Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Andreas Maurenis Putra
"Dewasa ini, manusia selalu dihadapkan pada kompleksitas situasi dunia yang akut. Situasi ini tidak lain adalah krisis lingkungan hidup yang makin buruk. Situasi darurat ini tidak terlepas dari ego antroposentris yang makin diagungkan. Anggapan yang menghilangkan nilai intrinsik pada ekosistem lain dan cara hidup yang salah membawa renggangnya relasi antara manusia dengan realitas di sekitarnya. Konteks Interdepedensi antara seluruh eksosistem mengalami degradasi loantaran sikap hidup yang keliru dari manusia. Hilangnya relasi itu membawa aneka ragam kerusakan lingkungan yang simpulnya kehancuran eksistensi manusia sendiri. kemiskinan, kelaparan, perang, pemanasan global, banjir dan kekeringan merupakan segelintir fenomena kritis alam. Atas fenomena-fenomena alam yang makin darurat ini, tesis ini ditulis sebagai refleksi kritis bagi manusia untuk kembgali menelaah hakikatnya sebagai makhluk religius, sosial, dan ekologis serta mengajukan tindak lanjut nyata yang mesti dilakukan untuk merekonstruksi kembali relasi (rekonsiliasi) dengan alam, dengan lingkungan di sekitarnya dan terutama rekonsiliasi dengan hidupnya sendiri melalui metanoia ekologis dan gaya hidup baru. "
Jakarta: Reformed Center for Religion and Masyarakat (RCRS), 2018
200 SODE
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Andreas Maurenis Putra
"
ABSTRAKMengonsumsi barang demi kebutuhan hidup merupakan hal yang wajar. Namun mengonsumsi yang melewati batas sampai pada tahap pemborosan mesti dihindari. Dilema akan kebutuhan manusia dewasa ini menghadirkan fenomena baru dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup. Fenomena ini tidak lain adalah -dikenal luas oleh masyarakat- konsumerisme. Prosesnya ialah menggunakan barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Lantas, fenomena ini (konsumerisme) terus menerus menjadi salah satu tema sentral dalam era globalisasi ini. Sayangnya, kedashyatan pengaruh ideologi ini melengserkan nilai-nilai fundamental yang ada di dalam setiap individu. Konsumerisme mengilangkan kebermaknaan esensi dasariah yang ada dalam diri manusia. Manusia yang seharusnya ingat akan hakikat dirinya sebagai mahkluk sosial yang selalu terkoneksi satu dengan yang lain dalam kosmos, kini perlahan-lahan kehilangan makna itu. Dengan adanya pola pikir dan pola hidup konsumtif manusia seakan dipenjara dan teralienasi. Kualitas hidup bukan lagi diukur berdasar nilai kebermaknaannya untuk sesama dan alam sekitar namun diukur berdasar materi. Konsekuensi ini menjadi krisis fundamental yakni degradasi manusia yang hakiki."
Jakarta: Reformed Center for Religion and Society (RCRS), Pusat Pengkajian Reformed bagi Agama dan Masyarakat, 2018
200 SODE 5:1 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library