Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andika Chaktiaji Zulfiqar
"Indeks Massa Tubuh(IMT) yang tinggi berkaitan dengan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Riskesdas 2010 mengungkapkan meningkatnya angka kejadian IMT tinggi di Indonesia. Selain itu IMT yang tinggi memicu terjadinya atau merupakan akibat pola hidup tidak aktif yang dapat memicu rendahnya tingkat kebugaran. Peneliti menduga hal ini juga terjadi pada mahasiswa kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT dengan tingkat kebugaran. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional mahasiswa fakultas kedokteran angkatan 2011 yang mengikuti praktikum uji kebugaran kardiovaskuler. Data didapatkan dari hasil praktikum Harvard Step Test mahasiswa di fakultas kedokteran pada bulan Juni 2013 dan didapatkan jumlah sampel 56. Data dianalisis menggunakan program SPSS 16 dan dilakukan uji deskriptif cross tabulation dan uji Kolmogorov-Smirnov. Rerata IMT mahasiswa kedokteran pada penelitian ini 22.91 ± 3.11. Tingkat kebugaran yang paling banyak dimiliki mahasiswa kedokteran ialah poor (77%). Dengan 14 diantaranya memiliki IMT>25 (overweight/obesitas). Tidak didapat Mahasiswa dengan IMT>25 yang memiliki tingkat kebugaran average ataupun excellent. Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara IMT dengan tingkat kebugaran (p>0,05). Dapat disimpulkan pada penelitian ini tidak terdapat hubungan antara IMT dengan tingkat kebugaran pada mahasiswa fakultas kedokteran.

Body Mass Index (BMI) is related with risk factors of cardiovascular diseases. Research of Basic Health 2010 (RISKESDAS 2010), done by Ministry of Healt Indonesia, reported an increase in BMI in Indonesia. High BMI also correlate with increasing sedentary lifestyle which causes low fitness level. It is suspected that the same problem is happening in medical students. The purpose of this research is to determine the correlation between BMI and fitness level. This study is a cross sectional study done in June 2013 of 56 batch 2011 medical students who underwent Harvard Step Test cardiovascular fitness practical assignment. Data was analyzed using SPSS Ver. 16 and a cross tabulation descriptive test and Kolmogorov-Smirnov test was done. The mean BMI found was 22.91 ± 3.11. The fitness level most found in medical students is poor (77%) with 14 of them having BMI>25 (overweight/obese). There was no students with BMI>25 that has fitness level of average and excellent. Based on Kolmogorov-Smirnov test it can be concluded that there is no correlation between BMI and fitness level (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Chaktiaji Zulfiqar
"ABSTRAK
Vans sebagai merek internasional sudah digandrungi anak muda di Indonesia, khususnya di Kota Bekasi, hingga menginspirasi beberapa dari mereka untuk mendirikan sebuah komunitas pecinta merek tersebut. Mereka membeli dan memakai sneakers Vans untuk mencapai kepuasan pribadi dan memenuhi hasrat mereka. Anggota Vanshead Bekasi menunjukkan koleksi sneakers Vans yang mereka punyai, baik ketika diadakannya pertemuan ataupun lewat media sosial yang mereka kelola. Tidak hanya asal membeli produk tersebut, sebuah sneakers Vans mempunyai makna bagi mereka. Sneakers Vans yang mereka memiliki makna yang berbeda terkait perjuangan yang mereka lalui dalam proses membelinya hingga mendapatkannya. Hal tersebut menyebabkan sneakers Vans bagi mereka bukan hanya sebuah alas kaki tapi lebih dari itu, ada makna khusus untuk sebuah sneakers Vans.

