchange rate variable that had impact in market return in January. Therefore, when all independent variables were regressed altogether to market return in January, multi-regression result using E-views 4.1 software showed no significant correlation to adjustment market return in January."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Krishnadi Wicaksono
"Kebutuhan hidup manusia semakin lama semakin berkembang dan semakin kompleks. Salah satu kebutuhan yang semakin berkembang itu adalah kebutuhan akan bangunan prasarana sipil. Bangunan prasarana sipil tersebut tidak hanya dibutuhkan di kota-kota besar, namun juga sampai ke daerah-daerah pelosok. Bangunan-bangunan prasarana sipil tersebut sebagian besar menggunakan konstruksi beton bertulang. Tulangan beton digunakan dalam konstruksi beton bertulang sebagai perkuatan beton. Namun tulangan beton sangat rentan terhadap pengaruh unsur kimia yang dapat menyebabkan korosi sehingga mengurangi kekuatan struktur beton bertulang. Korosi pada tulangan beton terjadi akibat adanya unsur kimia di lingkungan yang bersifat asam dengan kadar pH yang rendah. Unsur-unsur kimia yang mempunyai sifat korosif tersebut diantaranya adalah SO42, Cl-, NO2-. Derajat kerusakan dari tulangan beton terhadap proses korosi ditentukan dengan satuan mpy dan mm/year. Semakin tinggi derajat kerusakan maka nilai laku korosi tersebut akan semakin besar. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, pada umumnya menyelidiki korosi tulangan beton pada senyawa yang mengandung unsur kimia yang mengandung unsur korosi seperti air yang tercemar, air rawa dan lain sebagainya. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa tulangan yang berada di dalam air rawa memiliki laju korosi yang cukup besar. Oleh sebab itu untuk mengetahui besarnyapengaruh unsur-unsur kimia SO42, Cl-, NO2- terhadap tulangan beton, akan dilakukan penelitian menggunakan masing-masing unsur tersebut dengan tingkat perbandingan tertentu yang ditambahkan ke dalam air rawa tercemar. Korosi merupakan kerusakan suatu material sebagai akibat material tersebut bereaksi secara kimia dengan lingkungannya yang tidak mendukung. Proses korosi yang terjadi pada material yang terbuat dari logam disebabkan karena adanya proses pelepasan electron pada logam (anoda) menuju logam lain (katoda). Proses tersebut terjadi apabila ada zat yang bersifat sebagai elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar listrik. Dalam menentukan suatu derajat kerusakan dari suatu proses korosi terhadap suatu material maka digunakan satuan mpy dan mm/year. Tahap-tahap dalam melakukan penelitian ini dimulai dengan mengambil sampel air rawa yang relatif belum tercemar yaitu air rawa Cengkareng. Sampel air rawa kemudian diperiksa kualitas airnya dan dibandingkan dengan kualitas air tanah di Depok. Baja tulangan yang diteliti adalah ST37 dan ST60 dan cara pengukuran laju korosinya digunakan cara Immersion dengan air rendaman berupa air rawa yang telah ditambah unsur-unsur korosif dan air bersih (air tanah Depok) sebagai kontrol. Untuk tulangan berlapis beton hanya digunakan studi literatur. Dari hasil uji Immersion didapatkan angka laju korosi di dalam air rawa Cengkareng murni untuk ST37 : 5,098 mpy; ST60 : 5,047 mpy (dinaikturunkan) 14,467 mpy. Sedangkan angka laju korosi air tanah Depok untuk ST37 : 6,235 mpy; ST60 : 5,437 mpy; ST37 (dinaikturunkan) : 6,395 mpy. Rata-rata laju korosi baha tulangan mutu ST37 dan rata-rata laju korosi tulangan mutu ST60 dalam medium rendaman air rawa murni (kondisi dinaikturunkan maupun tidak), air tanah (kondisi dinaikturunkan maupun tidak) dan di dalam air rawa yang telah ditambahkan dengan unsur korosif (kondisi tidak dinaikturunkan) berada di dalam rentang 5 - 20 mpy, pada kategori baik (good)[Fontana, 1986, halaman 172], sedangkan untuk perendaman di dalam medium air rawa yang telah ditambahkan dengan unsur-unsur korosif dengan kondisi dinaikturunkan berada di dalam rentang 20 - 50 mpy, pada kategori sedang (fair) [Fontana, 1986, halaman 172]. Unsur-unsur dominan yang mempengaruhi laju korosi secara berurutan adalah unsur klorida (CL-) unsur sulfat (SO42-) dan unsur nitrat (NO2-). Selain itu factor yang mempengaruhi laju korosi berdasarkan uji Immersion ini adalah semakin rendah mutu tulangan angka laju korosi akan semakin tinggi, semakin tinggi konsentrasi unsur-unsur korosif di dalam air rawa yang ditandai dengan semakin rendahnya angka pH maka angka laju korosinya akan semakin tinggi dan seringnya material logam kontrk dengan oksigen (O2) akan mempercepat reaksi reaksi sehingga akan meningkatkan angka laju korosi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mutu tulangan, konsentrasi unsur-unsur korosif, angka pH, kontak dengan oksigen akan mempengaruhi tinggi rendahnya angka laku korosi. Selain itu semakin baik mutu dan tebal selimut beton akan semakin terlindung dari korosi. Karena akan memberikan perlindungan pada baja tulangan berupa struktur pori-pori beton yang lebih rapat sehingga akan mempersulit bagi air rawa yang mengandung zat-zat korosif untuk masuk mencapai lapisan tulangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library