ABSTRACT
Vans as an International brand has been loved by young people in Indonesia, especially in Bekasi City, it has even inspired some of them to establish a community that consist of some young people who love the product. They vie to buy and wear Vans? sneakers for a personal satisfaction and to meet their desires. Bekasi?s Vanshead members exhibit their Vans? sneakers, either in meetings or the social media they manage. Not only the origin of the product purchased, Vans sneakers have meaning for them. Vans? sneakers have different meanings related to the struggles they went through in the process of buying and getting it. Thus, Vans? sneakers to them are not only footwear but more than that, have a special meanings for a Vans? sneakers.;"
2016
S64101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Chaktiaji Zulfiqar
"Latar belakang: Defek septum atrium sekundum (DSAS) merupakan penyakit jantung bawaan dengan prevalensi tertinggi di dunia. DSAS yang berkembang menyebabkan hipertensi arteri pulmoner (HAP) mengakibatkan peningkatan beban ventrikel kanan sehingga mencetuskan respon adaptif dan maladaptif menyebabkan terjadinya fibrosis. Baku emas pemeriksaan fibrosis dilakukan dengan biopsi endomiokardium secara invasif (BEM). Fibrosis yang mengisi jaringan interstisial di miokardium akan menyebabkan penurunan fungsi miokardium. Pemeriksaan ekokardiografi strain memiliki kemampuan yang baik dalam menilai fungsi ventrikel secara keseluruhan. Sampai saat ini belum ada penelitian yang berfokus menilai evaluasi BEM dibandingkan dengan ekokardiografi strain dalam menilai fibrosis ventrikel kanan pada kelompok penyakit jantung bawaan khususnya DSAS dengan HAP.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mencari korelasi antara nilai longitudinal strain ventrikel kanan pada pemeriksaan ekokardiografi 2 dimensi speckle tracking (E2DST) dengan BEM ventrikel kanan sebagai penanda fibrosis ventrikel kanan pada pasien DSAS dengan HAP.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain studi potong lintang pada pasien DSAS dengan HAP berusia ≥ 18 tahun yang menjalani kateterisasi jantung kanan dan kemudian dilakukan pemeriksaan biopsi endomiokardium dan pemeriksaan E2DST untuk menilai fibrosis ventrikel kanan.
Hasil: Studi ini melibatkan total 19 pasien DSAS yang menjalani kateterisasi jantung kanan, pemeriksaan BEM, dan E2DST ventrikel kanan. Rerata usia populasi ini adalah 36 ± 13 tahun dan mayoritas berjenis kelamin peremuan (89,5%). Longitudinal strain ventrikel kanan memiliki korelasi yang kuat (r=0,773, p<0,001) pada free wall longitudinal strain (FWLS) terhadap fibrosis dan memiliki korelasi sedang (r=0,667, p=0,002) pada global longitudinal strain (GLS) terhadap fibrosis. Analisa multivariat mendapatkan FWLS merupakan faktor prediktor derajat fibrosis secara independen (p<0,001; IK -2,010 – -0,821).
Kesimpulan: Pada pasien DSAS dengan HAP, parameter ekokardiografi FWLS ventrikel kanan berkorelasi kuat dan parameter ekokardiografi GLS ventrikel kanan berkorelasi sedang dengan persentase fibrosis berdasarkan biopsi endomiokardium. FWLS ventrikel kanan merupakan faktor prediktor independen dalam menilai derajat fibrosis.

Background: Secundum atrial septal defect (ASD) is the most common congenital heart defect in the world. Secundum ASD with concominant pulmonary arterial hypertension (PAH) will increase the workload of right ventricle (RV) thus inducing adaptive and maladaptive response that would result in fibrosis. Gold standard for fibrosis evaluation is through endomyocardial biopsy (EMB) invasively and noninvasively by cardiac magnetic resonance imaging (CMRI). Fibrosis of the RV will reduce the function of the myocardium affected. Strain echocardiography (STE) is a great tool for evaluating the ventricle function. There is lack of data reviewing relationship of EMB compared to STE assessing RV fibrosis in congenital heart disease, particularly in secundum ASD-PAH. Objective: This study aims to find correlation between longitudinal strain of RV in 2- dimension speckle tracking echocardiography (2DSTE) and EMB of the RV as markers of RV fibrosis in patients with secundum ASD-PAH.
Methods: This is an analytical observational study with cross-sectional design in patients with secundum ASD-PAH aged >18 years who underwent right heart catheterization, followed by EMB and 2DSTE of the RV to assess RV fibrosis.
Results: A total of 19 patients with secundum ASD-PAH who underwent RHC, EMB and 2DSTE are involved in this study. Mean age of the population was 36 ± 13 and majority was female (89,5%). Free wall longitudinal strain (FWLS) RV showed strong correlation (r=0,773, p<0,001) and global longitudinal strain (GLS) showed intermediate correlation (r=0,667, p=0,002) with fibrosis evaluated by histopathological analysis from EMB. Multivariate analysis showed that FWLS as an independent predictor of RV fibrosis (p<0,001; CI -2,010 – -0,821).
Conclusion: In patients with ASD-PAH, 2DSTE FWLS RV showed strong correlation and GLS RV showed intermediate correlation with RV fibrosis based on EMB. FWLS RV is an independent predictor in evaluating RV fibrosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library